PT Jakarta Land Building and Construction Authority Green Mark

Gambar 11 Kondisi Tapak Kompleks Metropolitan Jakarta-Wisma Metropolitan 2 Gambar 12 Kondisi Tapak Kompleks Metropolitan Jakarta - Lapangan Parkir PT Sheils Flynn Asia sebagai salah satu perusahaan konsultan lanskap mendapat kepercayaan untuk mengatasi permasalahan lanskap yang ada di kawasan Kompleks Metropolitan Jakarta kode proyek A125. Selain itu PT Sheils Flynn Asia juga melakukan perancangan lanskap area bangunan World Trade Center 2 yang sedang dalam proses pembangunan kode proyek A126. Khusus dalam perancangan lanskap area World Trade Center 2 proyek A126, PT Jakarta Land sebagai klien dan pengembang mengajukan area World Trade Center 2 untuk mendapatkan sertifikat Building and Construction Authority BCA Green Mark, yaitu sertifikat khusus bagi bangunan yang ramah lingkungan. Dengan demikian dalam perancangan lanskapnya, PT Sheils Flynn Asia harus memperhatikan syarat-syarat tertentu yang harus dipenuhi agar tercapai kriteria lanskap yang ramah lingkungan.

5.2 PT Jakarta Land

PT Jakarta Land merupakan perusahaan patungan antara PT Central Cipta Murdaya dengan Hongkong Land Pte Ltd yang merupakan perusahaan properti asal Hongkong. PT Jakarta Land didirikan pada tahun 1973, perusahaan ini bergerak di bidang pengembangan properti di kawasan Central Bussines District CBD Jakarta. Perusahaan ini telah memiliki reputasi yang baik sebagai pengembang properti kawasan bisnis. Kompleks Metropolitan merupakan salah satu karya dari PT Jakarta Land. Selain itu saat ini PT Jakarta Land akan membangun kawasan bisnis lainnya yang bertempat di Kemayoran, salah satu kawasan Central Bussines District CBD lain di Jakarta.

