Sejarah Ikan Balita Kriteria Ikan Balita

Tabel 2. Kriteria Benih Ikan Mas untuk Pendederan No. Kriteria Larva Kebul Putihan Belo Sangkal 1. Umur maksimal hari 4 20 40 70 90 2. Panjang total minimal cm 0,6 1 3 5 8 3. Bobot minimal gram 0,2 3 6 10 Sumber: BSN, 1999

3. Jenis Ikan Balita yang Populer

Sampai saat ini menu ikan balita goreng yang nilai komersialnya tinggi terutama di Pulau Jawa Jabodetabek dan Bandung hanya terbatas dua jenis ikan saja, yaitu ikan mas dan nila. Sebagian besar restoran favorit yang ada di Bogor umumnya menggunakan ikan mas. Begitu pula di UD.Suhada menggunakan dua jenis ikan, ikan mas dan ikan nila, yang lebih banyak di komersialisasikan adalah ikan mas. Ikan nila dinilai kurang menarik lantaran warnanya tidak secerah ikan mas. Namun demikian, beberapa restoran justru ada yang fanatik menggunakan ikan nila dan ternyata memilki banyak peminat. Sementara ikan beuntuer semakin sulit ditemukan dan hanya terdapat di daerah tertentu saja dalam jumlah kecil, seperti di Kuningan dan Sumedang. Di luar Pulau Jawa juga terdapat menu ikan goreng berukuran kecil, tetapi tidak termasuk ikan balita goreng, karena meskipun sosoknya kecil namun sesungguhnya sudah merupakan ikan dewasa konsumsi. Sebagai contoh, ikan seluang Rasbora argyrotaenia yang populer di Kalimantan dan Sumatera. Ikan seluang adalah ikan sungai yang dikeringkan dan digoreng gurih. Ikan ini pada dasarnya berukuran kecil; yang sudah dewasa konsumsi berukuran maksimal 3-5 cm. Demikian juga halnya dengan ikan bilisbilih Mystacoleucus padangensis. Ikan di dunia hanya terdapat di danau Singkarak, Solok, Sumatera Barat, juga berukuran kecil 3-8 cm dan merupakan ukuran konsumsi. Dari perkembangan selanjutnya, penamaan menu ikan mas atau nila kecil goreng ini ternyata tidaklah sama antara restoranrumah makan yang satu dengan yang lainnya. Sebagian besar telah menggunakan istilah ikan balita goreng, bahkan ada restoran yang mengklaim bahwa sejak 1990-an sudah menggunakan istilah tersebut sebagai merek dagangnya Warta Pasar Ikan, 2007, namun ada juga restoran menamakannya ikan unyil goreng. Sementara itu, ada juga restoran lain yang mempopulerkannya sebagai baby fish.

4. Pasokan Kebutuhan Ikan Balita

Beberapa praktisi mengatakan bahwa pasokan ikan balita yang baik berasal dari ikan balita yang dipelihara secara mina padi di sawah. Karena, ikan balita yang dipelihara di sawah bersama padi, terutama di sawah yang menerapkan penanaman padi ramah lingkungan organik, akan bertambah prima rasa dan kualitasnya. Namun, ada juga yang mengandalkan ikan balita hasil pemeliharaan di kolam. Berdasarkan pengalaman, pasokan ikan balita yang dipelihara di sawah bersama padi kontinuitasnya sulit dipertahankan, terutama pada musim kemarau. Pada musim ini banyak sawah kekurangan air, sehingga pemeliharaan ikan balita tidak dapat dilaksanakan. Akhirnya, mereka lebih mengandalkan pasokan ikan balita dari pembudidaya ikan yang membesarkannya di kolam. Besarnya pasokan sangat tergantung pada besarnya permintaan konsumen. Ada restoran yang membutuhkan pasokan bahan baku ikan balita sekitar 10 kghari. Sebuah restoran ikan balita di Bogor bahkan membutuhkan rata-rata 2-3 tonbulan Warta Pasar Ikan, 2007. Umumnya, pasokan ikan balita dalam keadaan hidup. Sementara ukuran yang banyak diminati adalah yang panjangnya 3-5 cm. Namun demikian, ada juga restoran tertentu yang membutuhkan ikan balita yang lebih besar, yaitu yang berukuran 5-8 cm. Jika dikonversikan ke berat per kilogramnya, kira-kira 100-120 ekorkg. Bahan baku ikan balita yang disuplai ke restoran harus dalam kondisi sehat, sehingga tingkat kematiannya berkisar 10-20 saja. Artinya, dari 100 ekor ikan balita hidup yang dikirim, yang mati kalau ada tidak lebih dari 20 ekor. Untuk sistem pembayarannya, ada restoran yang menerapkan sistem tunai, yakni langsung dibayar pada saat ikan datang. Namun, umumnya restoran-restoran melakukan pembayaran secara tidak langsung, terutama restoran besar yang memilki pemasok tetap. Hal ini biasanya sesuai dengan perjanjian yang telah disepakati antara pemasok dan pihak restoran. Jika ikan balita yang dipasok pembudidaya sudah memenuhi persyaratan, ikan ini langsung ditampung untuk sementara dalam bak penampungan khusus. Besarnya bak penampungan tergantung pada jumlah ikan. Ada restoran besar yang memiliki bak penampungan berkapasitas hampir 1 ton ikan. Ikan-ikan di bak penampungan ini sebagian langsung ditangkap, untuk kemudian disiangi, dimasak dan disajikan kepada para pengunjung restoran. Sebagian lagi sengaja memelihara selama 1-2 hari. Cara yang demikian ini lebih baik karena ikan menjadi lebih segar dan lebih bersih Amri Khairuman, 2007.

C. Usaha Mikro, Kecil dan Menengah UMKM

1. Konsep dan Definisi UMKM

Defenisi Usaha Mikro, Kecil dan Menengah UMKM diatur dalam Undang-Undang UU Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2008 tentang UMKM, Pasal 1 dinyatakan bahwa usaha mikro UMI adalah usaha produktif milik orang perorangan danatau badan usaha perorangan yang memenuhi kriteria UMI sebagaimana diatur dalam UU tersebut. Usaha kecil UK adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau bukan cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian, baik langsung maupun tidak langsung, dari usaha menengah UM atau usaha besar UB yang memenuhi kriteria UK sebagaimana dimaksud dalam UU tersebut. Sedangkan UM adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau bukan cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian, baik langsung maupun tidak langsung, dari UMI, UK atau UB yang memenuhi kriteria UM sebagaimana dimaksud dalam UU tersebut Tambunan, 2009.