5
Tabel 3. Sentra Tanaman Hias di Jawa Barat Tahun 2006
Kota Jenis Tanaman
Kab. Bandung Mawar, Anggrek, Kaktus, Krisan, Gladiol, Anthurium, Palem, Bougenville,
Heliconia, Gerbera Cianjur
Mawar, Sedap Malam, Kaktus, Anggrek, Krisan, Gladiol, Gerbera, Dracaena, Zingeberase, Aspharagus
Sukabumi Mawar, Melati, Sedap Malam, Kaktus, Krisan, Gladiol, Gerbera,
Dracaena, Heliconia, Cycas, Pakis Bogor
Anggrek, Mawar, Melati, Krisan, Zingiberaceae, Heliconia, Pakis, Adenium,Ficus, Aglaonema, Euphorbia
Karawang dan Kab. Bekasi
Cemara, Palem, Melati, Zingiberaceae, Anggrek, Adenium, Aglaonema dan Dracaena
Garut Anggrek, Palem, Melati, Kaktus, Krisan, Gladiol, Anthurium, Dracaena,
Cordeline Kota Bandung
Palem, Cemara, Bougenville, Ficus, Anthurium. Depok
Anggrek, Bougenville, Cemara, Palem, Dracaena, Cordeline. Aglaonema, Adenium, Anthurium
Sumber : Direktorat Budidaya Tanaman Hias 2009
PT. Istana Alam Dewi Tara merupakan salah satu perusahaan tanaman hias yang berlokasi di Sawangan Depok, Jawa Barat. Istana Alam Dewi Tara
termasuk sebuah perusahaan yang baru berdiri. Perusahaan ini bergerak pada usaha produksi dan penjualan tanaman. Istana Alam Dewi Tara memfokuskan
kegiatan usahanya pada bidang tanaman hias yang terlengkap dan produk tanaman hiasnya memiliki banyak kelebihan.
1.2 Perumusan Masalah
Menurut Salvatore 2001 perusahaan firm adalah suatu organisasi yang mengkombinasikan dan mengorganisir berbagai sumber daya yang bertujuan
untuk memproduksi barang dan atau jasa untuk dijual. Istana Alam Dewi Tara merupakan salah satu jenis perusahaan tanaman hias yang sampai saat ini telah
berjalan kurang lebih dua tahunan. Produk tanaman hias yang dihasilkan oleh Istana Alam Dewi Tara sangat bervariasi. Dalam proses produksinya digunakan
berbagai input diantaranya yaitu berupa tenaga kerja, modal, dan input produksi seperti pupuk, pestisida, media tanam, dan lain-lain.
Selama tahun 2008, Istana Alam Dewi Tara telah memproduksi berbagai macam tanaman hias yang terdiri dari kelas aglonema, bromelia, philodendroi,
6 euphorbia, adenium, jasminum, liliaceae, palmae, dendrobium, dll. Proses
produksi dilakukan pada lahan kurang lebih seluas 3 ha. Dalam menjalankan usahanya Istana Alam Dewi Tara dituntut untuk berproduksi secara efisien agar
keuntungan yang diperoleh maksimal. Tabel 4 merupakan data penjualan tanaman hias berdasarkan class tanaman tahun 2008 pada Istana Alam Dewi Tara.
Tabel 4. Penjualan Istana Alam Dewi Tara Tahun 2008
No Class Tanaman
Penjualan Rp
1 Aglaonema
33,735,000 2
Bromelia 4,225,000
3 Phillodendroi
77,631,125 4
Euphorbia 47,912,680
5 Climber – Ramba
3,944,750 6
Sphatyphillum 2,340,000
7 Dracaena
1,826,000 8
Chamaedorea 2,024,750
9 Syngonium
2,720,000 10
Jasminum 797,500
11 Adenium
134,904,500 12
Liliaceae 540,000
13 Moraceae
43,003,275 14
Palmae 51,145,000
15 Pinaceae
3,472,500 16
Denorobium 1,845,000
17 Jeruk Imlek
11,012,500 Sumber : Istana Alam Dewi Tara 2009 diolah
Berdasarkan data penjualan Istana Alam Dewi Tara terlihat bahwa penjualan terbanyak adalah kelas tanaman adenium senilai Rp. 134.904.500
sedangkan aglaonema adalah Rp. 33.735.000. Adenium merupakan tanaman hias yang lebih banyak diusahakan pada Istana Alam Dewi Tara dan aglaonema
merupakan tanaman hias yang relatif baru diusahakan. Adenium dan aglaonema juga memberikan kontribusi pendapatan yang cukup besar terhadap penjualan
Istana Alam Dewi Tara. Selain itu, pada daerah dimana Istana Alam Dewi Tara berada yaitu Depok merupakan salah satu sentra tanaman hias untuk adenium dan
aglaonema. Adenium dan aglaonema juga telah memiliki komunitas sendiri yaitu
7 komunitas pecinta adenium dan aglaonema. Dalam kegiatan kontes yang
dilakukan oleh perusahaan, adenium dan aglaonema dijadikan salah satu jenis tanaman yang dikonteskan. Maka penelitian ini akan dilakukan pada jenis
tanaman adenium dan aglaonema di Istana Alam Dewi Tara. Istana Alam Dewi Tara masih memiliki pengalaman yang relatif lebih
sedikit jika dibandingkan dengan perusahaan pesaing sejenis yang terlebih dahulu menjalankan bisnis tanaman hias. Beberapa permasalahan yang dihadapi
perusahaan adalah dari sisi internal maupun eksternal. Perusahaan telah mampu memasarkan produknya secara langsung kepada konsumen yaitu konsumen
membeli secara langsung ke perusahaan. Saat ini yang menjadi konsumen utama perusahaan adalah berbentuk perseorangan individu sehingga belum terdapat
kontinuitas terhadap pemasaran dari produk yang dihasilkan dan hal ini seringkali meyebabkan produksi perusahaan berlebih.
