Arah Kebijakan, Ruang Lingkup dan Indikator Teknis Masing- Masing Bidang DAK

Pelengkap Buku Pegangan Tahun 2013 103 AFFIRMATIVE POLICY DALAM PERCEPATAN PEMBANGUNAN DAERAH UNTUK PENINGKATAN KESEJAHTERAAN RAKYAT melaksanakan rehabilitasi ruang kelas danatau ruang belajar rusak sedang jenjang SDSDLB dan SMPSMPLB, rehabilitasi ruang belajar rusak berat jenjang SMASMKSMLB, pembangunan Ruang Kelas Baru RKB dan Ruang Belajar Lain RBL beserta perabotnya bagi jenjang SMPSMPLB, pembangunan ruang perpustakaan beserta perabotnya, penyediaan buku referensi perpustakaan, pembangunan laboratorium bagi jenjang SMASMKSMLB, dan penyediaan peralatan pendidikan. Sekolah penerima DAK Bidang Pendidikan tahun 2013 meliputi jenjang SDSDLB, SMPSMPLB, dan SMASMKSMLB, baik negeri maupun swasta. Lingkup kegiatan DAK bidang pendidikan meliputi: 1 rehabilitasi ruang kelas rusak sedang jenjang SDSDLB; 2 rehabilitasi ruang belajar rusak sedang jenjang SMPSMPLB; 3 pembangunan ruang belajar jenjang SMPSMPLB; 4 rehabilitasi ruang belajar rusak berat jenjang SMASMKSMLB 5 pembangunan ruang kelas baru jenjang SMPSMPLB; 6 pembangunan perpustakaan jenjang SD SDLB, SMPSMPLB, dan SMASMKSMLB; 7 pembangunan ruang Laboratorium jenjang SMASMKSMLB; 8 pengadaan peralatan pendidikan jenjang SDSDLB, SMPSMPLB, dan SMASMKSMLB; 9 pengadaan buku teks pelajaran referensi jenjang SMPSMPLB dan SMASMKSMLB. Indikator Teknis: a SDSDLB - Jumlah Ruang Kelas Rusak Sedang - Jumlah SDSDLB Yang Belum Memiliki Perpustakaan - Angka Partisipasi Murni APM SDSDLB 104 b SMPSMPLB - Jumlah Ruang Belajar Rusak Sedang - Jumlah Kebutuhan Ruang Kelas Baru RKB - Jumlah Kebutuhan Alat IPA - Jumlah Kebutuhan Alat IPS - Jumlah Kebutuhan Alat Matematika - Jumlah Kebutuhan Alat Olah Raga - Kebutuhan Alat Laboratorium Bahasa - Laporan DAK SMPSMPLB Tahun 2010 dan 2011. - Angka Partisipasi Kasar APK SMPSMPLB c SMK - Rehabilitasi Ruang Belajar Rusak - Pembangunan Ruang Perpustakaan - Pengadaan Buku Teks - Pembangunan Ruang Laboratorium - Pengadaan Peralatan Laboratorium - Angka Partisipasi Kasar APK SMK d SMA - Rehabilitasi Ruang Belajar Rusak - Kebutuhan Ruang Perpustakaan - Kebutuhan Ruang Laboratorium IPA - Kebutuhan Peralatan Laboratorium IPA Pelengkap Buku Pegangan Tahun 2013 105 AFFIRMATIVE POLICY DALAM PERCEPATAN PEMBANGUNAN DAERAH UNTUK PENINGKATAN KESEJAHTERAAN RAKYAT - Kebutuhan Buku Teks - Angka Partisipasi Kasar APK SMA 2 DAK Kesehatan DAK bidang kesehatan sebesar Rp3.101.545,0 juta dialokasikan untuk kesehatan pelayanan dasar sebesar Rp1.251.604,0 juta, pelayanan kefarmasian sebesar Rp1.100.685,0 juta, kesehatan pelayanan rujukan provinsi sebesar Rp117.420,0 juta, dan pelayanan rujukan untuk kabupatenkota sebesar Rp631.836,0 juta. Kebijakan DAK bidang kesehatan diarahkan untuk meningkatkan akses dan kualitas pelayanan kesehatan dalam rangka percepatan pencapaian target MDGs yang difokuskan pada penurunan angka kematian ibu, bayi dan anak, penanggulangan masalah gizi, serta pencegahan penyakit dan penyehatan lingkungan terutama untuk pelayanan kesehatan penduduk miskin dan penduduk di daerah tertinggal, terpencil, perbatasan dan kepulauan DTPK dan daerah bermasalah kesehatan DBK, dengan dukungan penyediaan jaminan persalinan dan jaminan kesehatan di pelayanan kesehatan dasar dan rujukan, peningkatan sarana prasarana pelayanan kesehatan dasar dan rujukan termasuk kelas III Rumah Sakit, penyediaan dan pengelolaan obat, perbekalan kesehatan dan vaksin yang berkhasiat, aman, bermutu dan bermanfaat dalam rangka mempersiapkan pelaksanaan Badan Penyelenggaran Jaminan Sosial BPJS kesehatan 2014. Lingkup kegiatan DAK bidang kesehatan meliputi: 1 pelayanan kesehatan dasar yakni pemenuhan sarana, prasarana, dan peralatan bagi puskesmas dan jaringannya, antara lain meliputi a Pembangunan Puskesmas Pembantu Puskesmas di Daerah Tertinggal Perbatasan dan Kepulauan 106 DTPKPuskesmas Perawatan mampu PONEDInstalasi pengolahan limbah puskesmaspembangunan poskesdes posbindu, b Peningkatan Puskesmas menjadi Puskesmas Perawatan di DTPK, c Rehabilitasi puskesmasrumah dinas dokterdokter gigiparamedis Kopel, d Penyediaan sarana dan prasarana penyehatan lingkunganpengadaan UKBM