bahan pengemulsi, bahan pengental, bahan pengisi, dan bahan pembuat gel. Tabel 2. memperlihatkan standar mutu agar tepung.
Tabel 2. Standar mutu agar tepung rumput laut Gracilaria SNI No. 01-2802-1995
No Kriteria uji
Satuan Persyaratan
1 Organoleptik kenampakan, baudan
konsistensi -
Normal 2
Air bb
Maksimal 17 3
Kelarutan lolos ayakan 80 mesh bb
Maksimal 80 4
Abu tak larut asam bb
Maksimal 0,5 5
Uji pati -
Negatif 6
Absorbsi air bb
Minimal 5 x bobot agar
7 7.1
7.2 7.3
7.4
8 9
Cemaran logam Timbal Pb
Tembaga Cu Seng Zn
Timah Sn Raksa Hg
Cemaran arsen mgkg
mgkg mgkg
mgkg mgkg
mgkg Maksimal 2,0
Maksimal 30,0 Maksimal 40,0
Maksimal 40,0 Maksimal 0,03
Maksimal 1,0
Sumber: BSN 1995
3. METODOLOGI
3.1 Waktu dan Lokasi Penelitian
Penelitian dimulai pada Mei 2009 sampai dengan Februari 2010. Penelitian lapangan dilaksanakan pada Mei 2009 sampai dengan Agustus 2009,
sedangkan analisis laboratorium dilaksanakan pada September 2009 sampai dengan Februari 2010. Lokasi penelitian lapangan di Desa Selok, Kecamatan
Adipala, Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah. Lokasi penelitian dapat dilihat pada Gambar 4.
Gambar 4. Peta lokasi penelitian
Ekstraksi agar dilakukan di Laboratorium Fisiologi Tumbuhan Fakultas Biologi Universitas Jenderal Soedirman, Purwokerto. Analisis agar meliputi kadar
air, kadar abu, sulfat dan logam berat dilakukan di Laboratorium Kimia Pangan Program Studi Ilmu dan Teknologi Pangan IPB. Analisis viskositas, kekuatan gel,
titik jendal, titik leleh dan derajat putih dilakukan di Laboratoriun Pengolahan dan Biokimia Pangan dan Gizi Program Studi Ilmu dan Teknologi Pangan IPB.
Desa Selok
Samudera Hindia
Lokasi
7
o
65 LS 7
o
65 LS 109
o
15 BT
109
o
15 BT
3.2 Bahan dan Alat
Bahan utama dalam penelitian adalah rumput laut jenis Gracilaria verrucosa. Bahan-bahan yang digunakan untuk budidaya rumput laut adalah tali
nilon, bambu, dan tali rafia. Bahan-bahan kimia yang digunakan dalam proses ekstraksi agar adalah CaOCl
2
dan CH
3
COOH. Bahan-bahan kimia yang digunakan untuk analisis parameter mutu agar adalah HCl, Na
2
CO
3
, HNO
3
, BaCl2, H
2
O
2
, asetaldehid, dan resorcinol. Alat yang digunakan untuk penelitian lapangan adalah thermometer, kertas
indikator pH, secchidisc, dan hand refractometer. Alat-alat yang digunakan untuk proses ekstraksi agar adalah panci, timbangan analitik, gelas ukur, kain blacu,
cetakan agar, alat pengepres dan kompor. Alat yang digunakan untuk analisis mutu agar adalah cawan porselin, desikator, oven, labu erlenmeyer, gelas piala,
tanur, Spektrofotometer Absorbsi Atom AAS, whiteness meter, dan viscometer Brookfield
.
3.3 Tahapan Penelitian
Penelitian terdiri dari dua tahap, yaitu tahap pertama budidaya rumput laut dengan perlakuan metode penanaman, bobot bibit, dan umur panen. Setiap 5 hari
sekali dilakukan pengamatan yaitu dengan membersihkan rumput laut dari kotoran yang menempel, kemudian dilakukan pengukuran terhadap salinitas, pH,
kadar sulfat, kadar fosfat dan kecerahan perairan. Rumput laut kering hasil budidaya sebelum diekstraksi menjadi tepung agar, terlebih dahulu dianalisis
kadar air, kadar abu dan kadar abu tak larut asam. Tahap kedua, yaitu ekstraksi dan analisis sifat fisiko kimia agar dari rumput laut hasil budidaya. Tepung agar
yang dihasilkan masing-masing perlakuan kemudian dianalisis rendemen, kekuatan gel, viskositas, kadar air, dan kadar abu. Penentuan agar terbaik dari
masing-masing metode penanaman dipilih berdasarkan kelima parameter tersebut yang sesuai dengan standar mutu agar.Agar terbaik dari masing-masing metode
penanaman kemudian dilakukan analisis yang meliputi titik jendal, titik leleh, derajat putih, kadar sulfat, 3,6-anhidro-L-galaktosa, dan kandungan logam berat.