Analisis Deskriptif Metode Analisis

bobot WSM didasarkan pada tingkat kepercayaan, keyakinan, pengalaman, serta latar belakang pengambilan keputusan Marimin, 2004. Responden untuk metode WSM yaitu pakar yang mengetahui tentang kondisi ekosistem lamun di Perairan Kecamatan Bojonegara seperti Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Serang, Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Banten, Badan Pengelolaan Dan Lingkungan Hidup Kabupaten Serang, Badan Pengelolaan Dan Lingkungan Hidup Provinsi Banten, Pakar LIPI, dan Dosen FPIK IPB. Persamaan WSM yang digunakan untuk menghitung nilai setiap alternatif: ���� � � = � � =1 �� � … … … … … … … … … … … … … … … . vii Keterangan: Total Nilai i = Total nilai akhir dari alternatif ke-i Nilai ij = Nilai dari alternatif ke-i pada kriteria ke-j Krit j = Tingkat kepentingan bobot kiteria ke-j i = 1,2,3,….n; n = jumlah alternatif j = 1,2,3,…..m; m = jumlah kriteria Alternatif pengelolaan ekosistem lamun secara berkelanjutan dengan pendekatan WSM terdiri dari 3 tiga alternatif yaitu: konservasi ekosistem lamun, pengembangan ekowisata laut, dan rehabilitasi ekosistem lamun. Masing-masing alternatif terdapat tiga kriteria yaitu: modal, keuntungan, dan biaya. Ketiga alternatif merupakan alternatif paling tepat untuk pengelolaan ekosistem lamun yang sudah rusak di Perairan Kecamatan Bojonegara. Pemilihan 3 tiga alternatif pengelolaan tersebut juga berdasarkan pertimbangan dan diskusi dengan stakeholder dan masyarakat pesisir di Kecamatan Bojonegara, Kabupaten Serang. Penilaian alternatif pada masing-masing kriteria menggunakan skala ordinal dari 1 tidak penting sampai 5 sangat penting untuk kriteria biaya, keuntungan, dan efektif Marimin, 2004. Indikator 1 hingga 5 pada metode WSM menunjukkan tingkat kepentingan peran kriteria untuk menunjang keberlanjutan suatu alternatif pengelolaan. Matriks alternatif pengelolaan ekosistem lamun akan disajikan pada Tabel 4.6 Tabel 4.6 Matriks keputusan alternatif pengelolaan ekosistem lamun yang berkelanjutan Alternatif Kriteria Nilai Alternatif Peringkat Modal Keuntungan Biaya Konservasi ekosistem lamun Pengembangan ekowisata laut Rehabilitasi ekosistem lamun Bobot kriteria Keterangan: 1. Tidak penting 2. Kurang penting 3. Cukup penting 4. Penting 5. Sangat penting

4.5 Batasan Penelitian

1. Kawasan penelitian hanya dilakukan di Perairan Kecamatan Bojonegara, salah satu kawasan yang berada di Perairan Teluk Banten yang mengalami kerusakan ekosistem lamun akibat dari aktivitas yang terjadi di sekitarnya. 2. Responden untuk pembahasan mengenai fungsi serta kondisi ekosistem lamun di Perairan Kecamatan Bojonegara adalah masyarakat pesisir dan nelayan Teluk Banten di Kecamatan Bojonegara, sedangkan responden untuk pembahasan nilai kerusakan ekosistem lamun di Perairan Kecamatan Bojonegara dan Perairan Teluk Banten adalah nelayan Teluk Banten dan masyarakat pengambil kerang di Kecamatan Bojonegara, dan responden mengenai pengelolaan ekosistem lamun di Perairan Kecamatan Bojonegara adalah instansi pemerintah dan pakar ekosistem lamun. 3. Luas ekosistem lamun yang hilang mengacu pada perubahan luas ekosistem lamun di Perairan Teluk Banten yaitu seluas 255,7 ha. 4. Perhitungan penilaian kerusakan ekosistem lamun di Perairan Kecamatan Bojonegara, Teluk Banten hanya fokus pada nilai manfaat ekosistem lamun. Dalam penelitian ini yang dikaji hanya manfaat langsung dari ekosistem lamun yaitu sebagai daerah tangkapan udang, kerapu, belanak, kepiting, kakap, dan kerang, serta manfaat tidak langsung dari ekosistem lamun yaitu sebagai tempat pemijahan bagi ikan-ikan, dan pencegah abrasi. 5. Penentuan nilai ekonomi kerusakan ekosistem lamun menggunakan pendekatan nilai pasar. 6. Pendekatan nilai pasar digunakan untuk merupiahkan komoditas yang dapat dipasarkan sedangkan yang tidak memiliki nilai pasar digunakan pendekatan biaya pengganti. 7. Biaya penangkapan adalah biaya total yang dikeluarkan untuk melakukan penangkapan ikan per tahun per unit alat tangkap. 8. Biaya pengganti didasarkan dari manfaat yang didapat dari suatu ekosistem. Biaya pengganti dalam penelitian ini hanya menggunakan pendekatan manfaat ekosistem lamun sebagai tempat pemijahan ikan dan sebagai pencegah abrasi. 9. Penelitian mengenai alternatif pengelolaan terhadap ekosistem lamun meliputi konservasi ekosistem lamun, ekowisata laut, dan rehabilitasi ekosistem lamun.