13
2.5 Contingent Valuation Method CVM
Metode Contingent Valuation Method CVM adalah teknik survey untuk menanyakan kepada seseorang tentang nilai atau harga yang bersedia
mereka berikan terhadap komoditi yang tidak memiliki harga pasar Yakin, 1997.
Dalam CVM dikenal lima macam cara untuk mengajukan pertanyaan kepada responden Yakin,1997, yaitu:
1. Metode tawar menawar bidding game, yaitu suatu metode dimana
jumlah yang semakin tinggi dari nilai awal disarankan pada responden sampai nilai WTP maksimum dari responden didapatkan.
2. Metode referendum tertutup dichotomous choice yaitu metode yang
menggunakan suatu alat pembayaran yang disarankan kepada responden baik mereka setuju ataupun tidak setuju, dengan jawaban
setujutidak maupun yatidak. 3.
Metode kartu pembayaran payment card, yaitu metode dengan penggunaan nilai yang disajikan pada sebuah kartu yang
memungkinkan jenis pengeluaran responden dalam kelompok pendapatan yang ditentukan dengan perbandingan jenis pekerjaan
mereka sehingga membantu responden dalam kelompok pendapatan yang ditentukan dengan perbandingan jenis pekerjaan mereka
sehingga membantu responden untuk menyesuaikan jawaban mereka. 4.
Metode pertanyaan terbuka open-ended question, yaitu suatu metode dimana responden ditanyakan nilai maksimum WTP mereka tanpa ada
penyaranan nilai awal terlebih dahulu. 5.
Metode ranking contingent, yaitu metode terbaru dengan menyodorkan rangking dari nilai moneternya, responden disuruh
mengurutkan dari yang paling disukai sampai yang tidak disukai dan nilai-nilai tersebut diterjemahkan melalui analisa statistik.
14
2.6 Penelitian Terdahulu
Penelitian Arifah 2008 mengenai analisis Willingness To Pay petani terhadap peningkatan pelayanan irigasi melalui rehabilitasi jaringan irigasi.
Penelitian ini membahas tentang kesediaan petani membayar iuran pengelolaan irigasi dilakukan pada masyarakat daerah irigasi desa Cisadane,
Kecamatan Rancabungur, Jawa Barat. Hasil penelitian ini menggunakan analisis regresi logit menunjukkan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi
kesediaan atau ketidaksediaan petani dalam membayar iuran pengelolaan irigasi adalah tingkat pendidikan dan produktivitas lahan. Hasil penilaian
nilai ekonomi air irigasi menggunakan analisis usaha tani diperoleh nilai kontribusi air irigasi water value usahatani padi sebesar 938.293ha. Nilai
tersebut menandakan bahwa petani memiliki kemampuan untuk membayar iuran pengelolaan irigasi. Iuran pengelolaan irigasi tersebut ditentukan
melalui pendekatan WTP petani terhadap peningkatan pelayanan irigasi yaitu sebesar Rp 70.000hektar. Berdasarkan nilai tengah WTP masing-
masing responden pada usaha tani padi dan dianalisis menggunakan regresi linear berganda, maka diperoleh bahwa faktor- faktor yang mempengaruhi
WTP terhadap peningkatan pelayanan irigasi adalah luas lahan, tingkat pengetahuan petani tentang iuran pengelolaan irigasi, pendapatan, dan
tanggungan keluarga. Fadilah 2011 melakukan penelitian mengenai analisis WTP
pengunjung terhadap paket wisata di Wana Wisata Curug Nangka Kabupaten Bogor. Berdasarkan penelitian tersebut diperoleh Nilai rataan
WTP yang dihasilkan untuk paket jogging track plus adalah sebesar Rp. 56.132,00 dengan nilai total WTP sebesar Rp 387.366.932,00. Paket
konservasi nilai rata-rata WTPnya sebsesar Rp 127.313,00 dan nilai TWTPnya sebesar Rp.878.587.013,00. Nilai rata-rata WTP responden
terhadap kedua paket tersebut ternyata lebih kecil dari rencana tarif yang akan diberlakukan oleh pihak pengelola yakni Rp 65.000 dan Rp 170.000.
Faktor-faktor yang diduga mempengaruhi secara nyata besarnya nilai WTP responden untuk kedua paket wisata tersebut adalah variabel lamanya
menempuh pendidikan dan tingkat pendapatan. Variabel biaya perjalanan