Analisis Parameter Fisiko-Kimia METODOLOGI
                                                                                b  Kekuatan gel  Faridah et al. 2006
Larutan  agardisiapkan  dalam  konsentrasi  1,5  bv,  kemudian dipanaskan  selama  10  menit  sambil  diaduk.Larutan  panas  dimasukkan  ke  dalam
cetakan  yang  berdiameter  3  cm  dan  tinggi  4  cm.  Larutan  agar  dibiarkan membentuk  gel  selama  satu  malam.Pengukuran  dilakukan  dengan  menggunakan
Texture  Analyzer.  Alat  ini  menggunakan  probe  dengan  luas  0,9123  cm
2
. Sampel diletakkan  dibawah  probe  dan  dilakukan  penekanan  beban  97  g.  Tinggi  kurva
kemudian  diukur  menggunakan  jangka  sorong.  Perhitungan  kekuatan  gel  adalah sebagai berikut:
960 x
G dyne
= gcm
gel Kekuatan
Keterangan: F = tinggi kurva G = konstanta 0,07
D = kekutan gel gcm
c  Viskositas Faridah et al. 2006
Viskositas  adalah  pernyataan  tahanan  dari  suatu  cairan  untuk mengalir.Satuan dari viskositas adalah poise 1 poise = 100 cP. Viskositas diukur
dengan  viscometer  brookfield.  Makin  tinggi  viskositas  menandakan  makin besarnya  tahanan  cairan  yang  bersangkutan.    Larutan  agar  dengan  konsentrasi
1,5  dipanaskan  dalam  bak  air  mendidih  sambil  diaduk  secara  teratur  sampai suhu  mencapai  75
o
C  kemudian  nilai  viskositas  dapat  diketahui  dengan pembacaan  pada  skala  1  sampai  100.    Pembacaan  dilakukan  setelah  1  menit
putaran penuh 2 kali untuk spindle no 1.
d Derajat putih Keet Electric Laboratory 1981
Pengujian  derajat  putih  dilakukan  dengan  menggunakan  alat  whiteness meter.    Prinsipnya  adalah  melalui  pengukuran  indeks  refleksi  dari  permukaan
sampel  dengan  sensor  foto  dioda.    Semakin  putih  sampel,  maka  cahaya  yang dipantulkan  semakin  banyak.    Pengukuran  derajat  putih  menggunakan  natrium
karbonat  Na
2
CO
3
sebagai  standar putih, standar putih ini bernilai  100.   Produk yang akan diukur derajat putihnya dicari warna dasarnya terlebih dahulu  dengan
cara  mencocokkan  warna  sampel  dengan  atribut  warna  pada  alat,  kemudian
nilainya  dibandingkan  dengan  warna  standar  putih.    Semakin  tinggi  skala  yang diperoleh, maka warna yang dihasilkan akan semakin mendekati standar.
e Titik jendal dan titik leleh Marine Colloid FMC Corp. 1978
Pengukuran  suhu  larutan  agar  2  dilakukan  dengan  termometer  digital ketelititan  0,1
o
C  sambil  menurunkan  suhu  media  bertahap  dengan  kecepatan penurunan  0,6
o
Cmenit.  Sensor  diangkat  secara  periodik  dan  suhu  pada  saat sensor dapat mengangkat gel dari filtrat adalah suhu pembentukan gel.
Suhu pelelehan diukur dengan memanaskan gel pada konsentrasi 2 yang diatasnya diletakkan gotri dengan dengan kecepatan pemanasan 1
o
Cmenit. Suhu yang tercatat pada saat gotri jatuh ke dasar gel merupakan titik leleh agar.