5.3 Building and Construction Authority Green Mark

Building And Construction Authority Green Mark yang biasa disebut BCA Green Mark, merupakan sertifikat yang diberikan kepada bangunan yang memiliki nilai ramah lingkungan. Sertifikat ini dikeluarkan oleh otoritas lingkungan yang berlokasi di Singapura, yaitu Building and Construction Authority BCA pada tahun 2005. BCA Green Mark ialah sistem penilaian tingkat keramahlingkungan suatu area bangunan untuk mengevaluasi dampak dan kinerja bangunan tersebut bagi lingkungan. Pada awalnya, penilaian ini dibuat di Singapura untuk mengarahkan pembangunan Singapura ke arah pembangunan yang ramah lingkungan, termasuk di dalamnya keberlanjutan lingkungan serta peningkatan kesadaran lingkungan para pengembang properti. Sertifikat BCA Green Mark tidak hanya diberikan pada bangunan- bangunan di Singapura saja, akan tetapi juga berbagai bangunan yang terdapat di seluruh dunia setelah melalui serangkaian prosedur yang ketat. Dengan adanya sistem penilaian ini, selain memberikan pengaruh yang baik terhadap lingkungan juga memberikan dampak positif bagi pengembang yang memperoleh sertifikat BCA Green Mark untuk bisnis propertinya. Beberapa manfaat dari sistem penilaian BCA Green Mark diantaranya: 1. Memfasilitasi pengurangan biaya dalam penggunaan air, energi, dan lain-lain 2. Mengurangi dampak buruk terhadap lingkungan 3. Meningkatkan kualitas lingkungan, baik indoor maupun outdoor untuk meningkatkan kualitas kesehatan dan produktivitas kerja 4. Memberikan arahan untuk perbaikan yang berkelanjutan 5. Meningkatkan nilai strategis dan ekonomis bangunan Untuk mendapatkan sertifikat BCA Green Mark, pengembang properti harus melalui berbagai tahapan serta pemenuhan kriteria dan standar yang ditetapkan Building and Construction Authority. Langkah yang pertama dilakukan pengembang adalah pendaftaran dan pengajuan kepada Building and Construction Authority untuk melakukan serangkaian penilaian terhadap bangunan yang diajukan pengembang tersebut. Sertifikat BCA Green Mark dapat diberikan kepada bangunan yang telah selesai dibangun existing building maupun bangunan yang sedang akan dibangun new building. Untuk bangunan yang telah selesai dibangun, pengembang dituntut untuk dapat memenuhi pengelolaan area yang berkelanjutan, mengurangi dampak buruk yang dihasilkan dari bangunan terhadap lingkungan, dan memperhatikan kesehatan user selama bangunan tersebut berdiri. Sedangkan untuk bangunan yang sedang akan dibangun, pengembang dan tim desain dituntut untuk membuat suatu desain dan konstruksi yang ramah lingkungan, sistem bangunan yang berkelanjutan dengan mampu menerapkan penghematan energi, penghematan air, lingkungan yang sehat, serta penerapan area hijau yang lebih luas. Dalam hal ini PT Jakarta Land sebagai pengembang kawasan Kompleks Metropolitan, khususnya untuk area pembangunan gedung World Trade Center 2 membuat pengajuan permohonan sertifikat BCA Green Mark kepada BCA untuk ketegori bangunan baru, yaitu World Trade Center 2. Setelah melalui seleksi administrasi, maka BCA memberikan kriteria penilaian dan syarat-syarat tertentu dalam sertifikasi bangunan World Trade Center 2 yang harus dipenuhi oleh PT Jakarta Land. Setelah melakukan pertemuan dengan pihak BCA, PT Jakarta Land kemudian melakukan pertemuan dengan tim yang teribat dalam pembangunan proyek World Trade Center 2 untuk membahas kriteria dan syarat penilaian tersebut. Pihak yang telibat dalam proyek pembanguan World Trade Center 2, diantaranya: 1. Aedas Pte Ltd Konsultan arsitektur asal Singapura yang merancang bangunan World Trade Center 2. 2. PT Balfour Beatty Sakti Indonesia Perusahaan kontraktor hasil patungan antara PT Central Cipta Murdaya dan Balfour Beatty Limited asal Inggris. Perusahaan ini bertindak sebagai kontraktor utama yang membangun gedung World Trade Center 2 hasil rancangan Aedas Pte Ltd. 3. Meinhardt Meinhardt merupakan perusahaan konsultan perencanaan dan manajemen struktur berskala internasional. 4. WT Partnership Perusahaan konsultan manajemen proyek dan penasehat ahli dalam industri konstruksi dan properti. Perusahaan ini bertindak sebagai quantity surveyor QS. 5. PT Skemanusa Consultana Teknik Perusahaan konsultan yang bergerak di bidang mekanik mechanical, listrikelektrik electrical, dan saluran air plumbing. Perusahaan ini bertindak sebagai mechanical, electrical, and plumbing engineer MEP Engineer. 6. PT Sheils Flynn Asia Perusahaan konsultan arsitektur lanskap berskala internasional yang bertindak sebagai perancang lanskap ruang luar bangunan World Trade Center 2. BCA sendiri mengkategorikan bangunan yang akan disertifikasi ke dalam beberapa kategori, diantaranya bangunan sekolahpendidikan, residensial, dan non residensial untuk bangunan yang telah dibangun existing building, dan kategori bangunan sekolah pendidikan, residensial, dan non residensial untuk bangunan yang sedang akan dibangun new building. BCA menetapkan standar penilaian yang berbeda untuk masing-masing kategori bangunan tersebut sesuai dengan kebutuhannya. Bangunan World Trade Center 2 sendiri termasuk ke dalam kategori bangunan non residensial baru non residential new building. BCA sebagai otoritas yang mengeluarkan sertifikasi BCA Green Mark memberikan 5 kriteria penilaian utama, diantaranya: 1. Efisiensi energi 2. Efisiensi air 3. Proteksi lingkungan 4. Kualitas lingkungan ruang dalam indoor 5. Fitur ramah lingkungan lainnya Masing-masing kriteria penilaian tersebut diturunkan menjadi beberapa sub tersendiri. Kriteria tersebut memiliki skala penilaian yang berbeda-beda. Kontribusi dari PT Sheils Flynn Asia sebagai perancang lanskap area luar outdoor terdapat pada sub kategori sistem pengairan dan lanskap yang terdapat pada kategori efisiensi air dan sub kategori green provision yang terdapat pada kategori proteksi lingkungan. Untuk lebih jelasnya kategori penilaian BCA Green Mark dijelaskan pada Tabel 5. Tabel 5 Kriteria Penilaian Building and Construction Authority Green Mark Sumber: Building and Construction Authority Kategori Alokasi Poin Persyaratan Energi 1. Efisiensi Energi 1.1 Performa suhu bangunan 12 1.2 Sistem pendingin ruangan 30 1.3 Parameter suhu bangunan 35 1.4 Sirkulasi udara alami dan mekanis 20 1.5 Pencahayaan alami 6 1.6 Pencahayaan buatan 12 1.7 Sirkulasi udara lapangan parkir 4 1.8 Sirkulasi udara area publik 5 1.9 Lift dan eskalator 2 1.10 Praktek efisiensi energi 12 1.11 Pembaharuan energi 20 Subtotal Poin 116 Persyaratan Lainnya 2. Efisiensi Air 2.1 Perlengkapan efisiensi air 10 2.2 Pendeteksi penggunaan dan pembuangan air 2 2.3 Sistem irigasipengairan dan lanskap 3 2.4 Penggunaan air untuk pendingin bangunan 2

