Perumusan Masalah Tujuan dan Manfaat Penelitian Hipotesis

bobot bibit akan mempengaruhi produktivitas laju pertumbuhan. Pada bobot bibit 25 g menghasilkan laju pertumbuhan tertinggi, sedangkan pada bobot bibit 100 g menghasilkan laju pertumbuhan terendah. Kualitas rumput laut tidak hanya dipengaruhi oleh teknik budidaya, tetapi juga dipengaruhi oleh umur tanam, cara panen, dan keadaan cuaca pada saat panen. Pemanenan dapat dilakukan pada umur 1,5-2 bulan setelah tanam. Apabila panen dilakukan kurang dari umur tersebut menghasilkan rumput laut berkualitas rendah Anggadiredja et al. 2006. Yu-Feng et al. 2005 menambahkan bahwa perbedaan penggunaan bobot bibit mempengaruhi produktivitas laju pertumbuhan. Kualitas rumput laut tidak hanya dipengaruhi oleh syarat tumbuh, tetapi juga dipengaruhi oleh umur panen, cara panen dan keadaan cuaca. Indonesia memiliki perairan luas dan mendukung budidaya rumput laut. Beberapa kendala masih dihadapi dalam pengembangan industri rumput laut antara lain ketersediaan bibit bermutu, pengetahuan dan keterampilan para pembudidaya dalam menghasilkan rumput laut berkualitas baik. Oleh karena itu diperlukan penelitian mengenai pengaruh metode penanaman, bobot bibit, dan umur panen untuk mendapatkan rumput laut agarofit jenis Gracilaria verrucosa dengan mutu baik.

1.2 Perumusan Masalah

Indonesia merupakan negara maritim dengan potensi rumput laut besar, salah satunya adalah Gracilaria sp. yang memiliki nilai ekonomi tinggi. Rumput laut jenis Gracilaria sp. telah banyak dibudidayakan di Indonesia, karena menghasilkan jumlah agar lebih banyak dibandingkan dengan rumput laut jenis Gelidium. Hasil rumput laut berfluktuasi dari segi produktivitas, rendemen dan mutu agar. Hal ini disebabkan kurangnya pengetahuan dan keterampilan para pembudidaya dalam teknis budidaya, sehingga rumput laut bermutu rendah dan tidak diterima oleh unit pengolah. Rendemen dan kualitas agar dipengaruhi oleh metode tanam, kondisi lingkungan, kualitas dan bobot bibit, umur panen, dan metode ekstraksi. Telah dilakukan beberapa penelitian tentang metode penanaman, kondisi lingkungan, dan metode ekstraksi yang tepat untuk menghasilkan agar dengan kualitas baik. Namun belum ada informasi ilmiah mengenai metode penanaman, bobot bibit dan masa panen Gracilaria verrucosa yang dibudidayakan di tambak terkait dengan hasil rendemen dan kualitas agar.

1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk: 1 Menentukan metode penanaman, bobot bibit dan umur panen yang memberikan laju pertumbuhan Gracilaria verrucosa terbaik. 2 Mengukur fisiko-kimia agar tepung Gracilaria verrucosa dengan metode penanaman, bobot bibit dan umur panen yang berbeda. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat dalam meningkatkan produktivitas dan mutu agar tepung yang dihasilkan oleh Gracilaria verrucosa.

1.4 Hipotesis

Hipotesis penelitian ini adalah: 1 Diduga ada pengaruh metode penanaman, bobot bibit dan umur panen terhadap laju pertumbuhan Gracilaria verrucosa yang ditanam pada tambak Desa Selok, Kecamatan Adipala, Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah. 2 Diduga ada pengaruh metode penanaman, bobot bibit dan umur panen terhadap karakteristik fisiko-kimia agar yang dihasilkan Gracilaria verrucosa pada tambak Desa Selok, Kecamatan Adipala, Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah.

1.5 Kerangka Pemikiran