Kit; 2 pelayanan kesehatan rujukan yakni pemenuhanpengadaan sarana, prasarana dan peralatan bagi RSUD antara lain meliputi: a Pengadaan sarana dan prasarana RS Siap PONEK, b Penyediaan fasilitas Tempat Tidur Kelas III RS, c Pembangunan IPL RS, d Pemenuhan peralatan UTD RS BDRS, e Pengadaan sarana dan prasarana ICU dan IGD; 3 pelayanan kefarmasian, antara lain meliputi: a Penyediaan obat dan perbekalan kesehatan, b Pembangunan baru, rehabilitasi, penyediaan sarana pendukung instalasi farmasi kabupatenkota, c Pembangunan baru instalasi farmasi gugus kepulauansatelite dan sarana pendukungnya. Indikator Teknis: a Pelayanan Dasar - Pembangunan Puskesmas Pembantu Pustu - Pembangunan Puskesmas terutama di DTPK Daerah Tertinggal Pesisir Kepulauan - Pembangunan Puskesmas Perawatan Mampu PONED Pelayanan Obstetri Neonatal Emergensi Dasar - Pembangunan Instalasi Pengolah Limbah IPL - Jumlah Poskesdes - Peningkatan Puskesmas menjadi Puskesmas perawatan di DTPK Pelengkap Buku Pegangan Tahun 2013 107 AFFIRMATIVE POLICY DALAM PERCEPATAN PEMBANGUNAN DAERAH UNTUK PENINGKATAN KESEJAHTERAAN RAKYAT - Rehabilitasi Puskesmas Pembantu - Rehabilitasi Puskesmas - Rehabilitasi Puskesmas Perawatan - Rehabilitasi Puskesmas Perawatan mampu Poned - Rehabilitasi Rumah Dinas DokterDokter Gigi - Rehabilitasi Rumah Dinas Paramedis - Sanitarian Kit b Pelayanan Rujukan - Sarana prasarana RS Siap PONEK Pelayanan Obstetri Neonatal Emergensi Komprehensif - Fasilitas Tempat Tidur Kelas III - Instalasi Pengolahan Limbah RS - Peralatan UTD RSBDRS - Sarana Prasarana ICU dan IGD c Pelayanan Kefarmasian - Alokasi Obat dan Perbekalan kesehatan - Sarana dan prasarana instalasi farmasi - Kondisi khusus kefarmasian 3 DAK Infrastruktur Jalan DAK bidang Infrastruktur Jalan sebesar Rp4.373.518,0 juta dialokasikan untuk: infrastruktur jalan provinsi sebesar Rp618.922,0 juta, dan infrastruktur jalan kabupatenkota sebesar Rp3.754.596,0 juta. Arah kebijakan DAK bidang infrastruktur jalan ditujukan untuk mempertahankan dan meningkatkan kinerja pelayanan prasarana 108 jalan provinsi, kabupaten dan kota serta menunjang aksesibilitas keterhubungan wilayah domestic connectivity dalam mendukung pengembangan koridor ekonomi wilayahkawasan. Lingkup kegiatan DAK mencakup: 1 pemeliharaan berkala jalan dan jembatan yang kewenangan pengaturannya oleh pemerintah provinsi kabupatenkota, 2 peningkatan dan pembangunan jalan yang kewenangan pengaturannya oleh pemerintah provinsikabupaten kota, 3 penggantian dan pembangunan jembatan yang kewenangan pengaturannya oleh pemerintah provinsikabupatenkota. Indikator Teknis DAK infrastruktur jalan meliputi panjang jalan, kondisi jalan, luas wilayah, jumlah penduduk, kepedulian, dan pelaporan. 4 DAK Infrastruktur Irigasi DAK Infrastruktur Irigasi sebesar Rp1.614.062,0 juta, dialokasikan untuk provinsi sebesar Rp432.271,0 juta; dan kabupatenkota sebesar Rp1.181.791,0 juta. Kebijakan DAK Infrastruktur Irigasi diarahkan untuk mempertahankan dan meningkatkan kinerja layanan jaringan irigasirawa kewenangan Pemerintah Provinsi dan KabupatenKota dalam rangka mendukung pemenuhan sasaran Prioritas Nasional di Bidang Ketahanan Pangan khususnya Peningkatan Produksi Beras Nasional P2BN Menuju Surplus Beras 10 Juta Ton Pada Tahun 2014. Lingkup kegiatan DAK Infrastruktur meliputi kegiatan rehabilitasi jaringan irigasi yang kewenangan Pemerintah ProvinsiKabupaten Kota dengan tidak menutup kemungkinan dimanfaatkan untuk kegiatan peningkatan jaringan irigasi. Untuk mengoptimalkan pemanfaatan DAK Irigasi, kegiatan SID dan operasipemeliharaan jaringan irigasi menjadi tanggung jawab Pemerintah Daerah sebagai kegiatan komplementer. Pelengkap Buku Pegangan Tahun 2013 109 AFFIRMATIVE POLICY DALAM PERCEPATAN PEMBANGUNAN DAERAH UNTUK PENINGKATAN KESEJAHTERAAN RAKYAT Indikator Teknis mencakup luas daerah irigasi, kondisi daerah irigasi, kepedulian, penanaman, serta pelaporan. 