Gas Bumi UU 212001 Panas Bumi UU 272003
36
PMK.072012 tentang Pengalokasian Anggaran Transfer ke Daerah perhitungan perkiraan alokasi DBH SDA dapat ditetapkan di bawah pagu
yang ditetapkan dalam Undang-Undang tentang APBN. Selanjutnya Kementerian Keuangan c.q. Ditjen Perimbangan Keuangan menetapkan
Peraturan Menteri Keuangan tentang Perkiraan Alokasi DBH SDA paling lama 30 tiga puluh hari setelah diterimanya Surat Penetapan tersebut.
Jika terdapat perubahan terhadap target penerimaan SDA dalam APBN Perubahan, maka Kementerian Teknis menyampaikan kembali Surat
Ketetapan tentang Perubahan Penetapan Daerah Penghasil dan Dasar Perhitungan Bagian Daerah Penghasil DBH SDA paling lambat bulan
Oktober tahun anggaran bersangkutan. Berdasarkan perubahan tersebut, Ditjen Perimbangan Keuangan melakukan perubahan terhadap PMK
Perkiraan Alokasi DBH SDA. PMK Alokasi DBH SDA ditetapkan setiap akhir tahun anggaran yang
merupakan realisasi penyaluran satu tahun triwulan I s.d IV. Selain itu PMK Alokasi memuat adanya Dana Cadangan DBH SDA untuk
menampung perkiraan realisasi penerimaan SDA pada tahun anggaran bersangkutan yang belum dibagihasilkan sampai dengan penyaluran
triwulan IV tahun bersangkutan. Besaran Dana Cadangan DBH SDA adalah sebesar selisih antara Pagu APBNAPBN Perubahan dengan
realisasi penyaluran triwulan I s.d IV atau sebesar perkiraan penerimaan SDA sampai dengan akhir tahun anggaran. Besaran alokasi yang terdapat
dalam PMK Alokasi DBH SDA merupakan realisasi DBH SDA yang dibagihasilkan dan di beberapa daerah besaran alokasi disertai dengan
lebih salur yang terjadi pada periode penyaluran sebelumnya.
Pelengkap Buku Pegangan Tahun 2013 37
AFFIRMATIVE POLICY DALAM PERCEPATAN PEMBANGUNAN DAERAH UNTUK PENINGKATAN KESEJAHTERAAN RAKYAT
Proses penetapan perkiraan alokasi DBH SDA Migas
a. Besaran asumsi dasar prognosa lifting, kurs Rupiah terhadap Dollar, dan
harga minyak Indonesia ICP ditetapkan dalam APBN oleh Pemerintah dan DPR;
b. Berdasarkan asumsi tersebut Menteri ESDM menetapkan daerah penghasil dan
dasar perhitungan DBH SDA Migas. Ketetapan tersebut paling lambat 60 hari sebelum tahun anggaran bersangkutan setelah berkonsultasi dengan Menteri
Dalam Negeri. Selanjutnya ketetapan tersebut disampaikan kepada Menteri Keuangan. Dalam hal lapangan migas tersebut berada pada wilayah yang
berbatasan atau berada pada lebih dari satu daerah, Menteri Dalam Negeri menetapkan daerah penghasil berdasarkan pertimbangan menteri teknis paling
lambat 60 hari setelah diterimanya usulan pertimbangan dari menteri teknis. Ketetapan Menteri Dalam Negeri tersebut menjadi dasar perhitungan lifting
per daerah penghasil SDA Migas oleh Menteri ESDM. c.
Bersamaan dengan proses tersebut, Satuan Kerja Khusus Migas SKK Migas, dulu BP Migas melakukan perhitungan perkiraan Cost Recovery, Gross
Revenue, First Trance Petroleoum FTP, dan Bagian Pemerintah per KKKS; d.
Berdasarkan ketetapan Menteri ESDM tersebut, Direktur Jenderal Anggaran melakukan perhitungan perkiraan faktor-faktor pengurang Domestic Market
ObligationDMO, Fee usaha Hulu Migas, PPN, PBB sektor pertambangan Migas, PDRD. Hasil perhitungan PNBP SDA Migas per KKKS tersebut disampaikan
kepada Dirjen Perimbangan Keuangan; e. Berdasarkan Ketetapan Menteri ESDM dan perhitungan Direktur Jenderal
Anggaran tersebut, Direktur Jenderal Perimbangan Keuangan melakukan perhitungan Perkiraan Alokasi DBH SDA Migas yang kemudian diajukan kepada
Menteri Keuangan untuk ditetapkan dalam Peraturan Menteri Keuangan tentang Perkiraan Alokasi DBH SDA Migas paling lambat 30 hari setelah diterimanya
ketetapan Menteri ESDM dan perhitungan Dirjen Anggaran.