Faktor internal perusahaan yang berpengaruh besar yaitu sumberdaya yang dimiliki baik terkait dengan alokasi penggunaan sumberdaya maupun
ketersediaannya. Sebuah perusahaan baru seperti Istana Alam Dewi Tara sangat membutuhkan pengetahuan tentang produksi optimal perusahaan terkait dengan
sumberdaya yang dimiliki agar produksi yang dihasilkan dapat memberikan keuntungan yang maksimal bagi perusahaan. Hal ini juga dikarenakan Istana
Alam Dewi Tara merasa masih dapat meningkatkan keuntungan perusahaan dengan sumber daya yang dimiliki.
Tabel 5. Jumlah Penjualan dan Produksi Adenium dan Aglaonema Istana Alam Dewi Tara Juni 2008 – Mei 2009
Jenis Tanaman Jumlah Produksi
Jumlah Terjual Selisih
Adenium ukuran S
2607 1326
1281
Adenium ukuran M
613 41
572
Adenium ukuran L
16 15
1
Aglaonema ukuran S
540 291
249
Aglaonema ukuran L
5 2
3
Sumber : Istana Alam Dewi Tara 2009 diolah
Pada Tabel 5 terlihat bahwa produksi adenium dan aglaonema pada Istana Alam Dewi Tara masih lebih banyak dari penjualannya. Terdapat selisih yang
cukup besar terutama untuk adenium ukuran S, adenium ukuran M, dan aglaonema ukuran S. Melihat kondisi terjadinya gap yang cukup besar tersebut,
8 maka perusahaan harus dapat membuat keputusan produksi yang tepat agar tidak
terjadi kelebihan produksi. Kelebihan produksi ini akan menyebabkan pengeluaran terhadap biaya variabel yang cukup besar padahal perusahaan dapat
menghemat biaya tersebut jika keputusan produksi yang diambil tepat. Pada era modern seperti sekarang ini usaha-usaha pada bidang pertanian
yang masih relatif sangat tergantung pada alam membutuhkan sebuah pengambilan keputusan produksi yang tepat sesuai dengan sumber daya yang
dimiliki perusahaan. Hal ini terjadi juga pada Istana Alam Dewi Tara yang bergerak pada usaha produksi adenium dan aglaonema. Bagi pelaku usaha
pengambilan keputusan untuk memperoleh keuntungan maksimal selain didasarkan pada pengalaman juga harus didasarkan pada ilmu pengetahuan.
Keputusan bisnis yang dihasilkan dengan pemanfaatan ilmu pengetahuan akan menghasilkan keputusan yang rasional.
Berdasarkan teori dari Richard Cyert dan James March dalam Salvatore 2001 bahwa pengambilan keputusan untuk memaksimumkan keuntungan
merupakan kegiatan paling rumit dalam perusahaan modern jika terjadi ketidakpastian dan kurangnya data. Keuntungan ini sangat berhubungan dengan
kemampuan perusahaan untuk dapat mengoptimalkan produksinya. Keputusan merupakan pemilihan di antara alternatif-alternatif James A. F. Stoner dalam
Salvatore 2001. Keputusan tersebut mengandung pengertian yaitu adanya pilihan atas dasar logika atau pertimbangan, ada beberapa alternatif yang harus dan
dipilih salah satu yang terbaik, dan ada tujuan yang ingin dicapai. Tujuan dari Istana Alam Dewi Tara adalah untuk meningkatkan keuntungan perusahaan
dengan menggunakan sebaik-baiknya sumber daya yang dimiliki. Untuk itu pengambilan keputusan produksi optimum harus dilakukan oleh Istana Alam
Dewi Tara dengan menggunakan ilmu pengetahuan yang logis untuk menghasilkan keputusan produksi adenium dan aglaonema yang tepat. Dengan
demikian perumusan masalah dari penelitian ini adalah : 1. Bagaimana kombinasi produksi optimal adenium dan aglaonema Istana Alam
Dewi Tara? 2. Mengetahui sumber daya yang menjadi pembatas dalam kegiatan produksi
adenium dan aglaonema Istana Alam Dewi Tara?
9 3. Bagaimana jika terjadi perubahan akan berpengaruh pada kondisi produksi
optimal awal Istana Alam Dewi Tara?
1.3 Tujuan