Pertimbangan Pengelolaan Ekosistem Lamun agar Keberadaan

pemerintah, pengurugan kawasan ekosistem lamun oleh industri, limbah industri maupun rumah tangga, aktivitas nelayan alat tangkap nelayan yang kurang ramah lingkungan, dan pembangunan dermaga. Faktor lain yang dapat menyebabkan rusaknya ekosistem lamun adalah kurangnya pengetahuan masyarakat akan manfaat ekosistem lamun baik secara ekologi maupun ekonomi. Selanjutnya, pemerintah menetapkan Kecamatan Bojonegara sebagai kawasan industri, hal tersebut menjadi ancaman bagi keberlangsungan ekosistem lamun. Dampak kerusakan ekosistem lamun menyebabkan ikan yang ada di pinggir pantai menjadi berkurang. Akibatnya nelayan yang awalnya menangkap ikan di kawasan ekosistem lamun berpindah ke tengah laut. Perubahan jarak area penangkapan menyebabkan penambahan biaya yang dikeluarkan oleh nelayan setiap tripnya dan mengurangi pendapatan nelayan. Masyarakat yang memanfaatkan ekosistem lamun di Kecamatan Bojonegara yaitu masyarakat yang bekerja di kawasan pesisir, yang terdiri dari masyarakat Desa Bojonegara, Desa Margagiri, dan Desa Karangkepuh. Manfaat keberadaan ekosistem lamun secara ekologi bagi masyarakat pesisir di Kecamatan Bojonegara yaitu sebagai tempat pemijahan, berkembangbiak, dan bertelurnya ikan, dan mencegah abrasi. Manfaat ekonomi ekosistem lamun bagi masyarakat pesisir di Kecamatan Bojonegara yaitu daerah penangkapan udang, kerapu, belanak, kepiting, kakap, dan kerang. Keberadaan ekosistem lamun dapat menunjang pendapatan masyarakat di Kecamatan Bojonegara yang bekerja di kawasan pesisir seperti nelayan, pengambil kerang, dan penjual ikan.

5.4 Prasarana dan Sarana Daerah di Kecamatan Bojonegara

Prasarana dan sarana daerah mampu mencerminkan perkembangan dan kemajuan suatu daerah. Prasarana dan sarana daerah merupakan salah satu faktor dalam membangun potensi sumberdaya manusia dan pembangunan daerah. Salah satu prasarana dan sarana daerah yang mampu menunjang potensi sumberdaya manusia dan pembangunan daerah pesisir yaitu sekolah dan tempat pelelangan ikan.

a. Jumlah Sekolah

Prasarana dan sarana pendidikan di Kecamatan Bojonegara cukup memadai, yang terdiri dari Taman Kanak-kanak TK sampai Sekolah Menengah AtasSederajat SMA. Prasarana dan sarana pendidikan di Kecamatan Bojonegara dirincikan pada Tabel 5.6. Tabel 5.6 Jumlah sekolah berdasarkan status di Kecamatan Bojonegara Tahun 2013 No Tingkat Sekolah Negeri unit Swasta unit 1 Taman Kanak-kanak 7 2 Sekolah Dasar 22 3 Sekolah Menengah Pertama SMP 2 3 4 Madrasah Tsanawiyah MTs 4 5 Sekolah Menengah Umum SMU 1 6 Sekolah Menengah Kejuruan SMK 1 7 Madrasah Aliyah MA 2 Sumber: Badan Pusat Statistik Kabupaten Serang, 2014 Tabel 5.6 menunjukkan jumlah sekolah yang beroperasi di Kecamatan Bojonegara. Berdasarkan jumlah tersebut, sekolah dasar memiliki jumlah terbanyak. Hal tersebut memiliki korelasi positif terhadap tingkat pendidikan di Kecamatan Bojonegara. Menurut hasil wawancara sebanyak 32 orang dari 75 orang atau sekitar 36 memiliki tingkat pendidikan akhir sekolah dasar. Tingkat pendidikan tersebut dipengaruhi oleh beberapa hal salah satunya adalah jumlah sekolah lanjutan yang kurang memadai di Kecamatan Bojonegara.

b. Jumlah Tempat Pelelangan Ikan TPI

Prasarana dan sarana lainnya yang selalu digunakan masyarakat dalam interaksi jual-beli hasil tangkapan yaitu tempat pelelangan ikan TPI. TPI di Kecamatan Bojonegara berfungsi untuk mendata hasil tangkapan nelayan dan mendata jumlah perahu serta nelayan di Kecamatan Bojonegara. Kecamatan Bojonegara memiliki 2 dua TPI, yaitu TPI Wadas dan TPI Margagiri. TPI Kecamatan Bojonegara menerima hasil tangkapan dari nelayan Teluk Banten, namun TPI Bojonegara juga menerima hasil tangkapan ikan dari daerah di luar Kawasan Teluk Banten. Hal tersebut dilakukan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat Kecamatan Bojonegara karena hasil tangkapan nelayan Teluk Banten mengalami penurunan sehingga tidak dapat memenuhi kebutuhan masyarakat.