Penelitian Terdahulu tentang Optimalisasi Produksi

18 dibawah Singapura yang berada diperingkat ke-26 sebagai pemasok kebutuhan tersebut. Apalagi bila dibandingkan dengan Kenya dan Zimbabwe yang berada diposisi ke-7 dan ke-15. Adanya peluang ekspor dan dapat diterima produk tanaman hias Indonesia di pasar dunia membuktikan bahwa komoditi tanaman hias nasional diminati oleh banyak konsumen dan mampu bersaing di pasar internasional. Nilai ekspor yang tinggi merupakan salah satu sinyal positif dan menjadi rangsangan bagi para pengusaha tanaman hias untuk dapat meningkatkan kualitas dan inovasi dari produk yang dihasilkan agar mampu diekspor. Selain dapat menambah pendapatan bagi para pengusaha, ekspor tanaman hias yang semakin meningkat juga menjadi tambahan pendapatan bagi negara. Sektor florikultura selama ini dipandang sebelah mata. Padahal pengusaha tanaman hias yang berkecimpung didalamnya telah berperan memberi sumbangan besar bagi peningkatan ekonomi masyarakat. Sebenarnya, sektor ini bisa berperan lebih besar lagi, sebab keanekaragaman hayati Indonesia yang terdiri dari 29.375 spesies merupakan potensi besar untuk membentuk industri yang kokoh. Oleh karena ini berbisnis pada bidang tanaman hias merupakan salah satu peluang yang menjanjikan. Bila dikembangkan secara cermat dan sungguh-sungguh akan dapat menyediakan lapangan pekerjaan yang amat besar.