5 DAK Infrastruktur Air Minum Dialokasikan sebesar Rp609.911,0 juta, untuk daerah kabupaten kota. Kebijakan DAK infrastruktur air minum diarahkan untuk meningkatkan cakupan pelayanan air dalam rangka percepatan pencapaian target MDGs untuk meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat dan memenuhi Standar Pelayanan Minimal SPM penyediaan air minum di kawasan perkotaan, perdesaan termasuk daerah tertinggal. Lingkup kegiatan DAK infrastruktur air minum mencakup: 1 Perluasan dan peningkatan sambungan rumah SR perpipaan bagi masyarakat berpenghasilan rendah MBR perkotaan. Daerah yang menjadi sasaran adalah kabupatenkota yang memiliki idle capacity yang memadai untuk dibangun SR perpipaan; 2 Pemasangan master meter untuk MBR perkotaan khususnya yang bermukim di kawasan kumuh perkotaan. Daerah yang menjadi sasaran adalah kabupatenkota yang memiliki idle capacity yang memadai untuk dibangun SR perpipaan; dan 3 Pembangunan sistem penyediaan air minum SPAM perdesaan. Daerah yang menjadi sasaran adalah desa-desa dengan sumber air baku yang relatif mudah. Indikator Teknis yang diperhitungkan meliputi kerawanan air minum, masyarakat berpenghasilan rendah, cakupan air minum, Idle Capacity, kepedulian, dan pelaporan. 6 DAK Infrastruktur Sanitasi DAK Infrastruktur Sanitasi dialokasikan sebesar Rp569.456,0 juta, untuk daerah kabupatenkota. Arah Kebijakan DAK Infrastruktur Sanitasi ditujukan untuk meningkatkan cakupan dan kehandalan 110 pelayanan sanitasi, terutama dalam pengelolaan air limbah dan persampahan secara komunalterdesentralisasi untuk meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat dan memenuhi Standar Pelayanan Minimal SPM penyediaan sanitasi di kawasan daerah rawan sanitasi, termasuk daerah tertinggal. Lingkup Kegiatan meliputi: 1 Subbidang air limbah: pembangunan dan pengembangan prasarana dan sarana air limbah komunal; dan 2 Subbidang persampahan: pembangunan dan pengembangan fasilitas pengelolaan sampah dengan pola 3R reduce, reuse, dan recycle di tingkat komunal yang terhubung dengan sistem pengelolaan sampah di tingkat kota. Indikator Teknis: Strategi Sanitasi Kota, Masyarakat Berpenghasilan Rendah, Cakupan Pelayanan Sanitasi, Kepedulian, Pelaporan, dan Koefi siensi Program Sanitasi. 7 DAK Prasarana Pemerintahan Daerah DAK Prasarana Pemerintahan Daerah sebesar Rp481.279,0 juta diarahkan untuk meningkatkan kinerja Pemerintahan Daerah dalam menyelenggarakan pelayanan publik. Prioritas diberikan kepada daerah pemekaran, dan daerah tertinggal guna meningkatkan kualitas pelayanan publik di daerah tersebut. Lingkup Kegiatan mencakup: 1 Pembangunanperluasan gedung kantor BupatiWalikota; 2 Pembangunanperluasan gedung kantor Setda KabKota; 3 Pembangunanperluasan gedung kantor DPRD KabKota dan Sekretariat DPRD KabKota; dan 4 Pembangunan perluasan gedung kantor SKPD KabKota. Indikator Teknis: Status Otonomi: Daerah Otonomi Baru, Daerah IndukDampak Pemekaran, dan Non Pemekaran, Status Kepemilikan Pelengkap Buku Pegangan Tahun 2013 111 AFFIRMATIVE POLICY DALAM PERCEPATAN PEMBANGUNAN DAERAH UNTUK PENINGKATAN KESEJAHTERAAN RAKYAT Gedung sewa, gabung, milik pemda, Kondisi Bangunan rusak berat, rusak sedang, rusak ringan, dan Rasio Kapasitas Gedung: ≥ 9,6 m2orang dan 9,6 m2orang. 8 DAK Kelautan dan Perikanan DAK sebesar Rp1.812.301,0 juta dialokasikan untuk provinsi sebesar Rp187.500,0 juta, dan untuk kabupatenkota sebesar Rp1.624.801,0 juta. Arah kebijakan DAK kelautan dan perikanan adalah untuk meningkatkan sarana dan prasarana produksi, pengolahan, mutu, pemasaran, pengawasan, penyuluhan, data statistik dalam rangka mendukung industrialisasi kelautan dan perikanan dan minapolitan, serta penyediaan sarana prasarana terkait dengan pengembangan kelautan dan perikanan di pulau-pulau kecil. Lingkup Kegiatan mencakup: a untuk Provinsi : Penyediaan kapal perikanan 30 GT; dan b untuk KabKota: 1 Pengembangan sarana dan prasarana perikanan tangkap; 2 Pengembangan sarana dan prasarana perikanan budidaya; 3 Pengembangan sarana dan prasarana pengolahan, peningkatan mutu dan pemasaran hasil perikanan; 4 Pengembangan sarana dan prasarana dasar di pesisir dan pulau-pulau kecil; 5 Pengembangan sarana dan prasarana pengawasan sumber daya kelautan dan perikanan; 6 Pengembangan sarana dan prasarana penyuluhan perikanan; 7 Pengembangan sarana penyediaan data statistik kelautan dan perikanan. Indikator Teknis terdirti dari: a. Untuk provinsi mencakup: