Pengelolaan Defi sit Pengelolaan Keuangan Daerah 1 Pengelolaan APBD

80 6. Pemerintah daerah wajib melaporkan rencana defi sit APBD kepada Menteri Keuangan c.q. Direktur Jenderal Perimbangan Keuangan sebelum APBD ditetapkan. 7. Dalam hal defi sit APBD akan ditutup sebagian atau seluruhnya dari pinjaman danatau penjualan kekayaan daerah yang dipisahkan, maka defi sit APBD tersebut harus mendapatkan persetujuan dari Menteri Keuangan. 8. Persetujuan atau penolakan Direktur Jenderal Perimbangan Keuangan atas nama Menteri Keuangan terhadap rencana defi sit yang dibiayai sebagian atau seluruhnya dari pinjaman danatau penjualan kekayaan daerah yang dipisahkan, menjadi dokumen yang dipersyaratkan dalam proses evaluasi Rancangan Peraturan Daerah tentang APBD atau evaluasi Rancangan Peraturan Daerah tentang APBD Perubahan. Tata cara pengajuan permohonan persetujuan defi sit APBD yang akan ditutup sebagian atau seluruhnya dengan pinjaman danatau penjualan kekayaan daerah yang dipisahkan, dilakukan dengan prosedur sebagai berikut: 1. Gubernur, Bupati atau Walikota mengajukan permohonan persetujuan atas rencana defi sit APBD yang akan ditutup sebagian atau seluruhnya dari pinjaman danatau penjualan kekayaan daerah yang dipisahkan kepada Menteri Keuangan c.q. Direktur Jenderal Perimbangan Keuangan dengan tembusan permohonan disampaikan Menteri Dalam Negeri c.q. Direktur Jenderal Keuangan Daerah. 2. Surat permohonan persetujuan yang diajukan oleh Bupati atau Walikota ditembuskan kepada Gubernur. 3. Pengajuan permohonan persetujuan sebagaimana dimaksud dilakukan sekurang-kurangnya 1 satu bulan sebelum Rancangan Peraturan Daerah tentang APBD atau Rancangan Peraturan Daerah tentang APBD Perubahan dikirimkan untuk dievaluasi. Pelengkap Buku Pegangan Tahun 2013 81 AFFIRMATIVE POLICY DALAM PERCEPATAN PEMBANGUNAN DAERAH UNTUK PENINGKATAN KESEJAHTERAAN RAKYAT 4. Terhadap rencana defi sit APBD yang akan ditutup sebagian atau seluruhnya dari pinjaman daerah, surat permohonan persetujuan sebagaimana tersebut di atas memuat rencana kegiatan yang akan dibiayai dari pinjaman daerah, dengan dilampiri dokumen: a. Laporan Keuangan Pemerintah Daerah selama 3 tiga tahun terakhir yang telah ditetapkan dengan peraturan daerah; b. Rancangan Ringkasan APBD atau Rancangan Ringkasan APBD Perubahan Tahun Anggaran 2013; c. Perhitungan sisa pinjaman daerah ditambah jumlah pinjaman yang akan ditarik tidak melebihi 75 tujuh puluh lima persen dari jumlah penerimaan umum APBD tahun sebelumnya; dan d. Perhitungan tentang rasio kemampuan keuangan daerah untuk mengembalikan pinjaman Debt Service Coverage RatioDSCR. 5. Terhadap rencana defi sit APBD yang akan ditutup sebagian atau seluruhnya dari penjualan kekayaan daerah yang dipisahkan, permohonan persetujuan dilampiri dokumen : a. Laporan Keuangan Pemerintah Daerah 3 tiga tahun terakhir yang telah ditetapkan dengan peraturan daerah; b. Rancangan Ringkasan APBD atau Rancangan Ringkasan APBD Perubahan Tahun Anggaran 2013; dan c. Pernyataan gubernur, bupati, atau walikota mengenai bidang usaha dan struktur permodalan sebelum dan setelah penjualan kekayaan daerah yang dipisahkan. 6. Terhadap rencana defi sit APBD yang akan ditutup sebagian atau seluruhnya dari pinjaman daerah yang bersumber dari penerusan pinjaman luar negeri, Pemerintah Daerah lain, lembaga keuangan bank, atau lembaga keuangan bukan bank, persetujuanpenolakan Direktur Jenderal Perimbangan Keuangan atas nama Menteri Keuangan diberikan dengan terlebih dahulu meminta pertimbangan Menteri Dalam Negeri c.q. Direktur Jenderal Keuangan Daerah. 82 7. Direktur Jenderal Keuangan Daerah atas nama Menteri Dalam Negeri memberikan pertimbangan dalam waktu 10 sepuluh hari kerja setelah diterimanya surat permintaan pertimbangan dari Direktur Jenderal Perimbangan Keuangan atas nama Menteri Keuangan. 8. Dalam hal Direktur Jenderal Keuangan Daerah atas nama Menteri Dalam Negeri tidak menyampaikan pertimbangan dalam jangka waktu yang ditetapkan, Direktur Jenderal Perimbangan Keuangan atas nama Menteri Keuangan dapat memberikan persetujuan atau penolakan atas rencana defi sit APBD. 9. Direktur Jenderal Perimbangan Keuangan atas nama Menteri Keuangan wajib memberikan persetujuan atau penolakan paling lama 20 dua puluh hari kerja setelah surat permohonan diterima dari pemda beserta dokumen diterima secara lengkap. Untuk APBD tahun 2013, terdapat 9 sembilan daerah yang merencanakan defi sit dan ditutup sebagian dengan pinjaman yakni Kabupaten Temanggung, Kabupaten Lamandau, Kabupaten Karangasem, Kabupaten Sumbawa Barat, Kota Gorontalo, Kabupaten Lombok Tengah, Kabupaten Kotawaringin Barat, Kota Bandar Lampung, dan Provinsi Sulawesi Selatan.

