Gambar 5.1 menunjukkan jumlah responden non nelayan didominasi perempuan yang mengetahui danatau memanfaatkan ekosistem lamun, sedangkan
responden nelayan didominasi oleh laki-laki. Berdasarkan data tersebut menunjukkan bahwa laki-laki di Kawasan Pesisir Kecamatan Bojonegara bekerja
di laut atau sebagai nelayan, sehingga laki-laki lebih banyak mengetahui ekosistem lamun dan manfaat ekosistem lamun daripada perempuan di Kecamatan
Bojonegara.
5.5.2 Usia
Usia menjadi salah satu faktor yang berpengaruh terhadap pemahaman masyarakat mengenai ekosistem lamun. Distribusi kelompok usia dalam
penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 5.2.
Sumber: Hasil Analisis Data 2015
Gambar 5.2 Karakteristik responden berdasarkan usia Berdasarkan Gambar 5.2 menunjukkan responden yang paling banyak yaitu
responden yang berusia 15-64 tahun atau usia produktif. Usia juga merupakan salah satu faktor responden mengetahui ekosistem lamun, karena tidak jarang
responden akan menemui atau memanfaatkan ekosistem lamun dalam aktivitas pekerjaannya. Responden memanfaatkan ekosistem lamun sebagai tempat
penangkapan udang, kerapu, belanak, kepiting, kakap, dan kerang sebagai mata pencaharian masyarakat pesisir.
5.5.3 Pendidikan
Tingkat pendidikan menunjukkan dari pendidikan formal yang ditempuh seseorang agar mengubah sikap dan mendewasakan pola pikir seseorang.
Pendidikan seseorang berpengaruh terhadap jenis pekerjaan dan cara mengambil keputusan seseorang. Pengelompokan pendidikan responden pada penelitian ini
92 96
8 4
20 40
60 80
100 120
Non nelayan nelayan
0-14 tahun 15-64 tahun
65 tahun ke atas
dibagi ke dalam 6 kelompok yaitu: tidak sekolah, tidak tamat SD, SD, SMP, SMA, dan Perguruan Tinggi PT. Data responden berdasarkan pengelompokan
tingkat pendidikan disajikan pada Gambar 5.3 berikut ini:
Sumber: Hasil Analisis Data 2015
Gambar 5.3 Karakteristik responden berdasarkan tingkat pendidikan Gambar 5.3 menunjukkan bahwa responden non nelayan tingkat pendidikan
responden paling banyak yaitu 40 tidak sekolah, dan 36 SD. Tingkat pendidikan untuk responden nelayan paling banyak yaitu 44 SD, dan 20 SMP.
Rendahnya tingkat pendidikan responden non nelayan karena responden didominasi perempuan, dimana perempuan di kawasan pesisir kesadarannya untuk
pendidikan masih rendah. Secara umum, tingkat pendidikan responden masih tergolong sangat rendah, bahkan responden yang tingkat pendidikan terakhirnya
perguruan tinggi hanya 2. Rendahnya tingkat pendidikan responden, mampu mempengaruhi pengetahuan responden mengenai ekosistem lamun seperti
manfaat ekonomi, ekologi, dan pengelolaan ekosistem lamun.
5.5.4 Penghasilan Responden
Tingkat penghasilan responden dikelompokkan pada 6 kelompok, dimana penghasilan responden berada pada kisaran Rp 500.000 - Rp 4.500.001 per
bulan. Penghasilan responden per bulan menggambarkan tingkat kesejahteraan rumah tangga masyarakat pesisir. Pengelompokan responden berdasarkan tingkat
penghasilan disajikan pada Gambar 5.4.
40
8
8
12 36
44
8 20
6 16
2 10
20 30
40 50
Non nelayan Nelayan
tidak sekolah tidak tamat SD
SD SMP
SMA Perguruan tinggi
Sumber: Hasil Analisis Data 2015
Gambar 5.4 Karakteristik responden berdasarkan tingkat penghasilan Berdasarkan Gambar 5.4 penghasilan responden non nelayan sebagian
besar berpenghasilan sebesar Rp 500.001-1.500.000 per bulan dan responden nelayan sebesar Rp 2.500.001-3.500.000 per bulan. Rendahnya penghasilan
responden per bulan salah satunya dipengaruhi oleh rusaknya ekosistem di Perairan Kecamatan Bojonegara. Faktor lain yaitu dipengaruhi oleh tingkat
pendidikan masyarakat yang masih rendah. Rusaknya ekosistem di Perairan Kecamatan Bojonegara menyebabkan jumlah biota laut menjadi berkurang,
sehingga penghasilan responden berkurang. Dampak negatif tersebut terjadi karena menurunnya hasil tangkapan dan meningkatnya biaya yang dikeluarkan
untuk penangkapan per tripnya. Kondisi ini menyebabkan sebagian dari penduduk di Desa Bojonegara, Desa Margagiri, dan Desa Karangkepuh beralih pekerjaan
dari nelayan menjadi pedagang atau buruh pabrik, sedangkan melaut dijadikan sebagai pekerjaan sampingan. Selain itu, rendahnya tingkat pendidikan responden
juga mempengaruhi tingkat penghasilan responden dimana responden sulit untuk beralih pekerjaan. Akibatnya, responden sulit untuk meningkatkan taraf
kesejahteraannya.
5.5.5 Status Kependudukan
Status kependudukan dikelompokkan menjadi dua kelompok yaitu penduduk asli dan penduduk pendatang. Penduduk pendatang antara lain berasal
dari Cirebon, Ciruas, Pulau Panjang, Lampung, Indramayu, dan Banten Lama. Karakteristik responden berdasarkan status kependudukan dapat dilihat pada
Gambar 5.5.
26
4 38
28
8 4
14 32
2 8
12 24
10 20
30 40
Non nelayan Nelayan
≤ 500.000 500.001-
1.500.000 1.500.001-
2.500.000 2.500.001-
3.500.000 3.500.001-
4.500.000
Sumber: Hasil Analisis Data 2015
Gambar 5.5 Karakteristik responden berdasarkan status kependudukan Berdasarkan Gambar 5.5, sebesar 90 responden non nelayan dan 88
responden nelayan merupakan masyarakat asli dari Desa Bojonegara, Desa Margagiri, dan Desa Karangkepuh. Status kependudukan juga merupakan salah
satu faktor responden untuk mengetahui keberadaan ekosistem lamun di Perairan Kecamatan Bojonegara, karena ekosistem lamun telah mengalami kerusakan
kurang lebih 10 tahun lalu.
90 88
10 12
20 40
60 80
100
Non Nelayan Nelayan
asli pendatang