K
k
= Pengaruh kelompok metode penanaman taraf ke-k k = apung dan dasar €
ijkl
= Pengaruh acakgalat percobaan
4. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Faktor Fisiko dan Kimia Perairan
Faktor lingkungan merupakan segala sesuatu yang berkaitan dengan kondisi alam tempat pembudidayaan rumput laut. Faktor lingkungan yang diukur
pada penelitian meliputi suhu perairan, salinitas, pH, kecerahan dan unsur hara nitrat dan fosfat. Semua faktor lingkungan wakan berpengaruh terhadap
pertumbuhan rumput laut.
a Suhu perairan
Suhu perairan merupakan salah satu faktor penting yang perlu diperhatikan dalam budidaya rumput laut, karena suhu akan mempengaruhi laju fotosintesis
rumput laut. Chen dan Shang 1976 dalam Sjafrie 1990 menyatakan bahwa temperatur optimum untuk budidaya Gracilaria verrucosa adalah 20-25
o
C, sedangkan menurut Kadi dan Atmadja 1988 suhu air yang dipersyaratkan untuk
membudidayakan Gracilaria di Indonesia, sebaiknya 20-28
o
C. Hasil pengukuran suhu perairan tambak berkisar antara 25-29
o
C. Berdasarkan hasil penelitian, maka dapat disimpulkan bahwa kondisi perairan Tambak Desa Selok, Adipala
Cilacap, sesuai untuk pertumbuhan rumput laut G. verrucosa.
b Salinitas
Gracilaria mempunyai toleransi yang lebar terhadap salinitas, oleh karena itu G. verrucosa memungkinkan dibudidayakan di daerah pertambakan atau air
payau. Kjeldsen dan Phinney 1972 dalam Sutresno dan Prihatini 2003, menyatakan bahwa salinitas akan mempengaruhi laju respirasi dan fotosintesis
makroalga, tetapi setiap spesies makroalga mempunyai toleransi yang berbeda- beda terhadap kisaran salinitas. G. verrucosa dapat ditanam pada kisaran salinitas
antara 20-30 ppt Sadhori 1992. Hasil pengukuran pada perairan tambak di Desa Selok, Cilacap telah sesuai dengan syarat pertumbuhan G. verrucosa yaitu 25-
28 ppt. Berdasarkan penelitian Sutresno dan Prihatini 2003, salinitas berpengaruh terhadap pertumbuhan talus G. verrucosa. Salinitas 25-29 ppt
memberikan rata-rata bobot basah, panjang talus dan bobot kering tertinggi.
c Kedalaman dan kecerahan
Kecerahan merupakan jarak yang dapat ditembus cahaya matahari ke dalam perairan. Semakin jauh jarak tembus cahaya matahari, semakin luas daerah
yang memungkinkan terjadinya fotosintesis. Kecerahan ini berbanding terbalik dengan kekeruhan Nybaken 1988. Mutu dan banyaknya cahaya berpengaruh
terhadap produksi
dan pertumbuhan
rumput laut
Kadi dan
Atmadja, 1988. Kedalaman perairan Tambak Desa Selok, Adipala Cilacap adalah 60 cm. Kondisi ini sesuai dengan pernyataan Sulistijo 2002, bahwa kedalaman
air tambak untuk budidaya rumput laut adalah berkisar antara 20-50 cm. Cahaya matahari tersebut sumber energi dalam proses fotosintesis yang mana terjadi
pembentukan bahan organik yang diperlukan bagi pertumbuhan dan perkembangan rumput laut G. verrucosa
d Nilai pH
Nilai pH merupakan hasil pengukuran aktivitas ion hidrogen dalam perairan dan menunjukkan keseimbangan antara asam dan basa air Saeni 1989.
Perubahan nilai pH akan sangat mempengaruhi pertumbuhan dan aktivitas biologis. Nilai pH perairan selama penelitian berkisar antara 6-7, nilai pH perairan
selama penelitian baik untuk budidaya G. verrucosa. Kisaran pH yang baik untuk pertumbuhan rumput laut adalah berkisar antara 6-9 Chapman dan
Chapman 1980; Ahda et al. 2005.
e Unsur hara
Kesuburan perairan ditentukan oleh kandungan nitrat dan fosfat. Unsur fosfat yang dapat dimanfaatkan oleh tumbuhan akuatik adalah bentuk orto-fosfat,
sedangkan nitrogen yang dapat diserap dalam bentuk nitrit NO
2
, nitrat NO
3
, dan ammonium NH
4
, namun yang paling disukai tumbuhan adalah dalam bentuk ammonium Effendi 2000.
Rumput laut atau alga sebagaimana tanaman berklorofil lainnya memerlukan unsur hara sebagai bahan baku dalam proses fotosintesis. Untuk
menunjang pertumbuhan diperlukan ketersediaan unsur hara dalam perairan. Masuknya material atau unsur hara ke dalam jaringan tubuh rumput laut adalah