Produksi Tangkap Laut ton, Panjang Pantai km, Jumlah Nelayan orang; dan b. Untuk Kab.Kota mencakup: Jumlah produksi Perikanan Kelautan ton, Jumlah produk olahan ton, Jumlah Kapal Berlabuh unit, Jumlah Pangkalan Pendaratan Ikan PPI, Luas Lahan Budidaya ha, Jumlah Tenaga Kerja orang, Jumlah Pokmaswas kelompok, Luas Kawasan Konservasi Perairan Daerah ha, Jumlah 112 Pasar Ikan Tradisional, Jumlah Unit Pengolahan Ikan UPI, Jumlah Penyuluh Perikanan orang, Kawasan Minapolitan kawasan, Lokasi Industrialisasi lokasi, dan Ketertiban laporan dan kinerja YT. 9 DAK Pertanian DAK bidang pertanian sebesar Rp2.542.312,0 juta, dialokasikan untuk provinsi sebesar Rp417.143,0 juta; dan kabupatenkota sebesar Rp2.125.169,0 juta. Kebijakan DAK pertanian diarahkan untuk mendukung pengembangan prasarana dan sarana air, pengembangan prasarana dan sarana lahan, pembangunan dan rehabilitasi balai penyuluhan pertanian serta pengembangan lumbung pangan masyarakat dalam rangka peningkatan produksi bahan pangan dalam negeri guna mendukung ketahanan pangan nasional. Lingkup kegiatan meliputi: a untuk Provinsi: 1 Pembangunan Rehabilitasi PTDBalai PerbenihanPerbibitan, 2 Pembangunan Rehabilitasi UPTDProteksi Tanaman, 3 PembangunanRehabilitasi Laboratorium Kesehatan Hewan; b untuk KabupatenKota: 1 Pengembangan Prasarana dan Sarana Air; 2 Pengembangan Prasarana dan Sarana Lahan; 3 PembangunanRehabilitasi balai penyuluhan pertanian kecamatan; dan 4 Pembangunan Lumbung Pangan masyarakat. Indikator Teknis DAK pertanian meliputi: a. Untuk provinsi: Luas penggunaan lahan sawah Sawah irigasi dan sawah non irigasi, Fungsional pengawas benihbibit, Penangkar benih binaan, Petugas laboratorium dan pengamat OPT, Jenis laboratorium proteksi, Jenis laboratorium kesehatan hewan, Petugas kesehatan hewan; dan b. Untuk KabupatenKota: Luas Penggunaan Lahan Sawah, Tegal, Ladang, Jumlah Balai Penyuluhan Pertanian, Jumlah Penyuluh Pertanian, Kondisi Daerah Kerawanan Pangan, dan Pelaporan. Pelengkap Buku Pegangan Tahun 2013 113 AFFIRMATIVE POLICY DALAM PERCEPATAN PEMBANGUNAN DAERAH UNTUK PENINGKATAN KESEJAHTERAAN RAKYAT 10 DAK Lingkungan Hidup DAK lingkungan hidup sebesar Rp530.548,0 juta diarahkan untuk: 1 Membantu KabKota dalam rangka mendanai kegiatan untuk memenuhi Standar Pelayanan Minimal SPM di bidang lingkungan hidup yang merupakan urusan daerah, dan upaya pencegahan perubahan iklim; 2 Menunjang percepatan penanganan masalah lingkungan hidup di daerah; 3 Memperkuat kapasitas kelembagaaninstitusi pengelolaan LH di daerah; 4 Mendorong penciptaan komitmen Pimpinan Daerah untuk memperbaiki dan atau mempertahankan kualitas lingkungan; 5 Mendorong pimpinan institusi LH daerah untuk meningkatkan kapasitas dan kinerja lembaganya; 6 Mendorong pengembangan orientasi pengelolaan LH yang berbasis output dan outcome sebagai upaya pemecahan masalah lingkungan; 7 Mendorong pencapaian indikator kinerja utama IKU KabKota, Provinsi dan KLH; dan 8 Mendorong peran Pusat Pengelolaan Ekoregion PPE dan Provinsi dalam pembinaan dan pengawasan pelaksanaan DAK Bidang LH di KabKota guna peningkatan kinerja DAK Bidang LH. Lingkup Kegiatan DAK lingkungan hidup meliputi: 1 Alat pemantauan dan pengawasan LH melalui kegiatan: pengadaan peralatan laboratorium untuk laboratorium yang telah beroperasi dan kendaraan operasional pemantauan dan pengawasan; 2 Alat pengendalian pencemaran lingkungan melalui kegiatan: pembangunan IPAL UKM, IPAL Medik, IPAL Komunal dan unit pengolah sampah 3R Reduce, Reuse, Recycle di fasilitas umum; 3 Kegiatan pencegahan perubahan iklim melalui kegiatan : pembangunan taman hijaukehati dan instalasi biogas; dan 4 Kegiatan perlindungan fungsi lingkungan melalui kegiatan: pembangunan sumur resapanbiopori, pengolahan gulma, pencegah longsorturap, embung, dan penanaman pohon. Indikator Teknis mencakup Kepadatan Penduduk per KabKota, Jumlah Panjang Sungai per KabKota, Luas Tutupan Lahan Terhadap 114 Total Lahan Kritis per KabKota, Bentuk Kelembagaan per KabKota, Luas Ruang Terbuka Hijau per KabKota, Jumlah Volume Sampah Harian per KabKota, dan Kinerja Pelaporan. 