Prospek Bisnis Tanaman Hias

16 antara 300 – 600 meter dpl suhu pada siang hari harus mencapai 24 – 27 ° dan pada malam harinya 18 – 21 ° C. Kombinasi dari suhu dan kelembaban akan membuat aglaonema dapat tumbuh dengan baik. Salah satu cara untuk menjaga kelembaban udara yaitu dengan cara menggunakan sprinkler. Sifat lain dari aglaonema yaitu tanaman ini merupakan tanaman yang peka terhadap cahaya matahari. Aglaonema tidak menyukai panas namun tetap membutuhkan cahaya matahari secara tidak langsung. Hal ini sangat berkaitan dengan habitat asalnya yaitu di wilayah hutan tropis Asia dimana aglaonema hanya menerima cahaya matahari sekitar 40 persen. Untuk menjaga besarnya cahaya matahari yang masuk biasanya digunakan jaring shading net 75 persen sehingga cahaya yang masuk hanya 25 persen. Jika cahaya matahari yang masuk melebihi 50 persen maka akan mengakibatkan kematian aglaonema. Aglaonema juga sangat peka terhadap air. Tanaman ini tidak menyukai air namun dalam keadaan media kering aglaonema akan mati sehingga harus disesuaikan dengan kebutuhan tanaman terhadap air. Kebutuhan air yang paling tepat untuk aglaonema adalah tidak terlalu banyak dan tidak terlalu sedikit.

2.2 Prospek Bisnis Tanaman Hias

Industri hortikuktura nasional dalam beberapa periode menunjukkan hasil yang menggembirakan. Bisnis tanaman hias semakin diminati masyarakat di banyak wilayah. Berdasarkan data dari Dirjen Hortikultura, peningkatan nilai produksi tanaman hias cenderung naik. Peningkatan produksi ini menyebabkan peningkatan nilai transaksi penjualan yang pada akhirnya akan meningkatkan nilai pendapatan. Tren pasar dari tanaman hias yang selalu berubah juga merupakan sebuah peluang dalam pengembangan tanaman hias. Jika produsen mampu membaca peluang pasar, maka produsen akan menghasilkan produk yang diminati konsumen. Besarnya permintaan tanaman hias nasional jumlahnya relatif banyak. Hal ini telihat dari nilai impor nasional pada tahun 2007 sebesar US 625,6 juta meningkat sebesar US 667,9 juta atau sebesar 6,77 persen pada tahun 2008. Impor tanaman hias dilakukan untuk mencukupi permintaan dari varietas tanaman 17 hias yang belum ada atau belum banyak diusahakan di Indonesia. Dengan melihat nilai impor tersebut, maka dapat dikatakan bahwa bisnis tanaman hias masih berprospektif untuk dijalankan karena permintaan pasar nasional belum terpenuhi. Masyarakat sebagai pengusaha dan produsen tanaman hias dituntut untuk selalu mengedepankan inovasi dan cepat tanggap melihat perubahan pasar serta dalam hal adopsi teknologi sehingga dapat menghasilkan produk-produk tanaman hias yang selalu mengikuti perkembangan dan permintaan pasar. Walaupun Indonesia masih mengimpor beberapa jenis tanaman hias dari luar, namun nilai ekspor tanaman hias nasional juga mengalami perkembangan. Selain negara Thailand yang merupakan negara penghasil jenis-jenis tanaman hias varietas baru, Indonesia juga merupakan salah satu negara pusat perkembangan tanaman hias di dunia. Indonesia dan Thailand bersaing secara ketat untuk dapat menghasilkan varietas tanaman hias baru. Hal ini menyebabkan tanaman hias yang berasal dari Indonesia diminati banyak konsumen di luar negeri. Beberapa negara yang menjadi tujuan ekspor tanaman hias nasional yaitu Jepang, Belanda, Vietnam, Perancis, Singapura, dan beberapa negara lainnya. Perkembangan nilai ekspor tanaman hias Indonesia dapat dilihat pada Tabel 6. Tabel 6. Ekspor dan Impor Tanaman Hias Indonesia ke Pasar Dunia Tahun 2003 – Oktober 2008 Tahun Nilai Ekspor US 000 2003 5.269 2004 5.640 2005 7.135 2006 7.244 2007 6.611 Jan – Okt 2008 6.222 Total 38.121 Sumber : Departemen Perdagangan 2009 Berdasarkan data ekspor pada Tabel 6, secara umum nilai ekspor tanaman hias nasional mengalami peningkatan. Saat ini Indonesia hanya mampu menduduki peringkat ke-51 dunia dalam pemasok tanaman hias. Ekpor Indonesia hanya mampu memenuhi 0,04 persen dari kebutuhan dunia. Posisi ini jauh 18 dibawah Singapura yang berada diperingkat ke-26 sebagai pemasok kebutuhan tersebut. Apalagi bila dibandingkan dengan Kenya dan Zimbabwe yang berada diposisi ke-7 dan ke-15. Adanya peluang ekspor dan dapat diterima produk tanaman hias Indonesia di pasar dunia membuktikan bahwa komoditi tanaman hias nasional diminati oleh banyak konsumen dan mampu bersaing di pasar internasional. Nilai ekspor yang tinggi merupakan salah satu sinyal positif dan menjadi rangsangan bagi para pengusaha tanaman hias untuk dapat meningkatkan kualitas dan inovasi dari produk yang dihasilkan agar mampu diekspor. Selain dapat menambah pendapatan bagi para pengusaha, ekspor tanaman hias yang semakin meningkat juga menjadi tambahan pendapatan bagi negara. Sektor florikultura selama ini dipandang sebelah mata. Padahal pengusaha tanaman hias yang berkecimpung didalamnya telah berperan memberi sumbangan besar bagi peningkatan ekonomi masyarakat. Sebenarnya, sektor ini bisa berperan lebih besar lagi, sebab keanekaragaman hayati Indonesia yang terdiri dari 29.375 spesies merupakan potensi besar untuk membentuk industri yang kokoh. Oleh karena ini berbisnis pada bidang tanaman hias merupakan salah satu peluang yang menjanjikan. Bila dikembangkan secara cermat dan sungguh-sungguh akan dapat menyediakan lapangan pekerjaan yang amat besar.

2.3 Penelitian Terdahulu tentang Optimalisasi Produksi