Rendemen Kadar air Karakteristik Fisiko-Kimia Agar Gracilaria verrucosa

musim berpengaruh terhadap rendemen agar. Histogram rendemen agar dapat dilihat pada Gambar 11. Metode rakit apung 29,48 29,62 32,57 28,47 25,93 28,37 28,75 26,27 24,99 25,93 26,74 23,22 5 10 15 20 25 30 35 45 60 75 90 umur panen hari re n d e m e n bobot bibit 50 g bobot bibit 75 g bobot bibit 100 g a r b q a p cr d q d p b r v cq cp b r a q b p Metode rakit dasar 29,05 29,56 31,18 27,75 26,63 27,33 28,43 24,62 24,87 26,17 26,39 23,00 5 10 15 20 25 30 35 45 60 75 90 umur panen hari re n d e m e n bobot bibit 50 g bobot bibit 75 g bobot bibit 100 g a r a q a p d r d q cp cr cq cp p r b q b p Keterangan: Huruf a,b menunjukkan adanya perbedaan dalam perlakuan bobot bibit p0,5 berdasarkan uji Duncan Multiple range test Huruf p,q,r menunjukkan adanya perbedaan perlakuan dalam umur panen p0,5 berdasarkan uji Duncan Multiple range test Gambar 11. Rendemen agar Gracilaria verrucosa pada metode penanaman, bobot bibit, dan umur panen yang berbeda

4.4.2 Kadar air

Kadar air menyatakan jumlah air serta bahan-bahan volatil yang terkandung dalam agar. Kadar air suatu produk biasanya ditentukan oleh kondisi pengeringan, pengemasan dan cara penyimpanan. Kondisi penyimpanan dan pengeringan yang kurang baik menyebabkan tingginya kandungan air pada produk sehingga bahan lebih cepat mengalami kerusakan Syamsuar 2006. Histogram kadar air agar dicantumkan pada Gambar 12. Metode rakit apung 1 ,8 1 1 ,9 2 1 1 ,2 2 1 1 ,4 6 1 1 ,1 4 1 1 ,2 9 1 1 ,5 4 1 1 ,8 9 1 1 ,3 3 1 1 ,2 1 1 ,9 3 1 1 ,6 6 2 4 6 8 10 12 14 45 60 75 90 umur panen hari k ad ar ai r bobot bibit 50 g bobot bibit 75 g bobot bibit 100 g a p a p q a b q a p a p a b p a b p q a b p q a p b p b q b q Metode rakit dasar 1 ,7 2 1 ,7 8 1 ,8 1 1 ,1 3 1 ,8 7 1 ,7 8 1 1 ,2 3 1 1 ,4 1 1 ,8 3 1 1 ,1 2 1 1 ,2 2 1 1 ,4 4 2 4 6 8 10 12 14 45 60 75 90 umur panen hari k ad ar ai r bobot bibit 50 g bobot bibit 75 g bobot bibit 100 g a p a p a p a p a b p a b p a b p b q b q a p b p b p Keterangan: Huruf a,b menunjukkan adanya perbedaan dalam perlakuan bobot bibit p0,5 berdasarkan uji Duncan Multiple range test Huruf p,q,r menunjukkan adanya perbedaan perlakuan dalam umur panen p0,5 berdasarkan uji Duncan Multiple range test Gambar 12. Kadar air agar Gracilaria verrucosa pada metode penanaman, bobot bibit, dan umur panen yang berbeda Nilai kadar air agar hasil penelitian berkisar antara 10,72-11,89. Hasil analisis ragam menunujukkan bahwa perlakuan umur panen berpengaruh nyata p 0,05 terhadap kadar air agar yang dihasilkan. Menurut Utomo dan Satriyana 2006 bertambahnya umur panen menyebabkan kadar air cenderung meningkat, hal ini diakibatkan oleh sifat hidrofilik yang dimiliki oleh rumput laut. Berdasarkan hasil penelitian Syamsuar 2006 kadar air pada karaginan berpengaruh nyata terhadap umur panen. Proses ekstraksi atau pada tahap pengeringan dapat mempengaruhi kadar air pada tepung agar. Kadar air yang dihasilkan pada penelitian ini sesuai dengan SNI agar tepung 1995, yaitu maksimum sebesar 17. Kadar air merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi daya tahan suatu bahan dan menunjukkan kestabilan serta indeks mutu dari bahan pagan Utomo dan Satriyana 2006.

4.4.3 Kadar abu

Abu merupakan zat anorganik sisa hasil pembakaran suatu bahan organik. Kadar abu berhubungan dengan mineral suatu bahan. Nilai kadar abu suatu bahan pangan menunjukkan besarnya jumlah mineral yeng terkandung dalam bahan pangan tersebut Apriyantono et al. 1989. Rata-rata kadar abu yang dihasilkan dalam penelitian ini berkisar antara 5,45-6,73. Menurut Standar SII 1978 dalam Angka dan Suhartono 2000 kadar abu agar maksimum 4, sedangkan standar FCC 1981 dalam Angka dan Suhartono 2000 maksimal 6,5. Umur panen yang semakin lama akan mempengaruhi kadar abu yang terkandung dalam rumput laut. Hal ini dapat disebabkan karena semakin lama rumput laut berada dalam perairan maka semakin banyak kandungan mineral yang diserap, sehingga akan meningkatkan kadar abu pada agar yang dihasilkan. Elemen mineral yang paling banyak dalam rumput laut adalah kalium, kalsium, fosfor, zat besi, dan iodium Anggadiredja et al. 2006. Pada penelitian ini bobot bibit dan umur panen memiliki pengaruh yang nyata terhadap kadar abu. Tingginya kadar abu dipengaruhi oleh garam dan mineral yang menempel pada rumput laut, seperti kandungan garam dan mineral di perairan Suryaningrum et al. 1991. Elemen mineral yang paling banyak dalam rumput laut adalah kalium, kalsium, fosfor, zat besi, dan iodium Anggadiredja et al. 2006. Histogram kadar abu agar dapat dilihat pada Gambar 13. Metode rakit apung 5 ,4 5 5 ,7 4 5 ,8 7 6 ,0 5 5 ,5 3 5 ,6 6 5 ,9 3 6 ,1 7 5 ,5 4 5 ,7 9 6 ,0 4 6 ,7 3 1 2 3 4 5 6 7 45 60 75 90 umur panen hari k ad ar ab u bobot bibit 50 g bobot bibit 75 g bobot bibit 100 g a p a p a p b p a p b p cp b cp b p cp cp cp Metode rakit dasar 5 ,5 1 5 ,5 4 5 ,7 2 5 ,9 1 5 ,6 8 5 ,7 6 5 ,7 3 5 ,9 6 5 ,7 6 5 ,9 6 6 ,0 6 6 ,2 6 1 2 3 4 5 6 7 45 60 75 90 umur panen hari k ad ar ab u bobot bibit 50 g bobot bibit 75 g bobot bibit 100 g a p a p a r b q a p b r b p b p cq d q cp cp Keterangan: Huruf a,b menunjukkan adanya perbedaan dalam perlakuan bobot bibit p0,5 berdasarkan uji Duncan Multiple range test Huruf p,q,r menunjukkan adanya perbedaan perlakuan dalam umur panen p0,5 berdasarkan uji Duncan Multiple range test Gambar 13. Kadar abu agar Gracilaria verrucosa pada metode penanaman, bobot bibit, dan umur panen yang berbeda