11 DAK Keluarga Berencana Dialokasikan sebesar Rp442.869,0 juta diarahkan untuk mendukung kebijakan peningkatan akses dan kualitas pelayanan KB yang merata, yang dilakukan melalui: a peningkatan daya jangkau dan kualitas penyuluhan, penggerakan, pembinaan program KB lini lapangan; b peningkatan sarana dan prasarana pelayanan KB; c peningkatan sarana pelayanan advokasi, komunikasi, informasi, dan edukasi KIE Program KB; d peningkatan sarana pembinaan tumbuh kembang anak; dan e peningkatan pelaporan dan pengolahan data dan informasi berbasis teknologi informasi. Lingkup Kegiatan DAK Keluarga Berencana mencakup: 1 Penyediaan sarana kerja dan mobilitas serta sarana pengelolaan data dan informasi berbasis teknologi informasi bagi tenaga lini lapangan; 2 Pemenuhan sarana pelayanan KB di klinik KB statis dan sarana dan prasarana pelayanan KB keliling dan pembangunan gudang alat obat kontrasepsi; 3 Penyediaan sarana dan prasarana penerangan KB keliling, pengadaan Public Address dan KIE Kit; 4 Penyediaan Bina Keluarga Balita BKB Kit; 5 PembangunanRenovasi Balai Penyuluhan KB tingkat Kecamatan. Indikator Teknis: Jumlah Penyuluh KB PKBPetugas Lapangan KB PLKB, Jumlah Pengawas Petugas Lapangan KB PPLKB, Jumlah DesaKelurahan, Jumlah Kecamatan, dan Jumlah Klinik KB. Pelengkap Buku Pegangan Tahun 2013 115 AFFIRMATIVE POLICY DALAM PERCEPATAN PEMBANGUNAN DAERAH UNTUK PENINGKATAN KESEJAHTERAAN RAKYAT 12 DAK Kehutanan DAK sebesar Rp539.419,0 juta, dialokasikan untuk provinsi sebesar Rp26.971,0 juta, dan kabupatenkotasebesar Rp512.448,0 juta. Kebijakan DAK diarahkan dalam rangka Peningkatan fungsi Daerah Aliran Sungai DAS terutama di daerah hulu dalam rangka mempertahankan dan meningkatkan daya dukung wilayah, mendukung komitmen presiden dalam penurunan emisi gas rumah kaca sebesar 26 dengan usaha sendiri dan sampai dengan 41 dengan dukungan internasional pada tahun 2020 sebagaimana tercantum dalam Peraturan Presiden Nomor 61 Tahun 2011 tentang Rencana Aksi Nasional Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca RAN-GRK. Selain itu, DAK Bidang Kehutanan diarahkan untuk meningkatkan tata kelola kehutanan melalui pembentukan, operasionalisasi dan perkuatan KPHP dan KPHL yang menjadi tanggung jawab kabupatenkota. Lingkup Kegiatan: 1 Rehabilitasi hutan lindung dan lahan kritis di luar kawasan hutan termasuk hutan rakyat, penghijauan lingkungan, turus jalan, kawasan mangrove, hutan pantai, Tahura dan Hutan Kota; 2 Pengelolaan Tahura dan Hutan Kota termasuk pengamanan hutan; 3 Pemeliharaan tanaman hasil rehabilitasi tahun sebelumnya; 4 Pembangunan dan pemeliharaan bangunan sipil teknis bangunan Konservasi Tanah dan AirKTA yang meliputi dam penahan, dam pengendali, gully plug, sumur resapan, embung dan bangunan konservasi tanah dan air lainnya; 5 Peningkatan penyediaan sarana dan prasarana pengamanan hutan; 6 Peningkatan penyediaan sarana dan prasarana penyuluhan kehutanan; dan 7 Peningkatan penyediaan sarana dan prasarana operasionalisasi KPH. Indikator Teknis terdiri dari: a. Untuk provinsi: Luas Lahan Kritis di dalam Kawasan TAHURA, Luas Hutan Mangrove, Luas Hutan 116 Pantai, Kelembagaan KPH, Kelembagaan TAHURA, Penyuluh kehutanan, Gangguan Hutan, dan Laporan; dan b. Untuk Kab. Kota: Luas Lahan Kritis di dalam Kawasan Hutan Hutan Lindung, Hutan Produksi, Hutan Pantai, Hutan Mangrove, Luas Lahan Kritis di luar Kawasan Hutan pada daerah Tangkapan Air catchment Area, Memiliki Kelembagaan Kesatuan Pengelolaan Hutan KPH, Memiliki Kelembagaan Penyuluh Kehutanan, Perlindungan Hutan: Jumlah hot spot tahun 2011 dan Gangguan keamanan hutan, Tertib Laporan, Bukan Daerah Penghasil Dana Bagi Hasil Dana Reboisasi DBH DR. 13 DAK Sarana dan Prasarana Perdagangan: Dialokasikan sebesar Rp694.700,0 juta. Kebijakan DAK diarahkan untuk meningkatkan kuantitas dan kualitas sarana perdagangan untuk mendukung: 1 Pasokan dan ketersediaan barang khususnya bahan pokok sehingga dapat meningkatkan daya beli masyarakat, terutama di daerah-daerah tertinggal, perbatasan, daerah pemekaran, danatau daerah yang minim sarana perdagangannya serta,2 Pelaksanaan tertib ukur untuk mendukung upaya perlindungan konsumen dalam hal jaminan kebenaran hasil pengukuran terutama di daerah-daerah yang memiliki potensi