38
Mekanisme perhitungan perkiraan alokasi DBH SDA Migas
a. Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan melakukan grouping per KKKS per jenis minyak khusus untuk minyak bumi, kecuali PT PERTAMINA EP
berdasarkan data Prognosa lifting dalam surat Keputusan Menteri ESDM tentang penetapan daerah penghasil Migas dan Dasar Perhitungan DBH SDA
Migas yang disampaikan oleh Ditjen Migas dengan data perkiraan PNBP per KKKS yang disampaikan Ditjen Anggaran. Lifting yang tersusun perdaerah
penghasil per KKKS pada data Ditjen migas dikonsolidasi dengan data lifting per KKKS per jenis minyak khusus untuk minyak bumi, kecuali PT PERTAMINA
EP dari Ditjen Anggaran sehingga didapatkan data lifting per KKKS per jenis minyak khusus untuk minyak bumi, kecuali PT PERTAMINA EP per daerah
penghasil;
b. data hasil grouping tersebut di persentasekan dengan total lifting per KKKS per
jenis minyak khusus untuk minyak bumi, kecuali PT PERTAMINA EP sehingga didapat rasio lifting per KKKS per jenis minyak khusus untuk minyak bumi,
kecuali PT PERTAMINA EP perdaerah penghasil. Rasio lifting dimaksud untuk mengetahui porsi lifting yang dihasilkan KKKS per jenis minyak khusus untuk
minyak bumi, kecuali PT PERTAMINA EP pada daerah penghasil tertentu;
c. rasio tersebut dikalikan dengan PNBP per KKKS sebagaimana yang tercantum dalam surat Dirjen Anggaran tentang Perkiraan PNBP Migas untuk mengetahui
PNBP per KKKS per jenis minyak khusus untuk minyak bumi, kecuali PT PERTAMINA EP per daerah penghasil;
d. PNBP per KKKS per jenis minyak khusus untuk minyak bumi, kecuali PT PERTAMINA EP per daerah penghasil yang berada pada daerah penghasil
yang sama dijumlahkan sehingga didapatkan PNBP per daerah penghasil; e. PNBP per daerah penghasil dihitung porsi DBH-nya untuk bagian Pemerintah,
daerah penghasil, dan daerah pemerataan berdasarkan undang-undang dan peraturan pemerintah;
f. porsi DBH dari masing-masing daerah penghasil tersebut dijumlah sehingga
didapat perkiraan alokasi DBH SDA Migas per provinsikabupatenkota untuk selanjutnya ditetapkan dalam peraturan Menteri Keuangan.
Data yang digunakan sebagai dasar perhitungan perkiraan Alokasi DBH SDA Migas adalah:
1. Prognosa lifting per daerah penghasil berdasarkan surat Keputusan
Menteri Energi dan sumber Daya Mineral tentang Penetapan Daerah Penghasil Migas dan Dasar Perhitungan DBH SDA Migas;
Pelengkap Buku Pegangan Tahun 2013 39
AFFIRMATIVE POLICY DALAM PERCEPATAN PEMBANGUNAN DAERAH UNTUK PENINGKATAN KESEJAHTERAAN RAKYAT
2. Surat Dirjen Anggaran, Kementerian Keuangan, tentang Perkiraan PNBP Migas per KKKS per jenis minyak khusus untuk minyak
bumi, kecuali PT PERTAMINA EP. Jika terdapat perubahan terhadap asumsi makro dalam APBN dan
perubahan target penerimaan SDA Migas dalam APBN Perubahan maka Kementerian ESDM menyampaikan kembali Surat Ketetapan tentang
Perubahan Penetapan Daerah Penghasil dan Dasar Perhitungan Bagian Daerah Penghasil DBH SDA Migas dan Surat Dirjen Anggaran tentang
data perkiraan PNBP Migas per KKKS paling lambat bulan Oktober tahun anggaran bersangkutan. Berdasarkan perubahan tersebut Kementerian
Keuangan c.q. Direktorat Jenderal Perimbangan Kuangan melakukan perubahan terhadap Peraturan Menteri Keuangan tentang Perkiraan
Alokasi DBH SDA Migas. Realisasi PNBP SDA Migas dihitung berdasarkan lifting dari bulan
Desember tahun sebelumnya sampai dengan bulan November tahun berjalan agar hasil perhitungan PNBP tersebut dapat disalurkan DBH-
nya pada bulan Desember. Namun kenyataannya sampai dengan bulan Desember pihak penyedia data PNBP Migas belum siap menyediakan
data, baru kemudian pada awal Februari data realisasi PNBP satu tahun dapat disediakan. Untuk itu diambil kebijakan untuk mengalihkan sisa
anggaran tersebut ke Rekening Dana Cadangan Menteri Keuangan pada Bank yang ditunjuk oleh Menteri Keuangan dalam hal ini kewenangannya
dilimpahkan kepada Direktur Jenderal Perbendaharaan selaku Pengelola Rekening Kas Negara. Dengan demikian realisasi PNBP Migas yang
dibagikan ke daerah tetap meliputi waktu 12 bulan sebagai contoh: realisasi Desember 2011 sd Agustus 2012 yang disalurkan pada
Desember 2012, dan realisasi September sd November 2012 yang disalurkan pada Pertengahan Februari 2013.
