79 tidak aktif. Hal ini dilihat berdasarkan nilai dual price yang sama dengan nol.
Ketersediaan kendala media tanam tidak menjadi hambatan karena jumlahnya yang cukup berlebih. Jumlah ketersediaan media tanam masih lebih besar
dibandingkan dengan penggunaanya. Maka jika perusahaan menambah ketersediaan dari media tanam hal ini tidak akan memberikan penambahan
keuntungan terhadap perusahaan. Penggunaan media tanam aktual dan optimal adalah berbeda. Hal ini karena untuk saat ini jumla produksi actual dan optimal
masih lebih banyak aktualnya sehingga penggunaan sumber dayanya pun masih lebih banyak pada kondisi aktual.
Pada kondisi aktual, kebutuhan pasir malang dan sekam bakar ternyata mengalami kekurangan. Namun sebenarnya hal ini dapat diatasi oleh perusahaan
karena ketersediaannya yang masih ada. Hal ini dapat terjadi karena untuk variabel yang diamati menggunakan persentase untuk menentukan besarnya
ketersediaan yaitu sebesar sepertiga. Sehingga sebenarnya ketersediaan total untuk pasir malang dan sekam bakar masih ada. Sedangkan cocopeat, penggunaan pada
keadaan optimal dan aktual masih memiliki nilai sisa.
7.3.4 Penggunaan Pot Optimal
Pot merupakan tempatwadah yang digunakan untuk memproduksi tanaman pada Istana Alam Dewi Tara. Pot yang digunakan pada Istana Alam
Dewi Tara untuk produksi adenium dan aglaonema terdiri dari tiga macam ukuran yaitu S, M, dan L. Penggunaan masing-masing pot terdapat pada Tabel 20.
Tabel 20. Tingkat Penggunaan Pot dalam Kondisi Aktual dan Optimal Istana Alam Dewi Tara
Aktual Optimal
Sumber daya
Keterse- diaan
Terpa- kai
Sisa Keterse
-diaan Terpa-
kai Sisa
Dual Price
Ukuran S 1654
3147 -1493 1654
1654 0.00000
125539.79687 5
Ukuran M 640
613 27
640 459.769
7 180.230
270 0.000000
Ukuran M 640
21 619
640 297.638
9 342.361
145 0.000000
80 Dalam kondisi optimal, pot berukuran S menjadi kendala aktif bagi Istana
Alam Dewi Tara. Hal ini dikarenakan nilai dual price yang lebih besar dari nol. Artinya bahwa jika Istana Alam Dewi Tara menambah ketersediaan pot ukuran S
sebesar satu satuan maka akan meningkatkan keuntungan sebesar Rp. 125539,796875. Upaya penambahan pot ini tidak menjadi kendala bagi
perusahaan karena ketersediaan pot di dalam negeri yang cukup banyak dan perusahaan telah memiliki jaringan dengan produsen pembuat pot. Sedangkan pot
ukuran M dan L ketersediaannya masih berlimpah. Hal ini terlihat pada nilai sisa kedua pot tersebut. Pot ukuran M dan L disebut sebagai kendala tidak aktif.
Dalam hal ini penggunaan pot pada kondisi aktual dan optimal adalah berbeda. Pada kondisi aktual pot ukuran S dipakai sebanyak 3147, ukuran M sebanyak 613,
dan ukuran L sebanyak 21. Penggunaan pot ukuran S lebih banyak dari ketersediaannya. Hal ini dapat terjadi karena pada variabel yang diamati hanya
menggunakan persentase sebesar sepertiga dari total jumlah pot yang memang tersedia untuk produksi adenium dan aglaonema.
Pada kondisi aktual, penggunaan pot ukuran S ternyata mengalami kekurangan. Namun sebenarnya keadaan ini dapat diatasi perusahaan dengan
mengambil kekurangannya dari persediaan total untuk pot tanaman adenium dan aglaonema. Sedangkan pot ukuran M dan L baik pada kondisi aktual maupun
optimal ketersediannya melimpah.
7.3.5 Penggunaan Pupuk Optimal