2.6.3. Sistem Informasi Keuangan Daerah

Dalam rangka perumusan kebijakan fi skal, khususnya terkait dengan perimbangan keuangan dan transparansi dan akuntabilitas pengelolaan keuangan, Pemerintah Pusat berkewajiban menyajikan informasi keuangan daerah yang komprehensif. Dalam menyajikan informasi tersebut, Pemerintah berkewajiban untuk memanfaatkan perkembangan kemajuan teknologi informasi untuk meningkatkan kemampuan mengelola keuangan daerah dan menyampaikan informasi keuangan daerah kepada stakeholder. Hal ini dilakukan agar proses pembangunan sejalan dengan prinsip tata pemerintahan yang baik good governance. Pelengkap Buku Pegangan Tahun 2013 83 AFFIRMATIVE POLICY DALAM PERCEPATAN PEMBANGUNAN DAERAH UNTUK PENINGKATAN KESEJAHTERAAN RAKYAT Kewajiban Pemerintah untuk menyelenggarakan SIKD tersebut telah diatur dalam Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat, Pemerintahan Daerah Peraturan Pemerintah Nomor 56 Tahun 2005 sebagaimana direvisi dengan PP Nomor 65 Tahun 2010. Dalam PP tersebut diamanatkan bahwa penyelenggara SIKD secara nasional adalah Menteri Keuangan, sedangkan Pemerintah Daerah menyelenggarakan SIKD di daerahnya masing-masing dengan menggunakan sistem informasi pengelolaan keuangan daerah. SIKD Nasional yang diselenggarakan oleh Kementerian Keuangan c.q Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan selama ini dilakukan berdasarkan informasi yang disampaikan oleh Pemerintah Daerah dalam bentuk hardcopy. Kewajiban daerah menyampaikan informasi tersebut dan tatacara penyampaian telah diatur dalam Peraturan Menteri Keuangan Nomor 46PMK.022006 sebagaimana diubah dengan PMK Nomor 04PMK.072011 tentang Tata Cara Penyampaian Informasi Keuangan Daerah. Pelaksanaan sistem informasi pengelolaan keuangan daerah di 524 daerah menggunakan aplikasi pengelolaan keuangan yang sangat beragam. Sebagian besar diantaranya menggunakan SIMDA yang dikembangkan oleh BPKP dan SIPKD yang dikembangkan oleh Kementerian Dalam Negeri. Diluar SIMDA dan SIPKD, pemerintah daerah menggunakan aplikasi pengelolaan keuangan daerah yang berbeda-beda tergantung pada kebijakan di daerah masing-masing. Dalam rangka mempercepat penyampaian informasi keuangan daerah dari daerah kepada pusat telah dibangun sistem komunikasi dan manajemen data nasional KOMANDAN. Mengenai tatacara penyampaian data dengan KOMANDAN tersebut telah diterbikan Surat Edaran Direktur Jenderal Perimbangan Keuangan Nomor SE-03PK2011 tentang Tata Cara Teknis Penyampaian Informasi Keuangan Daerah melalui Sistem