UTTP yang cukup besar dan belum dapat ditangani. Lingkup kegiatan: 1 Pembangunan dan pengembangan sarana distribusi perdagangan pasar; 2 Pembangunan dan peningkatan sarana metrologi legal, melalui pembangunan gedung laboratorium Metrologi Legal dan pengadaan peralatan pelayanan teratera ulang meliputi peralatan standar kerja, unit berjalan teratera ulang roda empat, unit fungsional pengawasan roda empat dan unit mobilitas roda dua; serta 3 Pembangunan gudang komoditas pertanian dalam kerangka Sistem Resi Gudang. Pelengkap Buku Pegangan Tahun 2013 117 AFFIRMATIVE POLICY DALAM PERCEPATAN PEMBANGUNAN DAERAH UNTUK PENINGKATAN KESEJAHTERAAN RAKYAT Indikator Teknis terdiri dari: a Pasar: Jumlah Pasar Tanpa Bangunan, dan Jumlah Desa yang Tidak Memiliki Pasar PermanenSemi Permanen pada Jarak 3 km. b Metrologi: Jumlah potensi UTTP selain meter kwh dan meter air di wilayahnya sekurang-kurangnya 1500 unit UTTP, Jumlah SDM kemetrologian sekurang-kurangnya 4 orang tenaga penera atau yang telah diusulkan untuk mengikuti Diklat Kemetrologian, UPTD atau telah memiliki komitmen untuk membentuk Unit Pelaksana Teknis Daerah UPTD metrologi legal, dan Ketersediaan lahan untuk pembangunan gedung yang akan dijadikan kantor dan laboratorium pelayanan teratera ulang. c Gudang: Jumlah produksi padi, Jumlah produksi jagung, Jumlah produksi kopi, Jumlah produksi kakao, Jumlah produksi lada, Jumlah produksi karet, Jumlah produksi rumput laut, dan Jumlah produksi rotan. 14 DAK Sarana dan Prasarana Daerah Tertinggal DAK sebesar Rp716.995,0 juta diarahkan untuk mendukung kebijakan pembangunan daerah tertinggal yang diamanatkan dalam RPJMN 2010-2014 dan RKP 2013 yaitu pengembangan perekonomian lokal di daerah tertinggal melalui peningkatan kapasitas, produktivitas dan industrialisasi berbasis komoditas unggulan lokal secara berkesinambungan beserta sarana prasarana pendukungnya sehingga daerah tertinggal dapat tumbuh dan berkembang secara lebih cepat guna dapat mengejar ketertinggalan pembangunannya dari daerah lain yang relatif lebih maju. Lingkup kegiatannya mencakup : 1 Penyediaan sarana transportasi umum darat dan air untuk mendukung pengembangan ekonomi 118 lokal; 2 Pembangunanrehabilitasi dermaga keciltambatan perahu; 3 Pembangunan embung di daerah rawan air. Indikator Teknis terdiri dari: a Kebutuhan Moda Transportasi: Jarak Tempuh dari Desa ke Kecamatan dan Kabupaten, Topografi , Kondisi Jalan Aspal, Kerikil, Tanah, dan Lainnya, Moda Transportasi Darat, dan Moda Transportasi Air. b Kebutuhan DermagaTambatan Perahu. c Persentase Desa yang Berbatasan dengan Laut Sungai dan Waduk dan digunakan untuk Transportasi. d Kebutuhan Embung: Lahan Tidak Berpengairan, dan Lahan dengan Pengairan Non Teknis. e Tingkat Pelaporan, Tingkat Kepatuhan pada Pelaporan f Kebijakan Afi rmasi: Daerah Perbatasan, Kabupaten yang memiliki Pulau Terluar, Kabupaten yang diproyeksikan maju, Papua-Non Papua, Kebutuhan minimum penanganan resiko bencanakonfl ik. 15 DAK Energi Perdesaan: DAK sebesar Rp432.491,0 juta. Arah kebijakan DAK energi pedesaan adalah untuk diversifi kasi energi, yaitu untuk memanfaatkan sumber energi terbarukan setempat untuk meningkatkan akses masyarakat perdesaan, termasuk masyarakat di daerah tertinggal dan kawasan perbatasan, terhadap energi modern. Lingkup Kegiatan meliputi: 1 Pembangunan PLTMH baru; 2 Rehabilitasi PLTMH yang rusak; 3 Perluasanpeningkatan pelayanan tenaga listrik dari PLTMH; 4 Pembangkit Listrik Tenaga Surya PLTS Terpusat dan PLTS tersebar SHS; dan 5 Pembangunan instalasi biogas. Pelengkap Buku Pegangan Tahun 2013 119 AFFIRMATIVE POLICY DALAM PERCEPATAN PEMBANGUNAN DAERAH UNTUK PENINGKATAN KESEJAHTERAAN RAKYAT Indikator Teknis terdiri dari Rasio Elektrifi kasi dan Rasio Ternak sapi dan kerbau per Kepala Keluarga 16 DAK Perumahan dan Permukiman Arah Kebijakan DAK untuk meningkatkan penyediaan Prasarana, Sarana dan Utilitas PSU perumahan dan kawasan permukiman dalam rangka menstimulan pembangunan perumahan dan permukiman bagi Masyarakat Berpenghasilan Menengah dan Masyarakat Berpenghasilan Rendah MBMR di KabupatenKota termasuk kawasan tertinggal, rawan air dan rawan sanitasi. Lingkup Kegiatan