pesisir semakin berkurang. Rusaknya ekosistem lamun juga mampu mengakibatkan kawasan pesisir mengalami pengikisan abrasi. Persepsi
responden mengenai ekosistem lamun berfungsi sebagai pencegah abrasi dapat dilihat pada Tabel 6.3.
Tabel 6.3 Persepsi responden mengenai ekosistem lamun berfungsi sebagai
pencegah abrasi di Perairan Kecamatan Bojonegara
No Kriteria
Jumlah orang Nilai Kriteria bobot x jumlah 1 Tidak penting
32 32
2 Kurang penting 5
10 3 Biasa
5 15
4 Penting 22
88 5 Sangat penting
11 55
Total 75
200
Hasil perhitungan termasuk pada kriteria biasa
Sumber: Hasil Analisis Data 2015
Tabel 6.3 menunjukkan range skala persepsi responden mengenai ekosistem lamun berfungsi sebagai pencegah abrasi di Perairan Kecamatan Bojonegara.
Berdasarkan persepsi responden diperoleh total nilai kriteria sebesar 200, artinya responden menganggap ada atau tidaknya suatu ekosistem lamun tidak
mengakibatkan terjadinya pengikisan pantai abrasi di Perairan Kecamatan Bojonegara. Berbeda dengan manfaat ekosistem lamun yang sebenarnya, dimana
ekosistem lamun dapat bermanfaat untuk mencegah abrasi. Persepsi responden tersebut terbentuk karena responden belum mengetahui dan merasakan dampak
ekosistem lamun sebagai pencegah abrasi. Faktor terbentuknya persepsi tersebut karena kurangnya perhatian dan sosialisasi pemerintah tentang manfaat
keberadaan ekosistem lamun untuk masyarakat pesisir dan lingkungan.
6.1.3 Penanggulangan Kerusakan Ekosistem Lamun di Perairan Kecamatan Bojonegara
Kondisi ekosistem lamun di Perairan Kecamatan Bojonegara mengalami kerusakan diakibatkan karena tidak ada penyuluhan dan peraturan yang diterapkan
terkait ekosistem lamun kepada masyarakat di Perairan Kecamatan Bojonegara. Faktor lain yang menyebabkan rusaknya ekosistem lamun di Perairan Kecamatan
Bojonegara yaitu kegiatan pengurugan yang terjadi di kawasan pesisir oleh industri karena pemerintah menetapkan Kecamatan Bojonegara menjadi salah satu
kawasan industri di Provinsi Banten. Pengurugan yang terjadi mengorbankan ekosistem-ekosistem yang ada di kawasan pesisir termasuk ekosistem lamun.
Persepsi responden mengenai pembabatan ekosistem lamun disajikan pada Tabel 6.4.
Tabel 6.4 Persepsi responden mengenai pembabatan ekosistem lamun di
Perairan Kecamatan Bojonegara
No Kriteria
Jumlah orang Nilai Kriteria bobot x jumlah
1 Tidak setuju 59
59 2 Kurang setuju
3 6
3 Tidak peduli 7
21 4 Setuju
5 20
5 Sangat setuju 1
5 Total
75 111
Hasil perhitungan termasuk pada kriteria tidak setuju
Sumber: Hasil Analisis Data 2015
Tabel 6.4 menunjukkan range skala likert dengan total nilai kriteria sebesar 111, artinya responden tidak setuju dengan kegiatan pembabatan ekosistem lamun
di Perairan Kecamatan Bojonegara. Responden yang tidak setuju terjadinya pembabatan ekosistem lamun karena responden menyadari bahwa keberadaan
ekosistem lamun mampu mendukung perekonomian masyarakat pesisir. Persepsi yang juga banyak dipilih responden yaitu tidak peduli, karena menurut responden
seluruh kebijakan tergantung pada pemerintah. Persepsi tersebut menyebabkan responden beranggapan bahwa responden tidak memiliki hak untuk melarang
pemerintah melakukan pembabatan terhadap ekosistem lamun. Faktanya, berdasarkan hasil wawancara menunjukkan bahwa responden masih banyak yang
peduli tentang keberadaan ekosistem lamun di Perairan Kecamatan Bojonegara. Persepsi responden mengenai pentingnya ekosistem lamun untuk dilindungi dapat
dilihat pada Tabel 6.5. Tabel 6.5 Persepsi responden mengenai pentingnya ekosistem lamun untuk
dilindungi di Perairan Kecamatan Bojonegara
No Kriteria
Jumlah orang Nilai Kriteria bobot x jumlah
1 Tidak penting 5
5 2 Kurang penting
4 8
3 Biasa 3
9 4 Penting
12 48
5 Sangat penting 51
255 Total
75 325
Hasil perhitungan termasuk pada kriteria sangat penting
Sumber: Hasil Analisis Data 2015
Tabel 6.5 menunjukkan range skala likert dengan total nilai sebesar 325, dimana masuk pada kriteria sangat penting. Hasil perhitungan skala likert
menunjukkan bahwa ekosistem lamun sangat penting dilindungi di Perairan Kecamatan Bojonegara. Dampak yang dirasakan jika ekosistem lamun dilindungi