Proses Produksi Aglaonema Proses Produksi .1 Proses Produksi Adenium

52 Serangan kutu ini menyebabkan pertumbuhan pucuk menjadi tidak normal. Red spider merupakan kutu berwarna merah yang menyebabkan daun yang terserang menjadi berwarna kusam 9 .

5.5.2 Proses Produksi Aglaonema

Aglaonema yang diproduksi oleh Istana Alam Nursery juga terdiri dari pot ukuran S, M, dan L. Perbanyakan dilakukan melalui dua cara yaitu stek cutting dan division anakan. Cutting dan division membutuhkan waktu kurang lebih 4 bulan. Tingkat keberhasilan dari produksi aglaonema yang dilakukan yaitu kira- kira sebesar 80 persen. Tahap produksi aglaonema yang dilakukan oleh Istana Alam yaitu : 1. Penyiapan media tanam Media tanam untuk agalonema tidak pernah tunggal atau terdiri dari satu unsur saja, melainkan media tanam yang digunakan merupakan kombinasi dari berbagai media tanam sesuai dengan fungsinya Kurniawan, 2006. Media tanam yang digunakan untuk produksi aglaonema pada Istana Alam Nursery adalah sekam bakar, coco peat, dan pasir malang dengan perbandingan 2 : 1 : 1. Sekam bakar merupakan sekam padi yang dibakar. Kelebihan dari sekam bakar yaitu memiliki daya serap terhadap air yang sedikit namun aerasi udaranya sangat baik Kurniawan, 2006. Cococpeat atau disebut juga sabut kelapa memiliki kelebihan dapat menahan air dalam jumlah banyak dan mampu menjaga kelembapan media. Menurut Kurniawan 2006 cocopeat sangat cocok digunakan sebagai campuran media tanam untuk daerah kering dan bersuhu tinggi. Sedangkan pasir malang merupakan campuran media yang berfungsi untuk menjamin porositas menjaga agar air yang masuk mudah dan langsung keluar dari pot. Setelah ketiga media tersebut disiapkan maka dilakukan pencampuran media tanam untuk kemudian diletakkan pada tray penyemaian. Tray tersebut 9 Hama dan Penyakit yang umum pada Adenium 13 Januari 2009. diakses pada tanggal 14 Juni 2009 53 mampu menampung 110 jenis aglaonema dari hasil cutting dan division. Media ini juga digunakan pada saat potting tanaman. 2. Perbanyakan Perbanyakan dilakukan menggunakan metode cutting dan division. Setiap indukan yang memiliki dua batang kira-kira mampu menghasilkan dua anakan dan enam batang yang dicutting dengan ukuran 3 cm. Cutting atau disebut dengan pemotongan induk merupakan teknik perbanyakan yang dilakukan dengan memotong batang induk kemudian ditanam kembali. Langkah-langkah cutting yaitu, biasanya tanaman induk dipilih yang sesuai dan sudah dapat dicutting yaitu minimal memiliki tiga helai daun. Biasanya pada satu pot indukan terdapat tiga batang dimana masing-masing batang dapat menghasilkan tiga potongan batang sebagai input tanaman baru. Setelah indukan dipilih selanjutnya memotong bagian batang dan mengolesi batang yang telah dipotong dengan zat perangsang tumbuh dan fungisida kemudia ditanam pada media yang telah disiapkan. Perbanyakan kedua yang dilakukan oleh Istana Alam Nursery yaitu dengan divission anakan. Aglaonema yang dipilih yaitu agalonema yang sudah memiliki daun minimal tiga lembar kemudian keluarkan tanaman dari pot dan dibersihkan bagian yang menghubungkan indukan dengan anakan. Setelah itu potong anakan, kemudia olesi bagian yang telah terpotong dengan fungsida dan tanam pada media yang telah disiapkan. Satu indukan aglaonema biasanya menghasilkan tiga anakan. Menurut Kurniawan 2006 kelebihan perbanyakan menggunakan cara cutting adalah dapat merangsang anakan untuk lebih produktif, namun kekurangannya yaitu indukan yang ditanaman tanpa akar akan tidak tumbuh dengan baik. Sedangkan kelebihan dari perbanyakan divission adalah karena mudah dilakukan, hasil lebih memuaskan, dan tanaman cepat tumbuh akar berfungsi dengan baik, daun lebih cepat lebar mendekati ukuran induknya. Namun kekurangan dari teknik perbanyakan ini adalah memerlukan kecermatan yang tinggi dalam mempertimbangkan kapan anakan layak dipisahkan dari induknya. Jika pemisahan anakan tidak tepat maka 54 pertumbuhan tanaman induk akan terganggu misalnya yaitu daunnya menjadi mengecil sehingga kualitas indukan menjadi menurun. 