Kerusakan Ekosistem Lamun TINJAUAN PUSTAKA
serta adanya alat tangkap nelayan yang tidak ramah lingkungan seperti bondet dan jaring arad. Masalah lainnya yaitu belum adanya peraturan dan kelembagaan
formal maupun informal yang mengatur pengelolaan ekosistem lamun yang berkelanjutan, padahal ekosistem lamun berpotensi untuk perekonomian
masyarakat pesisir di Kecamatan Bojonegara. Kebijakan yang sudah ditetapkan oleh Pemerintah Banten dalam pengembangan perekonomian Kecamatan
Bojonegara yaitu memberikan izin untuk pembangunan industri dan dermaga. Kegiatan tersebut berdampak negatif tidak hanya terhadap ekosistem lamun tetapi
juga terhadap ekosistem lain seperti mangrove, dan terumbu karang. Kondisi tersebut jika terus dibiarkan akan menyebabkan ekosistem lamun terus mengalami
kerusakan bahkan hilang.
Berdasarkan permasalahan tersebut maka penelitian ini akan mengkaji nilai ekonomi kerusakan dan pengelolaan ekosistem lamun. Pengelolaan ekosistem
lamun dapat dilihat dengan pengamatan fungsi ekonomi dan fungsi ekologi lamun. Fungsi ekonomi ekosistem lamun bagi masyarakat pesisir di Kecamatan
Bojonegara yaitu sebagai kawasan tangkapan ikan dan non-ikan seperti udang, kerapu, belanak, kepiting, kakap, dan kerang. Fungsi ekologi ekosistem lamun
yaitu sebagai tempat pemijahan ikan dan pencegah abrasi. Faktanya, fungsi ekosistem lamun yang dirasakan masyarakat pesisir di Kecamatan Bojonegara
mengalami perubahan karena adanya aktivitas di kawasan pesisir seperti reklamasi pantai, pencemaran dari industri maupun dari masyarakat pesisir, dan
aktivitas nelayan alat tangkap dan baling-baling perahu. Saat ini, Kawasan Pesisir Kecamatan Bojonegara terdapat masalah kepentingan antara pemanfaat
ekosistem lamun dengan aktivitas ekonomi dan pembangunan di kawasan pesisir. Permasalahan tersebut menyebabkan kerusakan terhadap ekosistem lamun di
kawasan pesisir. Berdasarkan masalah tersebut maka dirumuskan tiga tujuan penelitian: pertama, mengkaji persepsi masyarakat dan nelayan tentang fungsi
serta kondisi ekosistem lamun di Perairan Kecamatan Bojonegara yang dianalisis dengan skala likert. Kedua, mengestimasi nilai ekonomi kerusakan ekosistem
lamun di Perairan Kecamatan Bojonegara dan Perairan Teluk Banten menggunakan metode change on productivity dan replacement cost. Ketiga,
mengkaji alternatif pengelolaan ekosistem lamun di Perairan Kecamatan
Bojonegara dengan metode weighted sum model. Berdasarkan dari tujuan-tujuan tersebut diperoleh nilai ekonomi kerusakan ekosistem lamun dan diharapkan
penelitian menjadi suatu acuan untuk kebijakan pengelolaan ekosistem lamun yang berkelanjutan di Perairan Kecamatan Bojonegara. Secara rinci kerangka
penelitian tersebut adalah sebagai berikut:
Gambar 3.1 Kerangka Penelitian
Fungsi ekonomi lamun: Kawasan penangkapan
ikan dan non-ikan udang, kerapu, belanak, kepiting,
kakap, dan kerang Fungsi ekologi lamun:
Tempat pemijahan ikan dan pencegah
abrasi Pengelolaan ekosistem lamun di Wilayah Pesisir
Kecamatan Bojonegara
Nilai ekonomi kerusakan ekosistem lamun di
Perairan Kecamatan Bojonegara dan Perairan
Teluk Banten Alternatif pengelolaan
ekosistem lamun di Perairan Kecamatan
Bojonegara
Change on Productivity Replacement Cost
Analisis deskriptif dengan pendekatan WSM
Nilai ekonomi kerusakan ekosistem lamun di Teluk Banten
Kebijakan pengelolaan ekosistem lamun yang berkelanjutan Persepsi masyarakat dan
nelayan tentang fungsi serta kondisi ekosistem
lamun di Perairan Kecamatan Bojonegara
Analisis deskriptif melalui skala likert
Pemanfaatan ekosistem lamun
Aktivitas ekonomi dan pembangunan di
kawasan pesisir Conflict of Interest
Kerusakan ekosistem lamun
Aktivitas di wilayah pesisir: Reklamasi pantai,
pencemaran, aktivitas nelayan alat tangkap dan
baling- baling perahu