3. Proteksi Lingkungan

3.1 Konstruksi berkelanjutan 10 3.2 Produk berkelanjutan 8 3.2 Greenery provisionpenghijauan 8 3.3 Praktek manajemen lingkungan 7 3.4 Aksesibilitas transportasi publik 4 3.5 Pendingin 2 3.7 Manajemen air 3

4. Kualitas lingkungan ruang dalam outdoor

4.1 Tingkat kenyamanan suhu 1 4.2 Tingkat kebisingan 1 4.3 Polusi udara ruang dalam 2 4.4 Manajemen kualitas udara ruang dalam 2

5. Fitur ramah lingkungan lain

5.1 Inovasi dan fitur ramah lingkungan 7 Subtotal Poin 74 Total Maksimum poin 190 Penilaian sertifikasi BCA Green Mark terbagi ke dalam 2 kriteria utama, yaitu kriteria persyaratan energi dan persyaratan lainnya. Dalam persyaratan energi terdapat 1 kategori, yaitu efisiensi energi yang kemudian diturunkan kembali menjadi beberapa sub kategori. Persyaratan energi memberikan kontribusi penilaian yang cukup besar dengan poin minimal yang harus tercapai, yaitu 30 poin dari 116 poin maksimal yang tersedia. Persyaratan lainnya terdiri dari 4 kategori, yaitu efisiensi air, proteksi lingkungan, kualitas lingkungan ruang dalam indoor, dan fitur ramah lingkungan lainnya. Dari keempat kategori tersebut minimal poin yang harus diperoleh untuk suatu bangunan mendapatkan sertifikat BCA Green Mark, yaitu sebesar 20 poin dari 74 poin maksimal yang tersedia. Peran dari konsultan lanskap PT Sheils Flynn Asia sebagai perancang lanskap area luar bangunan terdapat pada sub kategori sistem irigasi dan lanskap pada kategori efisiensi air dan greenery provision pada kategori proteksi lingkungan warna hijau pada Tabel 5. Dengan demikian sebagai perancang lanskap, PT Sheils Flynn Asia berkontribusi 11 poin dari 2 sub kategori tersebut terhadap 20 poin minimal yang harus diperoleh untuk mendapat sertifikat BCA Green Mark. Penilaian dari sistem irigasi dan lanskap ialah ketersediaan suatu sistem yang baik yang mampu memanfaatkan air hujan recycled water atau ketersediaan air lainnya dan penggunaan tanaman dengan kebutuhan air yang minim untuk mengurangi konsumsi terhadap air. Penilaian dari sistem irigasi dan lanskap, diantaranya: 1. Tidak menggunakan air konsumsi dalam kebutuhan pengairan lanskap 1 poin 2. Penggunaan sistem efisiensi irigasi otomatis dengan sensor hujan 1 poin 3. Penggunaan tanaman yang toleran terhadap kekeringan yang membutuhkan sedikit pengairan 1 poin Sedangkan dalam kategori greenery provision, BCA menilai tingkat penghijauan tapak dengan menggunakan sistem Green Plot Ratio GnPR, restorasi tanaman, serta penggunaan pupuk. Penilaian dari kategori ini, diantaranya: 1. Penggunaan bahan kompos dari daur ulang limbah hortikultura sebagai pupuk 1 poin 2. Restorasi atau pemulihan pohon yang ada pada tapak dan mempertahankan atau merelokasi pohon eksisting pada tapak 1 poin 3. Green Plot Ratio GnPR yang menghitung tingkat penutupan tapak oleh tanaman yang ditentukan oleh Leaf Area Index LAI, dengan membagi kategori tanaman ke dalam 4 bagian, yaitu rumput, semak, palem, dan pohon. Rumus perhitungan Green Plot Ratio GnPR sebagai berikut: Green Area Total = Σ QTY x CA x Radius 2 x GAI GnPR = Green Area Total Luas Tapak Keterangan: QTY : Kuantitas jumlah tanaman CA : Canopy Area Rumput : - Semak : - Palem : 3,14 Pohon : 3,14 Radius : Jari-jari tajuk khusus palem dan pohon GAI : Green Area Index Rumput : 1 Semak : 3 Palem : 4 Pohon : 6 GnPR : Green Plot Ratio Alokasi poin GnPR terdapat pada Tabel 6. Tabel 6 Alokasi Poin Green Plot Ratio GnPR Sumber: Building and Construction Authority GnPR Alokasi Poin 0,5 - 1,0 1 1,0 - 1,5 2 1,5 - 3,0 3 3,0 - 3,5 4 3,5 - 4,0 5 ≥ 4,0 6

5.4 Proses Perancangan