2.3 Penelitian Terdahulu tentang Optimalisasi Produksi

Penelitian tentang optimalisasi produksi biasanya menggunakan teknik Linier Programming . Penelitian terdahulu yang menggunakan teknik LP ini dilakukan oleh : Maryati 2008, melakukan penelitian tentang optimalisasi produksi bibit tanaman hias PT. Inggu Laut Abadi Kabupaten Cianjur Propinsi Jawa Barat. Fungsi tujuan dari penelitian ini adalah untuk memaksimmkan keuntungan dari variabel indukan krisan x 1 , produksi krisan x 2 , dan produksi anyelir x 3 . Model fungsi tujuan LP dari penelitian ini adalah Maksimum Z 656,60x 1 + 75,75x 2 + 441,10x 3 . Kendala yang digunakan dalam penelitian ini adalah kendala lahan, kendala bahan kimia media tanam, kendala tenaga kerja, kendala sekam bakar, kendala pupuk kimia, kendala larutan pupuk organik, kendala indukan, 19 kendala pasar, dan kendala stok indukan botolan. Hasil dari penelitian ini adalah bahwa perusahaan belum dapat berproduksi secara optimal. Terdapat selisih keuntungan sebesar Rp. 2.199.482, 37 antara keadaan optimal dan keadaan aktual. Analisis post optimal dilakukan dengan dua skenario yaitu peningkatan harga input harga bahan kimia sebesar 130 persen dengan hasil bahwa keuntungan yang diperoleh lebih kecil dibandingkan dengan solusi optimal. Skenario dua yaitu jika jam kerja dikurangi. Hasil yang didapatkan bahwa keuntungan yang diperoleh pada kondisi efisiensi tenaga kerja lebih tinggi jika dibandingkan dengan keadaan aktual. Pratama 2008, melakukan penelitian tentang optimalisasi produksi adenium di Indonursery. Terdapat 24 variabel keputusan yang akan dimaksimumkan keuntungannya. Kendala yang terdapat dalam penelitian ini meliputi kendala lahan, kendala bibit benih, kendala pupuk kendala obat-obatan, kendala media tanam, kendala tenaga kerja, kendala modal penanaman, kendala modal pembelian, kendala permintaan, dan kendala batasan produksi. Hasil penelitian ini adalah bahwa terdapat selisih perbedaan pendapatan antara keadaan optimal dengan keadaan aktual sebesar 37,46 persen. Hal ini berarti bahwa keputusan yang dibentuk dari model akan lebih menguntungkan dan dapat menjadi bahan pertimbangan perusahaan dalam menentukan produksi selanjutnya. Rahmayanti 2008, melakukan penelitian tentang analisis struktur biaya dan optimalisasi pola tanam sayuran organik di Permata Hari Organic Farm Cisarua, Bogor. Optimalisasi dalam penelitian ini menggunakan metode linear programming dengan tujuan memaksimalkan pendapatan bersih dengan kombinasi jenis tanaman dan alokasi sumberdaya yang optimal dengan memperhatikan kendala sebagai batasan yaitu kendala lahan, kendala transfer penjualan, dan kendala produksi minimum. Berdasarkan hasil pengolahan linear programming diperoleh hasil bahwa kondisi optimal perusahaan sama dengan kondisi aktual perusahaan pada rentang waktu yang diteliti. Perusahaan akan memperoleh keuntungan yang maksimum jika perusahaan membatasi produksi minimum, produksi maksimum dan tanpa menggunakan batasan-batasan produksi pada beberapa komoditi yang menjadi variabel keputusan. 20 Penelitian tentang optimalisasi produksi juga dilakukan oleh Purba 2007 yaitu optimalisasi produksi pepaya di PT. Cipta Daya Agri Jaya Bogor, Jawa Barat. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menentukan tingkat kombinasi produksi optimal pepaya, mengkaji alokasi sumberdaya perusahaan untuk berproduksi optimal, menganalisis perubahan sensitivitas yang dilakukan terhadap koefisien fungsi tujuan dan ketersediaan sumberdaya, dan menganalisis perubahan jika terjadi penurunan harga jual pepaya dan kenaikan harga pupuk. Berdasarkan analisis yang dilakukan dapat diketahui bahwa perusahaan belum berproduksi secara optimal. Hal ini dapat dilihat dari perbandingan antara keuntungan aktual dengan keuntungan optimal. Astuti 2007 melakukan penelitian tentang optimalisasi produksi sayuran hidroponik PT. Saung Mirwan di Desa Sukamanah Kecamatan Mega Mendung Bogor. Keuntungan aktual pada perusahaan adalah sebesar Rp. 287.419.144. setelah dilakukan pengolahan menggunakan linear programming diperoleh hasil bahwa keuntungan maksimal perusahaan adalah sebesar Rp. 309.043.400 atau meningkat sebesar 7,52 persen. Berdasarkan pengolahan tersebut dapat diketahui bahwa keuntungan perusahaan yang diperoleh belum mencapai tingkat maksimal. Berdasarkan kelima penelitian terdahulu tersebut dapat disimpulkan bahwa terdapat beberapa persamaan yaitu para peneliti menggunakan linear programming untuk mendapatkan optimalisasi produksi dengan bantuan software LINDO. Selain itu, perusahaan yang diteliti belum mampu berproduksi secara optimal hal ini dapat dilihat berdasarkan hasil penelitian yang menunjukkan bahwa hampir seluruh hasil produksi aktual lebih rendah dari produksi optimalnya sehingga keuntungan yang diperoleh dari keadaan aktual adalah lebih kecil jika dibandingkan dengan keuntungan optimal yang seharusnya dapat diperoleh perusahaan. Perbedaan pada penelitian terdahulu yaitu terkait dengan komoditi, perusahaan, dan lokasi penelitian. Penelitian terdahulu tersebut terangkum dalam Tabel 7. 21 Tabel 7 . Metode Analisis Optimalisasi pada Penelitian Terdahulu Penulis Tahun Judul Skripsi Alat Analisis Sri Maryati 2008 Optimalisasi Produksi Bibit Tanaman Hias PT. Inggu Laut Abadi Kabupaten Cianjur Propinsi Jawa Barat Linear Progamming Nurikhsan Pitra Pratama 2008 Optimalisasi Produksi Adenium di Indonursery Cibinong, Kabupaten Bogor, Jawa Barat Linear Progamming Dian Rahmayanti 2008 Analisis Struktur Biaya dan Optimalisasi Pola Tanam Sayuran Organik di Permata Hari Organic Farm Cisarua, Bogor Linear Progamming Krisnatalia Purba 2007 Optimalisasi Produksi Pepaya di PT. Cipta Daya Agri Jaya Bogor, Jawa Barat Linear Progamming Marina Dwi Astuti 2007 Optimalisasi Produksi Sayuran Hidroponik PT. Saung Mirwan di Desa Sukamanah Kecamatan Mega Mendung Bogor Linear Progamming

III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis