Teknik Pengumpulan Data Letak dan Keadaan Geografis Lokasi Penelitian

27 untuk datang lagi ke tempat wisata, sedangkan variabel biaya perjalanan bernilai negatif artinya diduga variabel tersebut yang akan mengurangi keinginan responden untuk datang berkunjung lagi ketempat wisata tersebut.

4.5.2 Estimasi Nilai WTP Pengunjung

Menurut Hanley dan Spash 1993 tahap-tahap menentukan WTP dengan menggunakan CVM adalah:

1. Membuat pasar hipotesis

Skenario yang dibuat dalam penelitian ini adalah : Pihak pengelola objek wisata Kandis di bawah naungan PT.WWS rencananya pada tahun 2013 ini akan melakukan pengembangan terhadap objek wisata, dimana akan ada penambahan wahana studio 4 dimensi dan akan ada perubahan terhadap panjang dan tingginya lintasan flying fox. Adanya penambahan dan perubahan terhadap objek wisata ini diharapkan dapat meningkatkan kepuasan pengunjung terhadap wahana wisata yang tersedia di Kandis. Apakah saudara tertarik terhadap tambahan wahana wisata tersebut? Apakah saudara bersedia membayar untuk tambahan wahana wisata baru tersebut? Berapa nilai harga tiket maksimum yang bersedia anda bayarkan untuk wahana wisata tersebut?

2. Mendapatkan nilai lelang bids

Untuk memperoleh nilai WTP dari responden dibentuk suatu metode permainan lelang bidding game, dimana responden diberi pertanyaan berulang-ulang tentang keinginannya membayar sampai mendapatkan nilai maksimum yang ingin dibayarkannya.

3. Menghitung rataan WTP

Rataan WTP dihitung menggunakan rumus : . Dimana: EWTP Dugaan rata-rata WTP Rp WTP Nilai WTP tiap responden Rp N Jumlah responden orang 28

4. Memperkirakan kurva lelang bids curve

Kurva permintaan dipengaruhi oleh beberapa unsur, dimana unsur tersebut mempengaruhi pendugaan kurva permintaan, adapun pendugaan kurva permintaan seperti berikut : WTP PNDK, PNDTN, BP, JT, LK Dimana : WTP Nilai WTP yang ingin dibayarkan Rp PNDK Tingkat pendidikan tahun PNDTN Tingkat Pendapatan Rpbulan BP Biaya perjalanan Rp JK Jenis Kelamin orang LK Lamanya di lokasi jam

5. Mengagregatkan data

Data dijumlahkan dimana nilai rata-rata permintaan dikonversikan terhadap populasi yang ditunjuk. Maka nilai total WTP adalah : TWTP = EWTP.Ni Dimana : TWTP = Total WTP Rp EWTP = Rataan WTP Rp Ni = Populasi orang

6. Evaluasi penggunaan CVM

Tahap ini melakukan penilaian terhadap sejauh mana penggunaan CVM telah berhasil di aplikasikan. Evaluasi penggunaan CVM dilakukan dengan menggunakan koefisien determinasi R² dari analisis regresi. 4.5.3 Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Besarnya Nilai WTP Pengunjung Objek Wisata Kandis Faktor-faktor yang diduga mempengaruhi besarnya nilai WTP diolah menggunakan model regresi linier berganda. Analisis regresi linier berganda menyangkut studi tentang hubungan antara satu variabel yang disebut variabel tak bebas atau variabel yang dijelaskan dan satu atau lebih variabel lain yang disebut variabel bebas atau variabel penjelas Gujarati, 2006. 29 Fungsi persamaan yang digunakan untuk mencari besarnya nilai WTP yang akan di bayarkan oleh reponden di pengaruhi oleh beberapa hal, dimana fungsi persamaannya adalah : Ԑ Dimana : Y = Nilai WTP yang ingin dibayarkan Rp β 0 = Konstanta β1..β6 = Koefisien regresi JK = Jenis Kelamin bernilai 1 jika pria, bernilai 0 jika wanita WK = Waktu yang di habiskan dilokasi Jam TPK = Tingkat pendidikan Tahun US = Usia Tahun BP = Biaya perjalanan Rp TP = Tingkat pendapatan Rpbulan Ԑ = Galat

