Kekuatan Partai PBB Partai Bulan Bintang 1.

101 Selain itu faktor money politic Politik Uang sangat memberikan pengaruh besar terhadap perolehan suara suatu partai politik, ditambah lagi di daerah Pandeglang pengaruh Golkar dengan figur sentralnya keluarga Alm. H. Hasan Shohib yang terkenal sebagai penguasa Banten sangat dominan. Jadi selain ketokohan yang dijadikan pilihan utama, faktor siapa dan sebesar apa uang yang diberikan itu tidak kalah pentingnya pula. Terlebih Kab. Pandeglang merupakan daerah yang secara porsentase pendidikan masyarakat melek hurup masih rendah, inilah yang menjadikan suburnya praktik money politik karena atara lemahnya pendidikan dengan praktik politik uang sangat berbanding lurus. 42 Hemat penulis Permaslahan ini sebenarnya bisa diatasi apabila partai Islam berani mengambil langkah yang revolusioner. Karena pada prinsipnya apabila memang demikian kenyataan dilapangan berarti itu merupakan indikasi besar bahwa nilai-nilai apatis atau ketidak pedulian terhadap partai Islam sudah menghinggapi masyarakat di Kab. Pandeglang. Segala peristiwa yang terjadi apapun bentuknya pasti ada permulaan atau sebab musababnya, dan hemat penulis sebab musabab masyarakat apatis terhadap partai Islam karena pelaku partai Islam itu sendiri yang tidak mampu memberikan pelayanan terbaik bagi masyarakat, dan semestinya Ideologi Islam bukan sekedar platform saja melainkan dituangkan dan diimplementasikan kepada perbaikan, pelayanan dan pembinaan masyarakat. 42 Wawancara pribadi dengan Dr. Djawahir Hejazziey , SH.,MA Akademisi. Jakarta 21 Oktober 2015 102 Berdasarkan beberapa statemen dari pengurus partai yang telah penulis himpun tersebut, solusi penulis untuk menjawab permasalahan tersebut sebagai beriku: 1. Benahi struktur kepengurusan dan tingkatkan komitmen partai terkait agenda atau program kerja partai, terutama yang bersentuhan langsung dengan masyarakat. 2. Kemudian untuk permaslahan faktor partai tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap perolehan suara, melainkan faktor calon atau kandidat peserta pemilu, hemat penulis jika ada keseriusan dari pelaku partai Islam agar memiliki peranan penting sebagai pelaksana pemerintah baik legislatif maupun eksekutif, sebaiknya ada pembinaan serius kepada anggota yang akan disusung, dan yang paling utama adalah selalu menghadirkan tokoh yang akan diusung di hadapan masayarakat. Sehingga masyarakat merasakan kehadiaran dan kinerjanya meskipun figur tersebut belum memiliki peranan di pemerintahan. 3. Partai Islam harus mampu menciptakan tokoh atau figur, karena ketokohan kandidat memiliki peranan besar bagi kepentingan suara partai politik Islam. 4. Persatuan ditubuh partai Islam akan mampu memberikan perubahan yang signifikan, dalam artian perlu adanya peleburan partai Islam menjadi satu kekuatan satu kendaraan politik, dan nantinya semua aspirasi masyarakat untuk partai Islam hanya tersalurkan melalui satu jalur, dan tidak terpecah-pecah atau terbagi-bagi sepertihalnya sekarang. 103 BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan

Setelah melakukan pembahasan dan menganalisa pada penelitian ini, maka penulis adapat memberikan jawaban terkait rumusan masalah dan tujuan dari penelitian ini. Jawaban dapat penulis simpulkan sebagai berikut: 1. Kekuatan patai politik Islam di Kab. Pandeglang, masih dibawah bayang-bayang partai nasionalis jika dilihat dari setiap pemilu diadakan. Padahal Pandeglang adalah daerah yang terkenal dengan julukan seribu kiayi sebutan tokoh keagamaan setingkat ulama, dan sejuta santri atau daerah ini adalah daerah 97 beragama Islam. Pada pemilu terakhir tahun 2014 jumlah perolehan suara keseluruhan dari partai Islam mencapai 35, dan jika di gabung dengan partai yang berbasis masa Islam, maka porsentasenya mencapai 40 saja, dibanding dengan perolehan suara partai nasionalis. Di kursi DPRD partai Islam dan jika digabung dengan partai yang berbasis masa Islam hanya mampu mendudukan 18 wakilnya PPP, 5 kursi, PBB 2 kursi, PKS 5 kursi, PKB 5 kursi, dan PAN 1 kursi dari 50 kursi yang diperebutkan. Untuk itu dominasi partai politik di DPRD Pandeglang mayoritas diisi oleh partai nasionalis dengan 32 kursi Golkar 8 kursi, Gerindra 7 kursi, Demokrat 6 kursi, PDIP 5 kursi, Nasdem 4 kursi, dan Hanura 2 kursi. Dengan