g Kadar air AOAC 2005
Analisis  kadar  air  dilakukan  dengan  metode  oven.  Sampel  ditimbang sebanyak 5 gram dan dimasukkan ke dalam cawan yang telah dikeringkan dalam
oven 100-102 °C selama 15 menit  dan telah diketahui bobotnya.  Sampel dalam cawan dikeringkan dalam oven 100-102 °C selama 6 jam atau untuk produk yang
tidak mengalami dekomposisi dengan pengeringan yang lama, dapat dikeringkan selama  1  malam  16  jam.    Kemudian  cawan  dipindahkan  ke  dalam  desikator
sampai bobotnya tetap kemudian ditimbang kembali. Kadar air ditentukan dengan rumus:
1 0 0 g
awal samp
b erat g
ker sam
b erat -
g awal
samp el b erat
= air
Kad ar x
h Kadar abu AOAC 2005
Cawan  pengabuan  disiapkan,  kemudian  dibakar  dalam  tanur,  didinginkan dalam desikator dan ditimbang.  Sebanyak 3-5 g sampel ditimbang dalam cawan
tersebut, diletakkan dalam tanur pengabuan, dibakar sampai didapat abu berwarna abu-abu. Pengabuan dilakukan selama 2 tahap: pertama pada suhu sekitar 400 °C
dan  dilanjutkan  pada  suhu  550  °C.  Kemudian  sampel  didinginkan  dalam desikator, dan ditimbang.  Kadar abu ditentukan dengan rumus:
100 x
g sampel
berat g
abu berat
= abu
Kadar
i Kadar abu tidak larut asam Marine Colloid FMC Corp. 1978
Sampel    yang  telah  diabukan  dididihkan  dengan  25  ml  HCl  10  selama 5  menit.  Bahan-bahan  yang  tidak  terlarut  disaring  dengan  menggunakan  kertas
saring  tak  berabu  kemudian  kertas  tersebut  dibakar  dalam  tanur,  didinginkan dalam desikator untuk selanjutnya ditimbang. Kadar abu tidak larut asam dihitung
menggunakan rumus:
100 x
g sampel
berat g
abu berat
= asam
larut abu tak
Kadar
j Logam berat AOAC 2005 - Pb, Cu, Zn
Penetapan  jumlah  timbal,  tembaga  dan  seng  dilakukan  dengan  Atomic Absorbtion  spectofotometer  AAS  yang  dilengkapi  dengan  Graphite  furnace.
Prosedur  pengukurannya  adalah  sebagai  berikut:  cawan  porselen  bertutup disiapkan  dan  dibuka  separuh  permukaannya  untuk  meminimalkan  kontaminasi
dari  debu  selama  pengeringan.    Cawan  porselen  dikeringkan  dalam  oven  pada suhu  103
o
C  selama  2  jam,  kemudian  didinginkan  dalam  desikator  selama  30 menit, kemudian dilakukan penimbangan dan pencatatan. Masing-masing sampel
ditimbang  sebanyak  0,5  g.  Untuk  kontrol  positif  spike,  ditambahkan  0,25  ml larutan  standar  masing-masing  unsur  Pb,  Cu  dan  Zn  1  mgl  ke  dalam  contoh
sebelum  dimasukkan  ke  dalam  tungku  pengabuan.  Spliked  diuapkan  di  atas  hot plate  pada  suhu  100
o
C.  Sampel  dan  spiked  dimasukkan  ke  dalam  tungku pengabuan  dan  tutup  separuh  permukaannya.  Suhu  tungku  pengabuan  dinaikkan
secara  bertahap  100
o
C  setiap  30  menit  sampai  mencapai  450
o
C  dan dipertahankan  selama  18  jam.  Sampel  dan  spiked  dikeluarkan  dari  tungku
pengabuan dan didinginkan pada suhu kamar. Setelah  dingin  ditambahkan  1  ml  HNO
3
65,  digoyang  secara  hati-hati sehingga semua abu terlarut dalam asam dan selanjutnya diuapkan diatas hot plate
pada  suhu  100
o
C  hingga  kering.  Setelah  kering  sampel  dan  spiked  dimasukkan kembali  ke  dalam  tungku  pengabuan.  Suhu  dinaikkan  secara  bertahap  100
o
C setiap 30 menit sampai mencapai 450
o
C dan dipertahankan selama 3 jam. Setelah abu terbentuk sempurna berwarna putih, sampel dan spiked didinginkan pada suhu
ruang. Sebanyak 5 ml HCl 6M ditambahkan ke dalam masing-masing contoh dan spiked,  kemudian  digoyang  secara  hati-hati  sehingga  abu  larut  dalam  asam.