adalah untuk membantu daerah dalam mendanai kebutuhan fi sik infrastruktur perumahan dan permukiman dalam rangka mencapai Standar Pelayanan Minimum SPM meliputi: 1 Penyediaan jaringan pipa air minum,2 Sarana air limbah komunal,3 Tempat Pengolahan Sampah Terpadu TPST, 4 Jaringan distribusi listrik, 5 Penerangan jalan umum. Indikator Teknis: - Angka jumlah kekurangan rumah Backlog pada KabKota - Angka APBD Sektor Perumahan Tahun 2011-2012 - Rencana Pembangunan Rumah Tahun 2013 di KabKota - Kinerja DAK Tahun 2011-2012 - Kesiapan lokasi yang dilihat berdasarkan legalitas Rencana Tata Ruang dan Wilayah RTRW 17 DAK Keselamatan Transportasi Darat DAK sebesar Rp221.006,0 juta, dilokasikan untuk provinsi sebesar Rp33.151,0 juta, dan kabupatenkota sebesar Rp187.855,0 juta. 120 Kebijakan DAK diarahkan untuk meningkatkan kualitas pelayanan terutama keselamatan bagi pengguna transportasi jalan di provinsi, kabupatenkota guna menurunkan tingkat fatalitas jumlah korban meninggal akibat kecelakaan lalu lintas secara bertahap sebesar 20 pada akhir tahun 2014 dan menurunkan korban luka-luka sebesar 50 hingga akhir tahun 2014. Lingkup Kegiatan: a Pengadaan dan pemasangan fasilitas keselamatan transportasi darat; dan b Pengadaan dan pemasangan alat pengujian kendaraan bermotor. Indikator Teknis: - Aksesibilitas Panjang Jalan Luas Wilayah - Kepadatan Penduduk Jumlah Penduduk Luas Wilayah 18 DAK Transportasi Perdesaan Arah Kebijakan DAK Transportasi Perdesaan adalah untuk: 1 Meningkatkan pelayanan mobilitas penduduk dan sumber daya lainnya yang dapat mendukung terjadinya pertumbuhan ekonomi daerah perdesaan, dan diharapkan dapat menghilangkan keterisolasian dan memberi stimulan ke arah perkembangan di semua bidang kehidupan, baik perdagangan, industri maupun sektor lainnya di daerah perdesaan; 2 Pengembangan sarana dan prasarana wilayah perdesaan yang memiliki nilai strategis dan diprioritaskan untuk mendukung pusat-pusat pertumbuhan di kawasan strategis cepat tumbuh yang meliputi sektor pertanian, perikanan, pariwisata, industri, energi dan sumber daya mineral, kehutanan dan perdagangan. Lingkup kegiatan mencakup: 1 Pembangunan, peningkatan, dan pemeliharaan jalan poros desa; 2 Pengadaan sarana transportasi perdesaan. Pelengkap Buku Pegangan Tahun 2013 121 AFFIRMATIVE POLICY DALAM PERCEPATAN PEMBANGUNAN DAERAH UNTUK PENINGKATAN KESEJAHTERAAN RAKYAT Indikator Teknis: - Indeks Kebutuhan Prasarana Angkutan IKPA - Indeks Kebutuhan Sarana Angkutan IKSA - Indeks Karakteristik Kewilayahan IKK - Indeks Kawasan Strategis Cepat Tumbuh IKSCT 19 DAK Sarana dan Prasarana Kawasan Perbatasan DAK sebesar Rp458.142,0 juta. Kebijakan DAK diarahkan untuk mendukung kebijakan pembangunan kawasan perbatasan yang diamanatkan dalam RKP 2013 yaitu untuk mengatasi keterisolasian wilayah yang dapat menghambat upaya pengamanan batas wilayah, pelayanan sosial dasar, serta pengembangan kegiatan ekonomi lokal secara berkelanjutan di kecamatan-kecamatan lokasi prioritas yang ditetapkan oleh Keputusan Kepala Badan Nasional Pengelola Perbatasan Nomor 2 Tahun 2011 tentang Rencana Induk Pengelolaan Batas Wilayah Negara dan Kawasan Perbatasan. Lingkup kegiatan mencakup: 1 Pembangunanpeningkatan kondisi permukaan jalan non-status yang menghubungkan kecamatan perbatasan prioritas dengan pusat kegiatan di sekitarnya; 2 Pembangunan dan rehabilitasi dermaga kecil atau tambatan perahu untuk mendukung angkutan orang dan barang, khususnya dermaga kecil atau tambatan perahu di wilayah pesisir yang tidak ditangani Kementerian Perhubungan; dan 3 Penyediaan moda transportasi perairankepulauan untuk meningkatkan arus orang, barang dan jasa. Indikator Teknis: a Kondisi prasarana transportasi dari desakelurahan menuju jalan raya ke kantor Camat terdekat 122 - Jumlah desa dengan “Jenis Permukaan Jalan Utama” masih berupa tanah - Jumlah desa dengan “Jenis Permukaan Jalan Utama” tidak dapat dilalui kendaraan roda 4 sepanjang tahun - Jumlah desa dengan “Jenis Permukaan Jalan Utama” dengan kerusakan di sepanjang jalan - Jumlah jembatan - Jalan utama desa yang memerlukan jembatan tambahan b Transportasi dari kantor Kepala DesaLurah ke kantor Camat - Desa