3. Penempatan pada misting Proses selanjutnya yaitu penempatan tray-tray aglaonema dalam ruangan misting . Waktu yang dibutuhkan dalam ruangan misting ini adalah tiga bulan. Pada ruangan misting ini setiap lima menit sekali tanaman disiram menggunakan sprinkle. Hal ini dimaksudkan untuk menjaga kleembaban ruangan. 4. Potting Setelah berada dari ruangan misting, maka aglaonema siap untuk dilakukan potting. Namun aglaonema hasil potting masih diletakkan pada misting selama 1 minggu untuk dapat beradaptasi jika nanti ditempatkan pada luar ruangan. Potting merupakan kegiatan yang sangat penting dalam bertanam. Pada aglaonema pemilihan pot yang tepat harus sangat diperhatikan karena menyangkut sistem pembuangan air dan drainase. Pot yang digunakan Istana Alam Nursery adalah pot plastik. Pot ini dibagi menjadi tiga ukuran yaitu ukuran S, M, dan L agar penempatan tanaman sesuai dengan ukurannya. 5. Pemupukan dan Penyiraman Penyiraman pada aglaonema dilakukan seminggu sekali dengan kadar yang lebih sedikit jika dibandingkan dengan adenium. Hal ini dikarenakan aglaonema akan membusuk jika terlalu banyak air. Penyiraman dilakukan pada pagi hari sekitar jam 7 atau 8 pagi, sedangkan jika penyiraman dilakukan pada sore hari maka dilakukan sekitar pada jam 3 sore hari. Pemupukan dan pemberian pestisida telah diatur sesuai dengan kebutuhan seperti tertera pada Tabel 11. 55 Tabel 11. Jenis Pestisida yang Digunakan untuk Agalonema, Waktu Pemberian, dan Fungsi pada Istana Alam Dewi Tara 2009 Jenis Pupuk Pestisida Waktu Pemberian Fungsi Gromor Hijau Satu minggu sekali pertumbuhan vegetatif batang, daun, dll Gromor Merah Satu minggu sekali pertumbuhan generatif bunga Previcure Satu bulan dua kali mengendalikan mites phytium sp , fusarium sp cendawan Konfidor Satu bulan sekali Mengendalikan thrips Pegasus Satu bulan sekali mengendalikan mealy bug kutu kapas Diazinon Satu bulan sekali sebagai kocor media Sumber : Istana Alam Dewi Tara 2009 6. Aklimatisasi Proses selanjutnya yaitu penempatan aglaonema pada ruangan aklimatisasi selama 2 – 3 minggu. Setelah itu, aglaonema siap untuk dijual. Ruangan aklimatisasi merupakan ruangan yang digunakan untuk pertumbuhan aglaonema yang baru keluar dari misting. Pada ruang aklimatisasi ini dilengkapi dengan paranet 75 persen. Paranet 75 persen artinya bahwa cahayan matahari yang masuk hanya 25 persen. Paranet ini berfungsi untuk menyaring agar sinar ultraviolet dari matahari tidak masuk ke ruangan. Hal ini dikarenakan agalonema sangat sensitif terhadap pencahayaan. Jika cahaya matahari yang masuk atau mengenai aglaonema lebih dari 50 persen maka akan berpengaruh pada daun aglaonema yaitu daun berwarna cokelat kehitaman dan kusam bahkan daun bisa terbakar yang akan menyebabkan kematian pada aglaonema. Sehingga aglaonema layak untuk dijual setelah melalui proses produksi kurang lebih empat bulan. VI. PERUMUSAN MODEL OPTIMALISASI 6.1 Perumusan Fungsi Tujuan Optimalisasi Produksi Adenium dan Aglaonema Perumusan model program linear mengandung penentuan variabel yang akan dijadikan fungsi tujuan dan kendala dalam menyelesaikannya. Variabel keputusan dalam peneltian ini mencakup beberapa kombinasi produk tanaman hias adenium dan aglaonema pada Istana Alam Dewi Tara. