4 Pemerintah Daerah Sawahlunto memiliki orientasi untuk menjadikan
kota Sawahlunto sebagai kota wisata dengan beberapa alasan. Pertama adalah mengantisipasi secepatnya ketertinggalan Kota Sawahlunto semenjak
menipisnya produksi batu bara PT. Bukit Asam yang disebabkan semakin menipisnya deposit batu bara yang ada dan tidak ekonomis lagi untuk
ditambang. Alasan kedua karena banyaknya sisi historis budaya dan bangunan tua yang ditinggalkan oleh Pemerintah kolonial Belanda. Alasan
ketiga Sawahlunto juga kaya dengan panorama alam berupa gua yang mempunyai ornamen beragam. Alasan untuk menjadikan pariwisata
Sawahlunto sebagai orientasi masa depan bagi kota Sawahlunto cukup rasional, karena Kota Sawahlunto mempunyai keindahan alam di berbagai
pinggiran kota.
1.2 Perumusan Masalah
Sawahlunto merupakan suatu kota yang terletak di Provinsi Sumatera Barat yang berjarak 95 km dari ibukota Sumatera Barat, yaitu Kota Padang.
Secara astronomis Sawahlunto berada pada 0.34 – 0.46 Lintang Selatan dan
100.41 – 100.49 Bujur Timur. Sawahlunto memiliki suhu minimun 22,5°C
dengan curah hujan rata-rata pertahun 1.072 mm. Kota Sawahlunto memiliki luas 273,45 km² yang terdiri dari empat kecamatan dengan jumlah
penduduk lebih dari 54.000 jiwa. Pemerintah Daerah Sawahlunto menargetkan Kota Sawahlunto
menjadi kota pariwisata karena didukung oleh bentangan alam yang berpotensi untuk menjadikan daerah tersebut sebagai tempat berwisata.
Salah satu objek wisata yang ada di Sawahlunto adalah objek wisata Kandis. Objek wisata kandis merupakan suatu objek wisata yang baru
terbentuk pada tahun 2006. Objek wisata Kandis diresmikan pada tanggal 1 Desember 2006 oleh Menteri Kebudayaan dan Pariwisata. Objek wisata
Kandis atau Taman satwa Kandis menempati areal sekitar 5 Ha yang terletak dibekas penambangan batu bara yang luas keseluruhannya lebih
kurang 400 Ha. Bertempat di dalam lingkungan Kecamatan Talawi 15 km dari Kota Sawahlunto, objek wisata Kandis ini dapat ditempuh
5 menggunakan
akses transportasi
darat dimana
wisatawan dapat
menggunakan mobil ataupun sepeda motor. Tidak tersedianya angkutan umum untuk tujuan ke objek wisata Kandis mengharuskan wisatawan yang
datang kesana menggunakan kendaraan pribadi. Taman satwa Kandis merupakan objek wisata yang dikelola oleh
pemerintah daerah Sawahlunto. Pada tahap awal pembangunannya, pemerintah mengeluarkan dana investasi sebesar Rp 6,7 milliar. Hak
kepemilikan objek wisata Kandis 99,999 dipegang oleh pemerintah daerah dan 0,001 dipegang oleh perorangan.
Taman satwa Kandis adalah suatu objek wisata yang unik karena pengunjung yang datang di tempat ini bisa menikmati 2 objek wisata
sekaligus. Selain bisa melihat koleksi satwa kebun binatang, di tempat tersebut juga terdapat sebuah danau yang bernama Danau Tandike yang
digunakan sebagai sarana wisata air. Objek wisata Kandis yang dibangun sejak tahun 2006 sampai saat ini masih dalam tahap pengembangan.
Pengembangan tersebut seperti penambahan jumlah satwa yang dipelihara di kebun binatang, perubahan dan perbaikan wahana yang ada
serta adanya penambahan wahana baru. Perencanaan pariwisata sangat penting dilakukan karena saat ini dan masa depan akan terus terjadi
pergeseran pasar wisata. Motif, minat, selera, tuntutan, dan perilaku wisatawan terus-menerus berubah dan hal ini perlu direspon dengan tepat
Damanik dan Weber, 2006. Wisatawan yang berkunjung dapat menikmati tempat wisata secara
sendiri, keluarga, maupun dengan teman-teman. Pengunjung dapat menikmati beragam objek wisata yang tersedia disana mulai dari kebun
binatang, tempat bermain paint ball, taman kupu-kupu, flying fox, lapangan golf dan adanya wahana air seperti banana boat, dan perahu-perahuan.