40
Tabel 2.9 Periode Lifting dan Penyaluran DBH SDA Migas
Triwulan Periode
Lifting Waktu
Penyaluran Triwulan I
MARET 20 Perkiraan Alokasi,
tidak memperhitungkan realisasi PNBP Triwulan II
Desember Januari
Februari JUNI
20 Perkiraan Alokasi, tidak memperhitungkan realisasi
PNBP Triwulan III
Maret April
Mei SEPTEMBER
Realisasi dari lifting Des. sd Mei dikurangi penyaluran DBH Tw. I dan II
Triwulan IV Juni
Juli Agustus
DESEMBER Realisasi dari lifting Des. sd Agust.
dikurangi penyaluran DBH Tw. I sd III Dana
Cadangan September
Oktober November
FEBRUARI Realisasi dari lifting Des. sd Nov
dikurangi penyaluran DBH Tw. I sd IV
PMK Alokasi DBH SDA Migas ditetapkan setiap akhir tahun anggaran yang merupakan realisasi penyaluran satu tahun triwulan I s.d IV.
Penyaluran
Berdasarkan PMK No.06PMK.072012 tentang Pelaksanaan dan Pertanggungjawaban Anggaran Transfer ke Daerah, penyaluran DBH
SDA dilakukan secara triwulanan dengan rincian sebagai berikut:
Triwulan I Maret sebesar 20 PMK Perkiraan Alokasi untuk MIGAS,
PERTUM dan PANAS BUMI serta 15 PMK Perkiraan Alokasi untuk PERIKANAN dan KEHUTANAN
Triwulan II Juni sebesar 20 PMK Perkiraan Alokasi untuk MIGAS
dan PANAS BUMI serta 15 PMK Perkiraan Alokasi untuk PERTUM, PERIKANAN dan KEHUTANAN
Pelengkap Buku Pegangan Tahun 2013 41
AFFIRMATIVE POLICY DALAM PERCEPATAN PEMBANGUNAN DAERAH UNTUK PENINGKATAN KESEJAHTERAAN RAKYAT
Triwulan III September sebesar realisasi s.d triwulan III dikurangi
penyaluran triwulan I dan II
Triwulan IV Desember sebesar realisasi s.d triwulan IV dikurangi
penyaluran s.d triwulan III
Dana Cadangan Februari sebesar Pagu PMK Alokasi – realisasi
s.d triwulan IV
Gambar 2.2 Tahap Penyaluran DBH SDA
Penyaluran DBH SDA sesuai dengan PMK No.06PMK.072012 tentang Pelaksanaan dan Pertanggungjawaban Anggaran Transfer ke Dae
rah bahwa penyaluran triwulan I dan triwulan II dilakukan berdasarkan prosentase dari pagu PMK Perkiraan Alokasi DBH SDA, masing-masing
pada bulan Maret dan Juni tahun berjalan. Dalam rangka penyaluran triwulan III dan triwulan IV dilakukan rekonsiliasi DBH SDA antara
pemerintah pusat dengan daerah penghasil, kecuali untuk DBH SD Perikanan. Penyaluran triwulan III dilaksanakan pada bulan September
sedangkan penyaluran triwulan IV dilakukan pada bulan Desember tahun anggaran berjalan.
TW I Tw II
Tw III Tw IV
Dana Cadangan
42
Berdasarkan UU 33 Tahun 2004 bahwa penyaluran DBH SDA dilakukan berdasarkan realisasi penerimaan SDA-nya, maka mekanisme Dana
Cadangan dilakukan untuk menampung penerimaan yang sampai dengan akhir tahun anggaran belum dibagihasilkan ke daerah. Penyaluran
Dana Cadangan dilaksanakan paling lambat akhir bulan Februari tahun anggaran berikutnya sesuai dengan PMK No.256PMK.052010 tentang
Tata Cara Penyimpanan dan Pencairan Dana Cadangan.
KurangLebih Bayar
Mengingat bahwa penyaluran DBH berdasarkan ketentuan Undang- undang Nomor 33 Tahun 2004 didasarkan atas realisasi penerimaan
yang baru akan diketahui pada tahun berikutnya, maka jumlah DBH yang telah disalurkan berdasarkan alokasi sementara dapat melampaui lebih
bayar atau lebih rendah kurang bayar dari realisasi penerimaan. Hal ini dikarenakan penetapan alokasi sementara DBH dilakukan berdasarkan
rencana penerimaan pada awal tahun anggaran. Dalam prosesnya, perhitungan kurang bayarlebih bayar DBH dilakukan
melalui proses rekonsiliasi data penerimaan dengan data penyaluran DBH yang melibatkan DJP, DJPK, dan DJPb. Penyelesaian Kurang
Bayar DBH dalam satu tahun anggaran dimulai dengan penganggaran alokasi kurang bayar dalam APBNAPBNP. Adapun penyelesaian atas
Lebih Bayar dilakukan dengan memperhitungkan alokasi DBH atau dana transfer lainnya tiap-tiap daerah untuk tahun anggaran berikutnya.