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memaksimalkan keuntungan perusahaan berdasarkan sumberdaya yang dimiliki. Terdapat 30 variabel keputusan untuk adenium dan 8 variabel keputusan untuk aglaonema. Sehingga seluruh variable keputusan dalam penelitian ini berjumlah 38 variabel. Variabel tersebut terdeskripsi dalam satuan tanaman berdasarkan ukuran pot yaitu ukuran S, M , dan L. Rincian variabel keputusan dalam penelitian ini terdapat dalam Lampiran 3. Untuk mendapatkan koefisien variabel pada fungsi tujuan dapat dilakukan dengan menghitung margin contribution dari masing-masing tanaman. Margin contribution dihitung dengan mengurangkan harga jual masing-masing tanaman dengan biaya variabel yang dibutuhkan untuk setiap tanaman. Biaya variabel yang digunakan karena biaya tersebut berkaitan langsung dengan produksi. Jika terdapat penambahan produksi maka akan berpengaruh pada biaya variabel. Persentase yang digunakan untuk nilai ketersediaan right hand side dari sepertiga total ketersediaan sumberdaya yang digunakan untuk adenium dan aglaonema adalah 60 persen jika sumberdaya yang digunakan hanya untuk agalonema, 30 persen jika sumberdaya hanya digunakan untuk adenium, dan 40 persen jika sumberdaya digunakan untuk adenium dan aglaonema. Harga dari masing-masing tanaman terdapat pada Lampiran 4. Rincian perhitungan margin contribution dari masing-masing tanaman terdapat pada Lampiran 5. Berdasarkan perhitungan tersebut maka diperoleh fungsi tujuan dapi optimalisasi produksi adenium dan aglaonema sebagai berikut. Max Z = 16981.89X21 + 37577.72X31 + 35384.39X41 + 49369.39X51 + 42984.39X61 + 23542.71X71 + 23062.96X81 + 19423.04X91 + 43525.16X111 + 32404.39X121 + 34218.70X131 + 30024.12X141 + 36781.89X151 + 52094.39X161 + 44430.5X171 + 42628.94X181 + 50163.18X191 + 57 83544.39X201 + 44017.93X211 + 44294.39X221 + 62984.39X231 + 64117.58X12 + 34117.58X22 + 44117.58X42 + 34117.58X82 + 42062.02X102 + 51242.58X122 + 80602.58X182 + 122354.81X183 + 118841.95X213 + 188773.85X241 + 70453.74X251 + 15453.74X261 + 43724.31X271 + 40453.74X281 + 18426.91X291 + 27072.63X301 + 1014201.82X243 6.2 Perumusan Fungsi Kendala Optimalisasi Produksi Adenium dan Aglaonema 6.2.1 Kendala Lahan Lahan merupakan salah satu faktor yang sangat berpengaruh dalam proses produksi adenium dan aglaonema. Tanpa adanya ketersediaan lahan tempat maka proses produksi tidak dapat berjalan. Lahan yang tersedia di Istana Alam Nursery merupakan kendala dikarenakan penggunaan lahan harus di bagi baik untuk produksi adenium maupun aglaonema. Selain itu, pada lahan yang sekarang digunakan oleh Istana Alam Nursery dimungkinkan tidak dapat lagi dilakukan perluasan dikarenakan lokasi disekitarnya telah dipenuhi oleh perumahan penduduk. Luas lahan yang digunakan untuk produksi adenium yaitu 257,5 m 2 dan luas lahan yang digunakan untuk produksi aglaonema yaitu 107,95 m 2 . Nilai RHS ditentukan dengan mengalikan 30 persen dari ketersediaan lahan untuk adenium dan 60 persen dari ketersediaan lahan aglaonema. Perhitungan koefisien kendala lahan dilakukan dengan menghitung luas lahan yang dibutuhkan satu tanaman dalam produksi. Perhitungan penggunaan lahan pada Istana Alam Nursery terdapat pada Lampiran 6. Berikut ini merupakan kebutuhan lahan untuk setiap tanaman yang diproduksi oleh Istana Alam Dewi Tara. a Model kendala lahan untuk adenium 507,81 X21 + X31 + X41 + X51 + X61 + X71 + X81 + X91 + X111 + X121 + X131 + X141 + X151 + X161 + X171 + X181 + X191 + X201 + X211 + X221 + X231 + 1142,58 X12 + X22 + X42 + X82 + X102 + X122 + X182 + 2031,25 X183 + X213 = 7.725.000 b Model kendala untuk tanaman aglaonema 1142,58 X241 + X251 + X261 + X271 + X281 + X291 + X301 + 4570,31X243 = 762.000 58

6.2.2 Kendala Indukan Adenium dan Aglaonema