Kondisi Ekosistem Lamun di Perairan Teluk Banten
tempat tinggal bagi ikan. Tidak jarang juga ekosistem lamun dimanfaatkan
nelayan dan masyarakat pesisir sebagai kawasan tangkapan kerang. Kerang lamun yang diperoleh masyarakat akan dijual ke pengrajin kerang sehingga menambah
pendapatan masyarakat pesisir dan sebagian masyarakat hanya memanfaatkan kerang untuk kebutuhan rumah tangga.
Saat ini, ekosistem lamun di Perairan Kecamatan Bojonegara sudah mengalami kerusakan yang mengakibatkan hilangnya manfaat ekosistem lamun
bagi masyarakat dan lingkungan. Aktivitas masyarakat di kawasan pesisir mampu merusak ekosistem lamun seperti baling-baling perahu, pengurugan, pencemaran
oleh limbah, dan alat tangkap nelayan. Aktivitas tersebut menyebabkan luas ekosistem lamun setiap tahun semakin berkurang. Persepsi responden tentang
kondisi ekosistem lamun dijelaskan pada Tabel 6.2. Tabel 6.2 Persepsi responden terhadap kondisi ekosistem lamun di Perairan
Kecamatan Bojonegara
No Kriteria
Jumlah orang Nilai Kriteria bobot x jumlah
1 Sangat rusak 73
73 2 Rusak
2 4
3 Tetap 4 Baik
5 Sangat baik Total
75 77
Hasil perhitungan termasuk pada kriteria sangat rusak
Sumber: Hasil Analisis Data 2015
Berdasarkan Tabel 6.2 persepsi responden mengenai kondisi ekosistem lamun di Perairan Kecamatan Bojonegara diperoleh nilai sebesar 77. Hasil
tersebut tergolong ke dalam kriteria sangat rusak, artinya kondisi ekosistem lamun di Perairan Kecamatan Bojonegara sudah sangat rusak yang ditandai dengan
berkurangnya luas ekosistem lamun. Berdasarkan hasil wawancara dengan responden, ekosistem lamun mulai mengalami kerusakan di Perairan Kecamatan
Bojonegara pada Tahun 2000, namun masyarakat mulai merasakan dampak kerusakan ekosistem lamun di Tahun 2014. Hal tersebut disebabkan karena
semakin meningkatnya jumlah industri dan aktivitas dermaga di Perairan Kecamatan Bojonegara. Dampak rusaknya ekosistem lamun untuk jangka panjang
yaitu hasil tangkapan nelayan semakin berkurang dan jarak tangkapan semakin jauh. Akibatnya berdampak pada perekonomian masyarakat pesisir seperti
sebagian besar masyarakat harus beralih pekerjaan dan masyarakat mengakui bahwa fenomena tersebut menyebabkan penghasilan masyarakat di kawasan
pesisir semakin berkurang. Rusaknya ekosistem lamun juga mampu mengakibatkan kawasan pesisir mengalami pengikisan abrasi. Persepsi
responden mengenai ekosistem lamun berfungsi sebagai pencegah abrasi dapat dilihat pada Tabel 6.3.
Tabel 6.3 Persepsi responden mengenai ekosistem lamun berfungsi sebagai
pencegah abrasi di Perairan Kecamatan Bojonegara
No Kriteria
Jumlah orang Nilai Kriteria bobot x jumlah 1 Tidak penting
32 32
2 Kurang penting 5
10 3 Biasa
5 15
4 Penting 22
88 5 Sangat penting
11 55
Total 75
200
Hasil perhitungan termasuk pada kriteria biasa
Sumber: Hasil Analisis Data 2015
Tabel 6.3 menunjukkan range skala persepsi responden mengenai ekosistem lamun berfungsi sebagai pencegah abrasi di Perairan Kecamatan Bojonegara.
Berdasarkan persepsi responden diperoleh total nilai kriteria sebesar 200, artinya responden menganggap ada atau tidaknya suatu ekosistem lamun tidak
mengakibatkan terjadinya pengikisan pantai abrasi di Perairan Kecamatan Bojonegara. Berbeda dengan manfaat ekosistem lamun yang sebenarnya, dimana
ekosistem lamun dapat bermanfaat untuk mencegah abrasi. Persepsi responden tersebut terbentuk karena responden belum mengetahui dan merasakan dampak
ekosistem lamun sebagai pencegah abrasi. Faktor terbentuknya persepsi tersebut karena kurangnya perhatian dan sosialisasi pemerintah tentang manfaat
keberadaan ekosistem lamun untuk masyarakat pesisir dan lingkungan.