Tambak yang digunakan berukuran 600 m
2
, sebelum tambak digunakan tambak dibersihkan dari lumut dan hewan pengganggu. Air tambak tidak perlu
dilakukan pemupukan, hal ini dikarenakan tambak yang digunakan untuk penelitian sebelumnya telah digunakan untuk budidaya bandeng sehingga
diharapkan tambak yang digunakan masih memiliki cukup zat hara untuk budidaya rumput laut. Substrat tambak terdiri dari pasir dan sedikit lumpur.
Rakit yang digunakan yaitu sebanyak 52 rakit, luas dari masing-masing rakit yaitu 3x3 m
2
dengan 10 tali nilon yang direntangkan dengan jarak antar ikatan nilon 30 cm. Setiap tali diikatkan bibit sebanyak 10 ikat bibit dengan jarak
antar bibit 30 cm, jumlah ikatan per rakit sebanyak 100 ikat bibit. Rakit diikatkan pada tiang pancang, namun masih memungkinkan rakit tersebut mengikuti
tingginya air. Metode tanam yang digunakan adalah metode rakit apung dan metode
rakit dasar, bobot bibit yang ditanam sebanyak 50, 75 dan 100 gram tiap titik tanam. Lokasi budidaya dilakukan di perairan tambak. Pemanenan dilakukan
setelah masa pemeliharaan 45, 60, 75 dan 90 hari. Setiap 5 hari kondisi tanaman dan perairan tambak dipantau, dibersihkan dari sampah dan biota pengganggu.
Parameter perairan yang diukur yaitu suhu air tambak menggunakan termometer, pengukuran pH menggunakan kertas indikator pH, salinitas menggunakan hand
refractometer, kecerahan menggunakan secchidisc, kedalaman perairan menggunakan tali dan meteran. Pengukuran kadar nitrat dan fosfat menggunakan
spektrofotometer. Rumput laut dipanen sesuai dengan perlakuan umur panen, dan ditimbang
untuk mengetahui bobot basahnya. Setelah dipanen rumput laut dicuci dengan menggunakan air tawar, untuk menghilangkan kotoran menempel. Rumput laut
kemudian dimasukkan ke dalam karung untuk selanjutnya dibawa ke tempat penjemuran. Rumput laut dijemur di atas para-para selama 2-3 hari. Selama
proses penjemuran, rumput laut tetap dijaga terhindar dari embun dan air hujan.
3.3.2 Ekstraksi agar
Pada penelitian tahap ekstraksi agar menggunakan rumput laut hasil budidaya dengan metode penanaman sistem apung A1 dan sistem dasar A2,
bobot bibit 50 g B1, 75 g B2 dan 100 g B3, dan umur panen 45 hari C1, 60 hari C2, 75 hari C3, 90 hari C4. Proses ekstraksi agar menggunakan metode
Yunizal 2002, rumput laut kering direndam dengan air tawar selama 24 jam. Ekstraksi dilakukan dengan perebusan menggunakan air dan CH
3
COOH 1 pada suhu 80-90
o
C dengan perbandingan rumput laut kering 1:10 selama 2 jam, kemudian dilakukan penyaringan. Penjendalan dilakukan dengan mendiamkan
filtrat hasil penyaringan selama 24 jam, kemudian dipotong-potong setebal ± 1 cm. Pengepresan dilakukan dengan cara lembaran agar yang telah dipotong
dibungkus dengan kain dan ditumpuk untuk dipres menggunakan alat pres. Setelah dipres selama 24 jam kemudian dijemur 2-3 hari hingga membentuk
lembaran tipis. Kemudian lembaran digiling danagar kering kemudian dibuat tepung. Diagram alir proses pembuatan tepung agar dapat dilihat pada Gambar 6.
Gambar 6. Proses pembuatan tepung agar Yunizal 2002
Gracilaria verrucosa Perendaman
Ekstraksi Penyaringan
Penjedalan Pemotongan
Pengepresan Penjemuran
Penggilingan Tepung agar
Semalaman
Suhu 80-90
o
C Air tawar 1:10
Penambahan CH
3
COOH Air tawar
3.4 Laju Pertumbuhan Gracilaria verrucosa
Laju pertumbuhan dianggap menguntungkan adalah di atas 3 pertambahan bobot per hari. Laju pertumbuhan dihitung berdasarkan model
eksponensial pertambahan bobot per hari DKP 2008, yaitu:
Keterangan: G = Laju pertumbuhan harian
Wt = Rata-rata bobot akhir g
Wo = Rata-rata bobot awal g
t = Waktu budidaya hari
3.5 Analisis Parameter Fisiko-Kimia
Rumput laut kering hasil budidaya sebelum diekstraksi menjadi tepung agar, terlebih dahulu dianalisis kadar air, kadar abu dan kadar abu tak larut asam.
Tepung agar yang dihasilkan masing-masing perlakuan kemudian dianalisis rendemen, kekuatan gel, viskositas, kadar air, kadar abu. Penentuan agar terbaik
dari masing-masing metode penanaman dipilih berdasarkan kelima parameter tersebut yang sesuai dengan standar mutu agar. Agar terbaik dari masing-masing
metode penanaman kemudian dilakukan analisis yang meliputi titik jendal, titik leleh, derajat putih, kadar sulfat, 3,6-anhidro-L-galaktosa, dan kandungan logam
berat.
a Rendemen Marine Colloid FMC Corp. 1978
Rendemen agar sebagai hasil ekstraksi dihitung berdasarkan rasio antara bobotagar yang dihasilkan dengan bobot rumput laut kering yang digunakan pada
masing-masing perlakuan. Nilai rendemen dihitung dengan rumus sebagai berikut:
100 x
g kering
laut rumput
berat g
kering agar
berat =
Rendemen
x10 1
Wo Wt
G
1t