4.6 Pengujian Parameter

Pengujian terhadap parameter dilakukan untuk memeriksa kebaikan model :

4.6.1 Uji Likelihood ratio

Menguji secara keseluruhan apakah model logit dapat menjelaskan keputusan pilihan kualitatif Y Juanda, 2009. β β β model tidak dapat menjelaskan untuk j=2,3,....k model dapat menjelaskan likelihood ratio merupakan rasio fungsi kemungkinan lengkap terhadap fungsi kemungkinan Ho benar.

4.6.2 Uji Odds ratio

Peubah dalam persamaan disebut odds atau resiko atau kemungkinan yaitu rasio peluang terjadi peubah bernilai satu muncul terhadap peluang terjadi peubah bernilai nol muncul Juanda, 2009. Dengan kata lain odds 30 ratio merupakan interpretasi dari sebuah peluang. Odds ratio tidak membutuhkan variabel yang menyebar normal dan juga hubungan antar variabel tidak terjadi homoskedastisitas.

4.6.3 Uji Keandalan

Uji keragaman untuk melihat sejauh mana keragaman yang dapat diterangkan oleh variabel bebas terhadap variabel tidak bebas. Uji ini di lakukan untuk evaluasi pelaksanaan CVM dilihat dengan nilai R-Square R² dari OLS Ordinary Least Square WTP.

4.6.4 Uji Heteroskedastisitas

Salah satu asumsi dari model regresi liniear adalah bahwa ragam sisaan ε sama atau homogen, asumsi ini disebut homoskedastisitas. Jika ragam sisaan tidak sama maka menimbulkan masalah heteroskedastisitas. Untuk mendeteksi adanya autokorelasi dapat menggunakan metode grafik Juanda, 2009.

4.6.5 Uji Multicolinearity

Salah satu asumsi dasar dari model regresi berganda adalah bahwa tidak ada hubungan linear sempurna antar peubah bebas dalam model tersebut. Jika hubungan tersebut ada, kita katakan bahwa peubah-peubah bebas tersebut berkolinearitas ganda sempurna perfect Multicolinearity. Multikolinearitas muncul jika dua atau lebih peubah atau kombinasi peubah bebas berkolerasi tinggi antara peubah yang satu dengan yang lainnya Juanda, 2009. Multikolinearitas dapat dilihat dari OLS, simpangan baku, dalam uji-F, dan melihat langsung melalui output regresi berganda dengan melihat nilai VIF, dimana jika nilai VIF 10 maka terdapat masalah multikolenearitas. 31 V KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

