Sinkronisasi Penetapan Tarif Pajak Daerah dengan Kebijakan Nasional
Pelengkap Buku Pegangan Tahun 2013 13
AFFIRMATIVE POLICY DALAM PERCEPATAN PEMBANGUNAN DAERAH UNTUK PENINGKATAN KESEJAHTERAAN RAKYAT
KB yang telah ditetapkan oleh pemerintah daerah dengan menerbitkan peraturan presiden. Penetapan tarif oleh Pemerintah dilakukan untuk
jangka waktu paling lama 3 tiga tahun. Kewenangan Pemerintah untuk mengubah tarif PBB-KB tersebut dilakukan dalam hal:
1. kenaikan harga minyak dunia melebihi 130 persen dari asumsi harga minyak dunia yang ditetapkan dalam Undang-undang tentang
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara tahun berjalan. Bila harga minyak dunia sudah kembali normal, peraturan presiden dicabut
dalam jangka waktu paling lama 2 dua bulan. 2. Stabilisasi harga BBM untuk jangka waktu paling lama 3 tiga
tahun sejak ditetapkannya Undang-undang Nomor 28 Tahun 2009. Ketentuan ini diperlukan untuk menghindari gejolak sosial akibat
adanya kemungkinan perbedaan harga BBM antar daerah. Berdasarkan data yang ada, dari 33 pemerintah provinsi yang telah
menetapkan perda tentang PBB-KB, sebanyak 14 daerah menetapkan tarif sebesar 5 persen, 13 daerah sebesar 7,5 persen dan 6 daerah
sebesar 10 persen. Data daerah yang telah menetapkan Perda tentang PBB-KB selengkapnya dapat dilihat pada Tabel. 2.1 di bawah ini.
Tabel 2.1
Tarif PBB-KB Sesuai Perda Provinsi
No. Provinsi
Nomor dan Tahun Perda Tarif PBB-KB
1 Aceh
Perda 2 Tahun 2012 5
2 Sumatera Utara
Perda 1 Tahun 2011 10
3 Sumatera Barat
Perda 1 Tahun 2012 5
4 Riau
Perda 8 Tahun 2011 5
5 Jambi
Perda 6 Tahun 2011 7,5
6 Sumatera Selatan
Perda 3 Tahun 2011 7,5
7 Bengkulu
Perda 2 Tahun 2011 5
8 Lampung
Perda 2 Tahun 2011 7,5
9 Kepulauan Bangka Belitung
Perda 1 Tahun 2011 5
14
10 Kepulauan Riau
Perda 8 Tahun 2011 10
11 DKI Jakarta
Perda 10 Tahun 2010 5
12 Jawa Barat
Perda 13 Tahun 2011 5
13 Jawa Tengah
Perda 2 Tahun 2011 5
14 Daerah Istimewa Yogyakarta
Perda 3 Tahun 2011 5
15 Jawa Timur
Perda 9 Tahun 2010 10
16 Banten
Perda 1 Tahun 2011 5
17 Bali
Perda 1 Tahun 2011 10
18 Nusa Tenggara Barat
Perda 1 Tahun 2011 10
19 Nusa Tenggara Timur
Perda 2 Tahun 2010 10
20 Kalimantan Barat
Perda 8 Tahun 2010 7,5
21 Kalimantan Tengah
Perda 7 Tahun 2010 7,5
22 Kalimantan Selatan
Perda 5 Tahun 2011 7,5
23 Kalimantan Timur
Perda 01 Tahun 2011 7,5
24 Sulawesi Utara
Perda 7 Tahun 2011 5
25 Sulawesi Tengah
Perda 1 Tahun 2011 7,5
26 Sulawesi Selatan
Perda 10 Tahun 2010 7,5
27 Sulawesi Tenggara
Perda 5 Tahun 2011 7,5
28 Gorontalo
Perda 5 Tahun 2011 5
29 Sulawesi Barat
Perda 01 Tahun 2011 7,5
30 Maluku
Perda 05 Tahun 2010 7,5
31 Maluku Utara
Perda 05 Tahun 2011 7,5
32 Papua Barat
Perda 5 Tahun 2011 5
33 Papua
Perda 4 Tahun 2011 5
Sumber: Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan.
Pelengkap Buku Pegangan Tahun 2013 15
AFFIRMATIVE POLICY DALAM PERCEPATAN PEMBANGUNAN DAERAH UNTUK PENINGKATAN KESEJAHTERAAN RAKYAT
KEBIJAKAN TARIF PAJAK BAHAN BAKAR KENDARAAN BERMOTOR
Mengingat saat ini harga jual eceran jenis BBM tertentu, antara lain, bensin gasoline RON 88 dan minyak solar gas oil masih disubsidi oleh Pemerintah, peningkatan tarif
PBB-KB yang ditetapkan oleh Provinsi di satu pihak akan meningkatkan PAD, namun di lain pihak dapat berdampak terhadap peningkatan subsidi BBM dalam kebijakan
harga tidak seragam. Dalam rangka mengendalikan beban subsidi dan stabilisasi harga BBM, Pemerintah mengambil kebijakan mengubah tarif PBB-KB dengan menetapkan
Peraturan Presiden Nomor 36 Tahun 2011 tentang Perubahan atas Tarif PBB-KB. Peraturan Presiden tersebut mengubah tarif PBB-KB yang telah ditetapkan dalam
Perda Provinsi menjadi sebesar 5 persen dan berlaku sampai dengan tanggal 15 September 2012.
Dengan mempertimbangkan kondisi keuangan negara, ekonomi dunia, serta pertimbangan lainnya, Pemerintah mengambil kebijakan untuk menjaga stabilitas harga
BBM bersubsidi agar tidak terjadi disparitas harga antar daerah akibat perbedaan tarif PBB-KB. Salah satu langkah yang dilakukan Pemerintah untuk menjaga stabilitas harga
BBM bersubsidi tersebut adalah dengan menyampaikan himbauan kepada Gubernur dan Ketua DPRD Provinsi di seluruh Indonesia agar tarif PBB-KB untuk BBM bersubsidi
dapat ditetapkan sebesar 5 persen melalui Surat Menteri Dalam Negeri Nomor: 9732896SJ tanggal 31 Juli 2012.
Meskipun demikian, Pemerintah perlu menyiapkan kebijakanregulasi yang selaras dengan Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 dengan mempertimbangkan dampak
tarif PBB-KB terhadap fi skal, infl asi, dan sosial. Pemerintah juga perlu memberikan kepastian kepada Pemerintah Provinsi, penyedia BBM bersubsidi, dan masyarakat
pengguna BBM bersubsidi terkait dengan kebijakan PBB-KB pasca berakhirnya Peraturan Presiden Nomor 36 Tahun 2011.