tergantung pada standar tipe dan umur tapak. Skala penilaian dimulai dari kondisi yang sangat buruk sampai dengan kondisi yang sangat baik.
4. Konteks geografi
Konteks geografi dinilai berdasarkan lokal, regional, nasional, atau internasional dengan mengenali batasan-batasan wilayah administratif,
sehingga berhubungan dengan kebijakan administrasi yang sesuai Goodchild, 1990.
2.4 Pelestarian Kawasan Bersejarah
Pelestarian lanskap sejarah dapat didefinisikan sebagai usaha manusia untuk melindungi peninggalan atau sisa budaya dan sejarah terdahulu yang
bernilai dari berbagai perubahan negatif yang merusak keberadaanya atau nilai yang dimilikinya. Pelestarian suatu benda dan juga suatu kawasan yang bernilai
sejarah, pada hakekatnya bukan untuk melestarikannya tetapi terutama berperan sebagai alat untuk mengolah transformasi dan revitalisasi dari kawasan tersebut.
Upaya ini bertujuan pula untuk memberikan kualitas kehidupan masyarakat yang lebih baik berdasar kekuatan aset-aset budaya lama, melakukan program
pencangkokan program-program yang menarik, kreatif, dan berkelanjutan, serta merencanakan program partisipasi dengan memperhitungkan estimasi ekonomi
Nurisjah dan Pramukanto, 2001. Pelestarian lanskap sejarah dapat memberikan suatu kaitan simbolis antara
peristiwa-peristiwa terdahulu dengan peristiwa-peristiwa yang ada sekarang dalam kehidupan kita Attoe, 1988. Secara spesifik, pelestarian yang dilakukan pada
lanskap sejarah adalah suatu usaha untuk melindungi nilai-nilai warisan heritage values atau peninggalan budaya dan sejarah masa lampau terhadap berbagai
perubahan, dampak negatif atau segala sasuatu yang membahayakan keberadaan dan kelestariannya dalam suatu area dan lingkungan tertentu Nurisjah dan
Pramukanto, 2001. Menurut Attoe 1988 motif pelestarian suatu lanskap yang terkait dengan
aspek budaya dan sejarah adalah untuk : 1.
Melindungi warisan budayasejarah yang memiliki karakter spesifik dari suatu kawasan
Apabila suatu lanskap yang memiliki nilai budayasejarah dari masa lalu tidak dilindungi dengan peraturan atau kebijakan, maka proses perubahan secara
alamiah akan merubahnya atau bahkan bisa melenyapkannya. Sisa-sisa masa lalu dipandang memiliki nilai didaktif atau mengandung unsur pembelajaran
bagi masyarakat. 2.
Menjamin variasi dalam bangunan perkotaan Motif pelestarian untuk menjamin variasi berkaitan dengan dua aspek, yaitu
esteika dan strategis. Melestarikan peninggalan masa lalu dalam suatu kawasan tertentu yang relatif modern dapat memberikan kesan visual dan
sosial yang berbeda, sehingga suasana kota yang tercipta terhindar dari kesan monoton. Secara politis dan ekonomis, variasi dalam suatu kawasan
diperlukan untuk mengakomodasi berbagai aspirasi dan kebutuhan dari berbagai kelompok sosial dalam kota tersebut.
3. Motivasi ekonomi
Peninggalan budaya dan sejarah memiliki nilai yang tinggi apabila dipelihara dengan baik, terutama dapat mendukung perekonomian kotadaerah bila
dikembangkan sebagai kawasan tujuan wisata. Hal ini tergantung pada faktor- faktor lain yang terjadi di sekitar kawasan, rencana kota jangka panjang, dan
dukungan untuk upaya pelestarian dalam suatu daerah. 4.
Memberikan makna simbolis Objek atau lanskap peninggalan masa lalu merupakan manifestasi fisik dari
identitas suatu kelompok masyarakat tertentu. Motif simbolis untuk pelestarian berkaitan dengan suatu pandangan bahwa menghancurkan objek
atau lanskap tersebut hampir sama dengan menghancurkan kelompok yang bersangkutan.
Kawasan bersejarah merupakan elemen positif yang menunjukkan kualitas dari suatu kota. Perencanaan kota yang kurang tepat, seperti mengganti karakter
suatu kawasan bersejarah menjadi kawasan komersil atau pemukiman dapat mengakibatkan penurunan kualitas suatu lanskap bersejarah. Oleh karena itu,
diperlukan suatu usaha untuk melestarikan kembali dalam menunjang program pembangunan kota Attoe, 1988. Attoe 1988 juga menyatakan bahwa
perlindungan benda bersejarah merupakan bagian penting dari perencanaan kota. Perlindungan ini dapat meliputi penggunaan kembali yang bersifat adaptif,
rehabilitasi, dan pembangunan kembali kawasan kuno yang terletak di pusat kota.
Sedangkan menurut
Goodchild 1990
beberapa alasan
yang melatarbelakangi pelestarikan suatu lanskap bersejarah adalah :
1. Lanskap bersejarah merupakan bagian yang penting dan integral dari warisan
budaya cultural heritage. Keberadaannya dapat mendefinisikan warisan alam sebagai suatu referensi atau landmark yang dapat dimengerti dan juga
bernilai penting. 2.
Lanskap bersejarah dapat menjadi bukti fisik dan arkeologi dari sejarah suatu warisan budaya.
3. Lanskap bersejarah memberi kontribusi untuk keberlanjutan pembangunan
kehidupan berbudaya, keberadaannya dapat dimanfaatkan sebagai obyek yang dapat dikunjungi dan dipelajari.
4. Lanskap bersejarah dapat memberikan suatu kenyamanan publik public
amenity, karena dapat menjadi tempat bersantai, rileks, rekreasi, serta dapat membangkitkan semangat dan menemukan inspirasi.
5. Lanskap bersejarah memiliki nilai ekonomis karena dapat memberikan
keuntungan serta mendorong kepariwisataan.
Goodchild 1990 menyimpulkan bahwa lanskap sejarah merupakan sebuah sumberdaya penting dan merupakan sesuatu yang esensial apabila dikelola
dengan cerdas dan dengan cara yang tepat, terutama pada kawasan yang mengalami pembangunan cepat.
2.5 Tindakan Pelestarian Kawasan Bersejarah