Uapkan  di  atas  hot  plate  pada  suhu  100
o
C  sampai  kering.  10  ml  HNO
3
0,1  M dimasukkan  kedalam  masing-masing  sampel  dan  didinginkan  pada  suhu  ruang
selama  1  jam,  larutan  dipindahkan  ke  dalam  labu  takar  50  ml  polypropylene, kemudian  ditepatkan  sampai  tanda  batas  dengan  menggunakan  HNO
3
0,1M. Larutan  standar  untuk  pengukuran  kadar  Pb  disiapkan  dengan  enam  titik  kadar
0,5;  1;  3;  6;  9;  12  ppm,  larutan  standar  untuk  pengukuran  kadar  Cu  disiapkan dengan  enam  titik  0,1;  0,25;  0,5;  0,75;  1;  1,25  ppm,    larutan  standar  untuk
pengukuran  kadar  Zn  disiapkan  dengan  empat  titik  0,2;  0,4;  0,8;  1,2  ppm. Larutan standar, sampel, dan spiked pada alat spektofotometer serapan atom pada
panjang  gelombang  yang  disesuaikan  untuk  masing-masing  logam  Pb  228,8nm, Cu  324,7  nm,  dan  Zn  213,9  nm..  Kadar  sampel  ditentukan  berdasarkan  kurva
kalibrasi.  Kurva standar disajikan pada Lampiran 1.  Kadar logam dalam sampel dari kurva standar dapat ditentukan dengan rumus sebagai berikut:
W ml
1000 l
1 x
V x
Fp x
E -
D =
ppm dan Zn
Cu, Pb,
Kadar
Keterangan:  D   : kadar sampel dari hasil pembacaan AAS E   : kadar blanko sampel dari hasil pembacaan AAS
W  : berat sampel V   : volume akhir larutan sampel
Fp  : faktor pengenceran
- Hg
Penetapan  jumlah  merkuri  dilakukan  dengan  Atomic  Absorbtion spectofotometer  tanpa  nyala  api  Flameless  AAS.  Prosedur  pengukurannya
adalah sebagai berikut: labu alas bulat 250 ml dikeringkan dalam oven pada suhu 103
o
C  selama  2  jam.  Labu  alas  bulat  kemudian  didinginkan  dalam  desikator
selama  30  menit,  ditimbang  dan  dicatat.  Sampel  ditimbang  sebanyak  0,2  g  dan catat  bobotnya.  Untuk  kontrol  positif  spiked,  0,5  ml  larutan  standar  merkuri  1
mgl  ditambahkan  ke  dalam  sampel,  ditambahkan  10  mg-20mg  V
2
O
5
,  kemudian ditambahkan  secara  berturut-turut  10  ml  HNO
3
65  dan  10  ml  H
2
SO
4
95-97. Pemanasan  dilakukan  dengan  panas  yang  rendah  sampai  mendidih  secara
perlahan  selama  kurang  lebih  6  menit  untuk  mencegah  tumpahnya  contoh, kemudian  pemanasan  dilanjutkan  dengan  panas  yang  lebih  tinggi  untuk
menghasilkan larutan berwarna coklat kekuningan yang bening cleary yellowish brown. Labu digoyangkan selama digesti berlangsung sampai zat padat tidak ada
lagi  kecuali  apungan  lemak  yang  tampak  setelah  didinginkan  pada  suhu  ruang selama  kurang  lebih  4  menit.  Pendingin  dibilas  dengan  15  ml  air  deionisasi.