Selain itu objek wisata kandis juga bisa dijadikan sebagai sarana edukatif buat anak-anak.
Jumlah pengunjung dan pendapatan dari objek wisata Kandis dapat dilihat pada Tabel 3. Jumlah pendapatan yang didapat oleh pihak pengelola
6 dari objek wisata Kandis ini pertahun umumnya melampaui target yang
telah di tetapkan setiap tahun oleh pihak pengelola. Tabel 3. Jumlah pengunjung dan pendapatan pihak pengelola Kandis
Tahun Jumlah Pengunjung Orang
Pendapatan Rp Target Pendapatan Rp
2007 33.303
96.233.500 80.000.000
2008 83.543
454.803.500 400.000.000
2009 87.093
575.959.500 600.000.000
2010 128.084
1.061.108.000 1.000.000.000
2011 179.751
1.978.897.500 1.600.000.000
Sumber: UPT wisata Kandis
Pihak pengelola menetapkan harga tiket sesuai dengan dana investasi yang mereka keluarkan untuk pembangunan Kandis serta perhitungan
jangka waktu pengembalian modal, dimana hargat tiket diobjek wisata Kandis tersebut seperti pada tabel 4.
Tabel 4. Harga tiket masuk objek wisata Kandis Harga tiket masuk
Senin – Jum’at
Sabtu – Minggu
Dewasa 5000orang
7000orang Anak
– anak 3 sd 12 tahun 3000orang
5000orang
Sumber : UPT Kandis
Di tahun 2013 rencananya pihak pengelola wisata kandis akan melakukan penambahan wahana wisata baru dan melakukan pengembangan
terhadap wahana wisata yang telah ada. Rencananya pihak pengelola akan mendirikan aquarium raksasa yang konsepnya mengacu kepada aquarium
raksasa sea world yang ada di Ancol Jakarta, pembangunan studio 4 dimensi yang konsepnya mengacu kepada studio 4 dimensi yang ada di Duffan
Jakarta, pembangunan lapangan futsal serta pengembangan terhadap wahana wisata flying fox yaitu dengan menambah tinggi dan panjang jalur lintasan,
membenahi taman kupu-kupu dan menambah jumlah satwanya. Rencananya
7 penambahan wahana wisata ini akan dibangun di atas lahan kosong yang
masih berada di dalam kawasan objek wisata Kandis. Berdasarkan uraian di atas maka diperoleh beberapa pertanyaan terkait
rumusan masalah, yaitu: 1.
Faktor-faktor apa yang mempengaruhi kesediaan pengunjung untuk berkunjung kembali ke objek wisata Kandis?
2. Berapa nilai Willingness to pay WTP pengunjung untuk menentukan
potensi harga maksimum yang masih bersedia dibayarkan untuk wahana wisata yang ditawarkan di objek wisata Kandis?
3. Faktor-faktor apa yang mempengaruhi besarnya nilai WTP
pengunjung objek wisata Kandis?
1.3 Tujuan Penelitian
Berdasarkan latar belakang dan perumusan masalah, maka tujuan penelitian ini adalah:
1. Menganalisa faktor-faktor yang mempengaruhi kesediaan pengunjung
untuk berkunjung kembali ke objek wisata Kandis. 2.
Mengestimasi nilai WTP pengunjung untuk menentukan potensi harga maksimum yang masih bersedia dibayarkan untuk wahana wisata
yang ditawarkan di objek wisata Kandis. 3.
Menganalisa faktor-faktor yang mempengaruhi besarnya nilai WTP pengunjung objek wisata Kandis.
1.4 Manfaat Penelitian
1. Bagi penulis penelitian ini diharapkan menjadi pelengkap khasanah keilmuan ekonomi sumberdaya dan lingkungan.
2. Bagi pemerintah Kota Sawahlunto khususnya Dinas Pariwisata sebagai pertimbangan dalam menentukan kebijakan pengelolaan sektor
pariwisata