5.1 Letak dan Keadaan Geografis Lokasi Penelitian

Kota Sawahlunto dikenal sebagai kota tambang, secara astronomis Sawahlunto berada pada 0.34 – 0.46 Lintang Selatan dan 100.41 – 100.49 Bujur Timur dengan ketinggian antara 250 – 650 meter di atas permukaan laut dan memiliki suhu minimum 22 C dan suhu maksimum 33 C dengan curah hujan rata-rata pertahun 1.072 mm, dan memiliki jarak 95 km dari ibu kota provinsi Padang. Batas wilayah Kota Sawahlunto sebelah utara berbatasan dengan kabupaten Tanah Datar, sebelah selatan dan barat berbatasan dengan kabupaten Solok, dan sebelah timur berbatasan dengan kabupaten Sijunjung. Sawahlunto memiliki luas wilayah sekitar 27.345 Ha atau 273.45 km2 yang terdiri dari 4 kecamatan, 10 kelurahan, dan 27 desa. Kecamatan Talawi merupakan kecamatan terluas dengan luas wilayah sekitar 9.939 Ha dimana objek wisata Kandis terletak di dalam kecamatan Talawi, disusul dengan kecamatan Barangin seluas 8.854,7 Ha, kecamatan Lembah Segar dengan luas 5.528 Ha, dan terakhir kecamatan Silungkang dengan luas wilayah 3.293 Ha. Luas wilayah Kota Sawahlunto paling banyak terletak pada ketinggian 100-500m, sehingga memiliki topografi yang berbukit dan relative curam, maka pemanfaatan lahan yang ada cukup beragam dan bercampur mulai dari daerah yang terbangun digunakan untuk kepentingan perumahanpemukiman dan daerah yang tidak terbangun seperti lahan pertanian, perkebunan dan lain-lain. Secara garis besar Kota Sawahlunto terdiri dari Kawasan Lindung 26,5 dan Kawasan Budidaya 73,5. 32

5.2 Keadaan Sosial Ekonomi Penduduk

Jumlah penduduk Kota Sawahlunto pada tahun 2010 adalah sebanyak 56.866 jiwa terdiri dari 28.161 jiwa laki-laki dan 28.705 jiwa perempuan, dimana sebaran penduduk berdasarkan kecamatannya terdapat pada tabel : Tabel 6. Sebaran jumlah penduduk berdasarkan kecamatan tahun 2010 Kecamatan Penduduk orang Laki-laki Perempuan Jumlah Silungkang 5057 5069 10126 Lembah Segar 5881 6264 12145 Baringin 8338 8574 16912 Talawi 8885 8798 17683 Jumlah 28161 28705 56866 Sumber : Sawahlunto dalam angka Sedangkan jumlah penduduk kota Sawahlunto menurut kelompok umur pada tahun 2010 terdapat pada tabel berikut : Tabel 7. Jumlah penduduk Sawahlunto menurut kelompok umur tahun 2010 Kelompok Umur Penduduk orang Laki-laki Perempuan Jumlah – 4 5 – 9 10 – 14 15 – 19 20 – 24 25 – 29 30 – 34 35 – 39 40 – 44 45 – 49 50 – 54 55 – 59 60 – 64 65 + 2967 2849 5816 3090 2824 5914 2774 2792 5566 2293 2223 4516 1756 1754 3510 2235 2336 4571 2259 2248 4507 2104 2158 4262 1911 1971 3882 1893 1868 3761 1557 1598 3155 1186 1211 2397 629 746 1375 1507 2127 3634 Jumlah 2010 28161 28705 56866 2009 27241 28050 55291 Sumber : Sawahlunto dalam angka 33 Pembangunan ekonomi daerah yang tangguh dan berkeadilan merupakan agenda pembangunan pemerintah daerah dimana dalam memajukan perekonomian Kota Sawahlunto di fokuskan kepada pengembangan Industri wisata, revitalisasi pertanian, pengembangan industri kecil dan menengah, pengembangan kelembagaan ekonomi dan peningkatan investasi. Hal ini dapat dilihat dari mata pencarian penduduk sangat beraneka ragam mulai dari bidang pertanian, sektor pertambangan sampai di bidang jasa. Pada umumnya struktur ekonomi masyarakat Kota Sawahlunto sebagian besar di topang oleh sektor pertambangan, sedangkan subsektornya ada dibidang pertanian tanaman pangan, industri kecilkerajinan rumahan, dan sektor peternakan. Tabel 8. Persentase angkatan kerja dan bukan angkatan kerja tahun 2010 Kelompok umur Laki-laki Perempuan Total Angkatan kerja 85,08 65,00 74,81 Bekerja 77,15 51,53 64,05 Pengangguran 7,93 13,47 10,76 Bukan angkatan kerja 14,92 35,00 25,19 Sekolah 9,33 10,23 9,79 Mengurus RT 1,48 22,27 12,11 Lainnya 4,11 2,49 3,28 Sumber : Sawahlunto dalam angka Produk Regional Bruto PDRB merupakan penjumlahan keseluruhan nilai barang dan jasa yang dihasilkan seluruh sektor lapangan usaha ekonomi pada suatu wilayah dalam satu tahun. Pada tahun 2008 nilai PDRB kota Sawahlunto meningkat 14,47 dibanding tahun 2007, sedangkan pada tahun 2009 terjadi peningkatan PDRB sebesar 3,68 dari tahun 2008. Hal ini di sebabkan karena terjadinya pertumbuhan signifikan pada sektor pertanian 8,06, perdagangan, hotel dan restaurant sebesar 5,50 dan sektor pembangunan 5,30. 34