yang tidak memiliki trayek tetap - Prioritas angkutan umum utama c Transportasi dari kantor Kepala DesaLurah ke kantor Bupati Walikota - Desa yang tidak memiliki trayek tetap - Prioritas angkutan umum utama 20 DAK Tambahan a DAK tambahan sebesar Rp2.000,0 miliar, digunakan untuk mendanai kegiatan di 2 dua bidang DAK, yaitu 1 Infrastruktur Pendidikan sebesar Rp1.000,0 miliar; dan 2 Infrastruktur Jalan sebesar Rp1.000,0 miliar. b Perhitungan Alokasi DAK tambahan: - Penentuan daerah tertentu yang menerima DAK tambahan diberikan kepada daerah yang termasuk dalam kategori daerah tertinggal sebagaimana ditetapkan dalam Perpres Nomor 5 Tahun 2010 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional 2010 – 2014. Pelengkap Buku Pegangan Tahun 2013 123 AFFIRMATIVE POLICY DALAM PERCEPATAN PEMBANGUNAN DAERAH UNTUK PENINGKATAN KESEJAHTERAAN RAKYAT - Penentuan besaran alokasi DAK tambahan untuk masing- masing daerah penerima ditentukan dengan perhitungan indeks berdasarkan kriteria umum, kriteria khusus, dan kriteria teknis. c Arah kebijakan dan ruang lingkup DAK tambahan sesuai ketentuan DAK bidang Pendidikan dan Infrastruktur Jalan. d Indikator teknis DAK tambahan adalah sebagai berikut: - Untuk bidang infrastruktur pendidikan menggunakan gabungan dari keempat indikator teknis DAK bidang pendidikan - Untuk bidang infrastruktur jalan menggunakan indikator teknis DAK bidang infrastruktur jalan e Dana pendamping DAK tambahan ditetapkan berdasarkan kemampuan keuangan daerah pada daerah tertinggal, dengan ketentuan sebagai berikut: - Kemampuan Keuangan Daerah Rendah Sekali, diwajibkan menyediakan dana pendamping minimal 0. - Kemampuan Keuangan Daerah Rendah, diwajibkan menyediakan dana pendamping minimal 1; - Kemampuan Keuangan Daerah Sedang, diwajibkan menyediakan dana pendamping minimal 2; - Kemampuan Keuangan Daerah Tinggi, diwajibkan menyediakan dana pendamping minimal 3.

3.4. Kebijakan Hibah

Kebijakan alokasi hibah ke daerah tahun 2013 diarahkan pada upaya mendukung peningkatan kapasitas daerah dalam menyediakan pelayanan dasar umum di bidang perhubungan, pembangunan sarana air minum, 124 pengelolaan air limbah, sanitasi, irigasi, dan eksplorasi geothermal. Sejalan dengan arah kebijakan hibah ke daerah, maka dalam APBN 2013 hibah ke daerah direncanakan sebesar Rp3,6 triliun. Alokasi anggaran hibah ke daerah tersebut terdiri atas: 1 Hibah MRT sebesar Rp3,1 triliun, 2 Hibah WISMP-2 sebesar Rp166,9 miliar, 3 Hibah Air Minum sebesar Rp234,1 miliar, 4 Hibah Air Limbah sebesar Rp9,4 miliar, 5 Hibah Development of Seulawah Agam Geothermal in NAD Province sebesar Rp61,2 miliar, dan 6 Program Hibah Australia Indonesia untuk Pembangunan Sanitasi sebesar Rp93,6 miliar. Kegiatan MRT bersumber dari pinjaman JICA yang diteruskan kepada Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dalam bentuk hibah dan pinjaman. MRT bertujuan untuk membangun sarana transportasi publik untuk mengatasi kemacetan di Jakarta. Hibah MRT menggunakan mekanisme Pembayaran Langsung. WISMP-2 merupakan kegiatan yang bersumber dari pinjaman Bank Dunia untuk mendukung pengembangan irigasi partisipatif. WISMP-2 diterushibahkan kepada 100 kabupatenkota dan 14 provinsi dengan menggunakan mekanisme penggantian dana pembiayaan pendahuluan. Hibah Seulawah Agam Geothermal bersumber dari hibah KfW dengan menggunakan mekanisme pembayaran langsung. Selain itu, bercermin dari kesuksesan pencapaian output kegiatan hibah di periode sebelumnya, Pemerintah Australia melalui AusAID berkomitmen untuk melanjutkan program hibahnya di bidang sanitasi dan air minum. Hibah Air Minum diarahkan untuk mendukung pencapaian target Millenium Development Goals MDGs dalam peningkatan akses air bersih bagi masyarakat berpenghasilan rendah. Hibah ini mensyaratkan adanya penyertaan modal kepada PDAM dan menggunakan mekanisme penggantian dana. Hibah Air Limbah diarahkan untuk pembangunan sambungan rumah untuk air limbah dengan menggunakan mekanisme penggantian dana. Terakhir, dalam mendukung pembangunan sanitasi, dilaksanakan juga kegiatan hibah Australia Indonesia Untuk Pembangunan Sanitasi dengan menggunakan mekanisme pembiayaan pendahuluan oleh daerah.