2  tetes  H
2
O
2
30  ditambahkan  melalui  ujung  atas  pendingin,  kemudian  bilas pendingin dengan 15 ml air deionisasi. Larutan didinginkan pada suhu ruang labu
alas bulat dan pendingin harus tetap bersatu. Labu diangkat dari pendingin, leher labualas  bulat  dibilas  dengan  air  deionisasi.  Larutan  dipindahkan  ke  dalam  labu
takar 100 ml kemudian tepatkan dengan air deionisasi. Pembacaan  AAS  dilakukan  dengan  cara  sebagai  berikut:  larutan  standar
dengan lima titik konsentrasi 10, 20, 30, 40, 50 ppm. Sampel, spiked dan larutan standard  kemudian  dibaca  pada  panjang  gelombang  253,7    nm.  Kurva  standar
disajikan pada Lampiran 1. Kadar merkuri dapat dihitung dengan rumus sebagai:
W ml
1000 l
1 x
V x
Fp x
E -
D =
ppm dan Zn
Cu, Pb,
Kadar
Keterangan:   D   : kadar sampel dari hasil pembacaan AAS E   : kadar blanko sampel dari hasil pembacaan AAS
W  : berat sampel V   : volume akhir larutan sampel
Fp  : faktor pengenceran
k Kadar sulfat  Marine Colloid FMC Corp. 1978
Sampel  sebanyak  1  g  ditimbang  dan  dimasukkan  ke  dalam  labu erlenmeyer,  ditambahkan  50  ml  HCl  0,2  N  kemudian  direfluks  selama  6  jam
sampai  larutan  menjadi  jernih.  Larutan  dipindahkan  ke  dalam  gelas  piala  dan dipanaskan  sampai  mendidih.  Selanjutnya  ditambahkan  10  ml  larutan  BaCl
2
di atas penangas air selama 2 jam.
Endapan  yang  terbentuk  disaring  dengan  kertas  saring  tak  berabu  dan dicuci dengan akuades mendidih hingga bebas klorida. Kertas saring dikeringkan
ke  dalam  oven  pengering,  kemudian  diabukan  pada  suhu  1000
o
C  sampai diperoleh  abu  warna  putih.  Abu  didinginkan  dalam  desikator  kemudian
ditimbang. Perhitungan kadar sulfat adalah sebagai berikut:
100 x
g sampel
berat 0,4116
x P
= sulfat
Kadar
Keterangan: 0,4116 = massa atom relatif SO
4
dibagi dengan massa atom relatif BaSO
4
P         = bobot endapan BaSO
4
l Konsentrasi 3,6-anhidro-L-galaktosa Stanley 1966
Sampel didinginkan dalam ice bath ± 10
o
C selama 10 menit.  Kemudian ditambahkan  10  ml  workiang  reagent  yang  dibuat  dari  25  mL  resorcinol
ditambahkan  ke  dalam  250  mL  HCl  pekat,  kemudian  ditambahkan  2,5  mL asetaldehid  dan  diaduk.    Sampel  kemudian  didinginkan  kembali  dalam  ice  bath
selama  kurang  lebih  5  menit.    Setelah  itu  dipindahkan  dalam  water  bath  selama 4  menit  dengan  suhu  20
o
C  kemudian  dinaikkan  menjadi  80
o
C  dan  didiamkan selama  10  menit  hingga  terbentuk  warna  merah  jingga.  Sampel  kemudian
didinginkan kembali dalam ice bath selama 1,5 menit, dan dibiarkan dalam suhu kamar.  Selanjutnya  sampel  dimasukkan  ke  dalam  kuvet  kemudian  diukur
absorbsinya  dengan  spektrofotometer  dengan  panjang  gelombang  558  nm. Larutan standar dibuat dengan menggunakan akuades 0,003 M glukosa:  2, 4, 6,
8,  dan  10  mL  dengan  98,  96,  94,  92,  dan  90  mL  akuades,    Kurva  standar disajikan  pada  Lampiran  2.  Perhitungan  kadar  3,6-anhidro-L-gaktosa  adalah
sebagai berikut:
                