Peningkatan permintaan ikan balita
strategis internal, kemudian diberi bobot dan rating, sehingga diperoleh hasil identifikasi.Tabel 11.
Tabel 11. Faktor Strategik Internal Usaha Ikan Balita UD. Suhada
No. Faktor Internal
Bobot a
Rating b
Nilai axb
Kekuatan :
1 Mutu benih ikan lebih baik
0,069 3,333
0,231 2
Penanganan pasca panen yang cepat 0,072
3,667 0,265
3 Kebutuhan tenaga kerja yang
mudah 0,058
3,667 0,214 4 Promosi
0,051 4,000 0,206
5 Memiliki jaringan pemasok bahan
baku 0,074
3,667 0,270 6
Komunikasi dalam pekerjaan 0,068
3,333 0,227
7 Lokasi usaha strategik
0,071 3,333
0,236 8
Saluran distribusi pemasaran 0,067
3,333 0,222
Kelemahan :
1 Manajemen kontrol mutu
0,060 1,667
0,100 2 Variasi
produk 0,053
1,667 0,089 3
Pencatatan data keuangan 0,060
1,333 0,081
4 Kekurangan modal
0,063 1,667 0,104
5 Keadaan SDM
0,058 1,333 0,078
6 Lahan produksi
0,058 2,000 0,115
7 Hasil produksi belum optimal
0,055 2,000
0,110 8 Penggunaan
teknologi 0,063
1,667 0,104
Jumlah 1,000 2,651
Berdasarkan Tabel 11 diketahui bahwa faktor memiliki jaringan pemasok bahan baku diakui sebagai faktor paling penting
dalam kegiatan produksi skor 0,270. Faktor tersebut berkaitan dengan faktor penanganan pasca panen yang cepat skor 0,265 dalam
pelaksanaan produksi, sehingga bahan baku yang diterima dari pemasok dapat dikelola dengan baik. Lokasi usaha yang strategik skor
0,236 yang dimiliki UD. Suhada merupakan faktor yang berpengaruh dalam keberlangsungan usaha ikan balita, lokasi usaha yang dekat
dengan faktor produksi bahan baku. Untuk memperoleh produk yang berkualitas maka faktor mutu benih ikan yang lebih baik skor 0,231
sangat berpengaruh dalam pengembangan usaha. Dalam menjalankan usaha ikan balita ini juga memperhatikan faktor komunikasi dalam
pekerjaan skor 0,227 yang menjadi kekuatan dalam penyampaian tugas pokok dan fungsi dalam bekerja. Usaha ikan balita di UD.Suhada
telah menjalin hubunganyang baik ke para distributor, sehingga saluran distibusi untuk memasarkan hasil usaha ikan balita tidak mengalami
hambatan, bahkan menjadi kekuatan bagi perusahaan skor 0,222. Faktor kelemahan utama dalam pengembangan usaha adalah
lahan produksi skor 0,115 yang masih kurang memadai sehingga masih memerlukan perluasan lahan dalam hal tempat penampungan
benih ikan balita serta tempat pengolahan benih ikan balita. Dengan lahan yang masih kurang memadai sehingga berpengaruh terhadap
hasil produksi yang belum optimal skor 0,110. Faktor yang menjadi kelemahan dalam pengembangan ikan balita di UD.Suhada adalah
faktor kekurangan modal skor 0,104, sehingga UD.Suhada belum mampu mengoptimalkan potensi yang tersedia. Penggunaan teknologi
skor 0,104 yang masih sederhana juga merupakan faktor kelemahan dalam menentukan kualitas dan kuantitas produk ikan balita di UD.
Suhada. Dibutuhkannya bagian management quality control skor 0,100 dalam usaha ikan balita di UD.Suhada, karena hal ini
merupakan salah satu faktor paling penting dalam pengembangan usaha. UD.Suhada juga memiliki variasi produk skor 0,089 yang
masih belum cukup beragam, sehingga faktor ini menjadi salah satu kelemahan dalam memberikan penawaran produk kepada konsumen.
Dalam keberlangsungan usaha ikan balita di UD.Suhada, pencatatan data keuangan yang belum optimal skor 0,081 , karena kurangnya
SDM yang dimiliki skor 0,078, sehingga menjadi salah satu faktor kelemahan perusahaan.
Dari hasil analisis perhitungan faktor-faktor internal didapatkan total skor nilai sebesar 2,651 Tabel 10. Nilai ini berada di atas nilai
rata-rata sebesar 2,500 yang menunjukkan posisi internal perusahaan yang cukup kuat, dimana perusahaan memiliki kemampuan di atas
rata-rata dalam memanfaatkan kekuatan dan mengantisipasi kelemahan internal David, 2004.