DAU Kewenangan Perpajakan dan Retribusi Daerah
Pelengkap Buku Pegangan Tahun 2013 43
AFFIRMATIVE POLICY DALAM PERCEPATAN PEMBANGUNAN DAERAH UNTUK PENINGKATAN KESEJAHTERAAN RAKYAT
undang Nomor 33 Tahun 2004, DAU ditetapkan sekurang-kurangnya 26 dari Pendapatan Dalam Negeri PDN neto. PDN neto merupakan
pendapatan dalam negeri setelah dikurangi dengan penerimaan negara yang dibagihasilkan kepada Daerah. Proporsi DAU untuk provinsi dan
kabupatenkota ditetapkan masing-masing sebesar 10 dan 90. Pengalokasian DAU untuk suatu daerah didasarkan atas formula yang
memperhitungkan Alokasi Dasar dan Celah Fiskal Fiscal Gap. Alokasi Dasar dihitung berdasarkan jumlah gaji Pegawai Negeri Sipil Daerah,
yang meliputi gaji pokok, tunjangan keluarga, dan tunjangan jabatan serta tunjangan yang melekat sesuai dengan peraturan penggajian
Pegawai Negeri Sipil termasuk didalamnya tunjangan beras dan tunjangan Pajak Penghasilan PPh Pasal 21. Sedangkan Celah Fiskal
merupakan selisih antara Kebutuhan Fiskal dengan Kapasitas Fiskal. Kebutuhan Fiskal mencerminkan kebutuhan dana yang diperlukan oleh
daerah untuk melaksanakan fungsi layanan dasar umum. Kebutuhan Fiskal diukur dengan menggunakan variabel jumlah penduduk, luas
wilayah, Indeks Kemahalan Konstruksi IKK, Produk Domestik Regional Bruto PDRB per Kapita, dan Indeks Pembangunan Manusia IPM.
Sementara Kapasitas Fiskal mencerminkan kemampuan fi skal daerah dalam mendanai pelaksanaan layanan dasar umum. Kapasitas fi skal
dalam perhitungan DAU adalah Pendapatan Asli Daerah PAD dan
Dana Bagi Hasil DBH. DAU atas dasar celah fi skal untuk suatu provinsi dihitung berdasarkan
perkalian bobot provinsi yang bersangkutan dengan jumlah DAU atas dasar celah fi skal seluruh provinsi, dimana angka bobot
provinsinya diperoleh dari perbandingan antara celah fi skal provinsi yang bersangkutan dengan total celah fi skal seluruh provinsi. Begitu
pula dengan DAU atas dasar celah fi skal untuk suatu kabupatenkota, besarnya dihitung berdasarkan perkalian bobot kabupatenkota yang
bersangkutan dengan jumlah DAU atas dasar celah fi skal seluruh kabupatenkota. Bobot kabupatenkota diperoleh dari perbandingan
44
antara celah fi skal provinsi yang bersangkutan dengan total celah fi skal seluruh kabupatenkota. Bagi daerah otonom baru, DAU dialokasi setelah
adanya penetapan defi nitif daerah yang bersangkutan melalui undang- undang pembentukan daerah. Alokasi DAU daerah otonom baru dihitung
setelah tersedianya data yang digunakan untuk menghitung alokasi dasar dan celah fi skal. Sebelum adanya ketersediaan data, DAU untuk
daerah tersebut dihitung dengan cara membagi DAU secara proporsional dengan daerah induknya berdasarkan jumlah penduduk, luas wilayah,
dan belanja pegawai.
DAU = AD + CF
Keterangan: AD =
Alokasi Dasar
CF = Celah
Fiskal
KpF = PAD + DBH SDA + DBH Pajak
Keterangan: PAD =
Pendapatan Asli
Daerah DBH SDA
= Dana Bagi Hasil Sumber Daya Alam DBH Pajak
= Dana Bagi Hasil Pajak
CF = KbF – KpF
Keterangan: CF =
Celah Fiskal
KbF = Kebutuhan
Fiskal KpF =
Kapasitas Fiskal
KbF = TBR α1IP + α2IW + α3IKK + α4IPM + α5IPDRBKapita
Keterangan: TBR
= Total Belanja Daerah Rata-rata IP =
Indeks Penduduk
IW = Indeks
Wilayah IKK
= Indeks Kemahalan Konstruksi IPM
= Indeks Pembangunan Manusia IPDRB
= Indeks PDRB per kapita α
= bobot indeks masing-masing variable
Pelengkap Buku Pegangan Tahun 2013 45
AFFIRMATIVE POLICY DALAM PERCEPATAN PEMBANGUNAN DAERAH UNTUK PENINGKATAN KESEJAHTERAAN RAKYAT
Penyaluran DAU
Sampai dengan tahun 2007 penyaluran DAU dilakukan oleh Ditjen Perbendaharaan melalui KPPN setempat. Kepala daerah bertindak
selaku KPA dari Bendaharawan Umum Negara BUN membuat DIPA dan menyampaikannya kepada Kanwil Ditjen Perbendaharaan untuk
mendapatkan pengesahan. Selanjutnya, kepala daerah atau pejabat yang ditunjuk menerbitkan SPM dan menyampaikannya kepada KPPN
setempat untuk penyaluran DAU setiap bulan. Sesuai dengan Peraturan Menteri Keuangan tentang Pelaksanaan dan
Pertanggungjawaban Anggaran Transfer ke Daerah, mulai tahun 2008 Direktur Jenderal Perimbangan Keuangan bertindak selaku KPA yang
menyusun DIPA dan menyampaikannya kepada Direktur Jenderal Perbendaharaan untuk mendapatkan pengesahan.
Penyaluran DAU dilaksanakan setiap bulan masing-masing sebesar 112 dari besaran alokasi masing-masing daerah. Dalam rangka
penyaluran tersebut, Dirjen Perimbangan Keuangan atau pejabat yang ditunjuk menerbitkan SPM setiap bulan dan menyampaikannya
kepada Kuasa BUN KPPN Jakarta II - DJPB.