5.3 Kondisi Umum Objek Wisata

Resort Wisata Kandi Sawahlunto memiliki total area sekitar 400 Ha yang berada di areal bekas tambang batu bara yang terletak di Kecamatan Talawi, Taman Satwa Kandi sendiri memiliki luas sekitar 5 Ha yang di bangun pada bulan Agustus tahun 2006 dan diresmikan pada tanggal 1 Desember tahun 2006 oleh menteri Kebudayaan dan Pariwisata Ir, Jero Wacik. Kawasan Wisata Kandis berada pada ketinggian sekitar 210 – 370 m dpl, dengan topografi lahan berbukit sekitar 80 dan dataran sekitar 20. Pada permukaan tanah hampir seluruhnya ditanami pohon akasia dengan jarak tertentu untuk menetralkan keasaman tanah dan untuk menghijaukan kembali areal bekas tambang. Objek wisata Kandis ini hanya memiliki satu pintu masuk, dimana pengunjung yang ingin masuk dan keluar melewati pintu yang sama. Wisata Kandis ini berada di bawah naungan PT. WWS Wahana Wisata Sawahlunto yang berkantor di Kecamatan Muaro Kalaban, objek wisata Kandis memiliki jumlah karyawan sebanyak 37 orang, dimana setiap karyawan di gaji sesuai dengan UMR yang berlaku di Kota Sawahlunto yakni sebesar Rp 1.350.000 perbulannya. Setiap karyawan memiliki tugas dan pekerjaan yang berbeda-beda, dimana ada karyawan yang bertugas sebagai penjual tiket, penjaga pintu masuk, animal keepers, petugas kebersihan, penjaga wahana air dan penjaga wahana outbond. Objek wisata Kandis menyediakan berbagai macam wahana yang dapat dinikmati oleh pengunjung, dimana secara garis besar wahana tersebut dikelompokan kedalam 3 garis besar, diantaranya sebagai berikut : 1. Wahana air Wahana air merupakan wahana yang secara beroperasi di air, dimana wahana ini beroperasi di kawasan Danau Tandikek yang terdapat di dalam areal objek wisata Kandis, diantaranya ada wahana sepeda air, banana boat, dan perahu naga. 35 Gambar 2 wahana air 2. Taman satwa Taman satwa merupakan kawasan hewan atau kebun binatang yang terdapat di objek wisata Kandis, dimana pengunjung dapat melihat berbagai macam koleksi hewan yang ada, selain itu pengunjung juga dapat menunggang satwa yang telah disediakan seperti menunggang kuda, dan menunggang gajah. Selain itu di tamana satwa juga terdapat taman kupu- kupu, di taman kupu-kupu ini terdapat berbagai macam spesies kupu-kupu hidup yang dapat dilihat dan juga bisa menambah wawasan pengunjung. Gambar 3 wahana taman satwa 3. Wahana Outbond Wahana outbond merupakan wahana yang terdapat di luar ruangan dan berinteraksi langsung dengan lingkungan sekitar, wahana outbond merupakan wahana unggulan yang tersedia di Kandis, diantaranya ada wahana flying fox, paint ball, dan aneka permainan bermotor.