Nilai Keunikan Uniqueness Lanskap Sejarah Kawasan Empang

arsitektur masa lalu dengan bangunan kuno yang berumur lebih dari 50 tahun jumlahnya sedikit. Sementara pola sirkulasi pada zona III dilengkapi oleh jaringan jalan yang mengalami penambahan ruas namun penambahan ruas jalan tersebut masih mempertahankan karakteristik jalan pada masa lalu.

4.3.2 Nilai Keunikan Uniqueness Lanskap Sejarah Kawasan Empang

Menurut Harris dan Dines 1988, terdapat beberapa kriteria penilaian yang digunakan sebagai tolak ukur dalam menentukan tingkat keunikan lanskap sejarah. Kriteria yang digunakan dalam penilaian keunikan lanskap sejarah kawasan Empang yaitu asosiasi kesejarahan, integritas, keragaman yang berbeda dari kebiasaan, dan kualitas estetik Tabel 4. Dengan menggunakan kriteria tersebut dapat diketahui tingkat keunikan dari setiap zona yang terdapat di kawasan Empang. Penilaian keunikan uniqueness lanskap sejarah kawasan Empang disajikan pada Tabel 13 dan secara spasial dapat dilihat pada Gambar 41. Tabel 13. Penilaian Keunikan Uniqueness Lanskap Sejarah Kawasan Empang Zona Kriteria Total Kategori Asosiasi Kesejarahan Integritas Keragaman Berbeda dari Kebiasaan Kualitas Estetik Zona I. Pusat Pemerintahan 3 2 3 2 10 Sedang Zona II. Pemukiman Arab 3 2 2 2 9 Sedang Zona III. Pemukiman Pribumi 2 1 1 2 6 Rendah Keterangan : Skor 4-7 = Keunikan Rendah, Skor 8-10 = Keunikan Sedang, Skor 11- 12 = Keunikan Tinggi. Berdasarkan hasil analisis penilaian tingkat keunikan lanskap sejarah di kawasan Empang, zona I pusat pemerintahan masuk dalam kategori tingkat keunikan sedang. Asosiasi kesejarahan yang terbentuk dalam zona I merupakan hubungan kesejarahan kuat yang tercermin melalui bukti sejarah dalam wujud fisik, seperti alun-alun, masjid, dan bangunan kuno, sehingga dapat menggambarkan struktur pemerintahan yang terjadi di masa lalu secara nyata. Gambar 41 Elemen lanskap sejarah yang terdapat dalam zona I berada di sekeliling alun-alun, namun Pasar Bogor terletak lebih ke arah utara terpisah dari alun-alun, sehingga integritas karakter lanskap sejarah yang terbentuk lemah. Keragaman yang berbeda dari kebiasaan dalam zona I dapat terlihat pada lanskap alun-alun dengan tatanan khas sebagai simbol sebuah pusat kota tradisional pada masa lalu. Elemen lanskap tersebut menjadi satu-satunya perwakilan tipe elemen bersejarah di Kota Bogor. Kualitas estetik dalam zona I masih dapat menunjukkan nilai estetika atau gaya arsitektur masa lalu yang unik pada elemen-elemen pembentuknya. Walaupun pada beberapa elemen seperti alun-alun, Masjid Agung Empang, dan bangunan bekas kediaman Bupati Kampung Baru terjadi penurunan kualitas estetik akibat adanya gangguan internal terkait pengelolaan bangunan dan gangguan eksternal dari lingkungan sekitarnya terkait pengelolaan PKL. Zona II pemukiman Arab masuk dalam kategori tingkat keunikan sedang. Asosiasi kesejarahan yang terbentuk dalam zona II merupakan hubungan kesejarahan kuat yang tercermin melalui bukti sejarah berupa masjid-masjid tua yang berada dalam lingkungannya, sehingga dapat menggambarkan sejarah perkembangan komunitas Arab pada masa lalu di Kota Bogor. Elemen lanskap sejarah yang terdapat dalam zona II tersebar dalam jumlah yang banyak sehingga membentuk integritas karakter lanskap sejarah yang lemah. Keragaman yang berbeda dari kebiasaan dalam zona II dapat terlihat dengan keberadaan Masjid Agung, Masjid At Taqwa, dan Masjid An Noer yang menjadi pusat pemukiman Arab di Empang. Elemen tersebut merupakan perwakilan tipe elemen bersejarah dari suatu tatanan lanskap pemukiman khas masyarakat Arab yang bermukim di Kota Bogor. Kualitas estetik dalam zona II masih dapat menunjukkan nilai estetika atau gaya arsitektur masa lalu yang unik pada elemen-elemen pembentuknya. Walaupun kualitas estetik pada elemen Masjid At Taqwa sudah pudar akibat renovasi bangunan masjid yang merubah total bangunan kuno menjadi bangunan bergaya modern. Zona III pemukiman pribumi masuk dalam kategori tingkat keunikan rendah. Asosiasi kesejarahan yang terbentuk dalam zona III merupakan hubungan kesejarahan lemah, karena elemen lanskap sejarah yang ada saat ini kurang bisa memberikan gambaran kehidupan masyarakat pribumi di kawasan Empang pada masa lalu secara lebih jelas. Elemen tersebut tersebar dalam jumlah yang sedikit sehingga membentuk integritas karekter lanskap sejarah yang lemah. Keragaman yang berbeda dari kebiasaan dapat terlihat dengan keberadaan bangunan- bangunan kuno bergaya tradisional maupun kolonial indische yang berfungsi sebagai rumah tinggal dalam pemukiman pribumi. Elemen lanskap tersebut menjadi contoh keragaman perwakilan tipe elemen bersejarah yang khas di Kota Bogor. Kualitas estetik dalam zona III masih dapat menunjukkan nilai estetika atau gaya arsitektur masa lalu yang unik pada elemen-elemen pembentuknya, seperti pada bangunan rumah tinggal di Jalan Sadane No. 71.

4.3.3 Hasil Analisis