Kekuatan Partai PKS Partai Keadilan Sejahtera 1.

97 halnya dengan partai Islam lainnya yakni tidak begitu signifikan apabila dibandingkan dengan kekuatan partai nasionalis. Jika dianalisa secara keseluruhan faktor yang mempengaruhi merosotnya perolehan suara partai PBB tidak jauh dengan kedua partai Islam yang telah disinggung diatas, yakni masalah internal, figur caleg atau ketokohan dan kalah bersaing dengan partai lainnya. Sebagai data pelengkap dan pendukung, perlu kiranya disinggung hasil muktamar III PBB 2010 sebagai berikut: 39 Pada pemilu 2009 perolehan susara PBB sangat menurun dan tidak dapat melampaui ambang batas parlementary threshold sebanyak 2,5. Sehubungan dengan itu DPP PBB melaui lembaga survey indevenden dari Uiniversitas Indonesia melakukan survey untuk mengetahui penyebabnya. Hasilnya terdapat lima fakator yang mempengaruhi penurunan suara PBB yaitu: 1. Figur caleg tidak dikenal atau tidak popular; 2. Pengurus partai kurang dikenal dan tidak dekat dengan masyarakat; 3. Program dan isu tidak sesuai dengan aspirasi rakyat; 4. Citra pimpinan dan pengurus jarang diliput media massa; 5. Kinerja anggota legislatif dan kepala daerah yang berasal dari PBB tidak aspiratif dan kurang terpublikasi. 39 DPP Partai Bulan Bintang PBB, Hasil Muktamar III Partai Bulan Bintang Jakarta: DPP PBB, 2010, h. 129. 98 Menurut Tumpal Danil Wakil Sekjen DPP PBB, figur caleg, pengurus partai dan citra pimpinan kurang populer di masyarakat karena kurangnya publikasi dan jarang diliput oleh media massa. Permasalahannya kemudia dibutuhkan dana yang cukup besar untuk mempopulerkan caleg dan partai seperti dengan memasang iklan. 40 Pemimpin yang berkarismatik juga penting dalam mempertahankan kekokohan suatu partai. Masalah yang dijelaskan diatas sebenarnya sama pula dengan permaslahan yang dihadapi oleh PBB di daerah, dan apabila partai PBB di Kab. Pandeglang menginginkan untuk keluar dari zona tersebut tidak lain solusinya harus mampu menjawab permasalahan yang disebutkan diatas.

D. Analisis Kekuatan Partai Politik Islam di Daerah kab. Pandeglang

Berdasarkan data yang dihimpun baik dari leteratur, dokumen pembantu maupun dari wawancara langsung dengan beberapa tokoh masyarakat dan tokoh partai politik Islam di Kab. Pandeglang, pada dasarnya semua tokoh tersebut membenarkan atas melemahnya kekuatan partai politik Islam di Pandeglang, terutama pada periode pemilu lima tahun terakhir 2009-2014. Merekapun menyadari banyak hal yang seharusnya dibenahi, baik dari internal maupun jaringan keluar. Terkait lika-liku permasalahan eksistensi partai politik Islam yang melemah, 40 Indah Permatasari, “Kemunculan Dan Menurunnya Partai Islam Ideologis, Studi Kasus: Partai Bulan Bintang Pbb 1999- 2009,” Skripsi S1 Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 20014, h. 62. 99 terdapat beberapa alasan yang dapat dijadikan acauan dari hasil wawancara penulis dengan beberapa tokoh tersebut; Sebagaimana penjelasan dari pengurus PPP, bahwa melemahnya kekuatan PPP di Pandeglang tidak lain faktor utamanya adalah internal parpol, baik solidaritas antar pengurus, maupun dari komitmen untuk melaksanakan program kerja yang langsung bersentuhan dengan masyarakat. Utnuk menjawab permasalahan itu menurut penulis tidak lain solusi utamanya adalah benahi internal partai, hilangkan sikap egosentris antar pengurus dan maksimalkan langkah tersebut dengan musyawarah mufakat. Dan terkait program kerja yang kurang berjalan dengan baik, sebaiknya harus ada kesadaran sendiri dari pengurus partai, kemudian tekankan pada evaluasi mingguan atau bulanan terkait sejauhmana kinerja yang telah dilaksanakan, sehingga permasalahan-permasalahan yang dihadapi akan mudah untuk dipecahkan. Memang ini bukanlah permasalahan mudah, namun bukan pula permasalhan sulit apabila semuanya menginginkan yang terbaik bagi kekuatan partai. Penjelasan berikutnya hasil wawancara penulis dengan pengurus Partai PKS, yang menyatakan bahwa sebenarnya permasalahan partai politik di Kab. Pandeglang khususnya partai politik Islam yang tingat elektabilitasnya mulai melemah, untuk konteks sekarang bukan lagi faktor ideologi yang dominan bermain, malainkan faktor figur atau kandidat calon peserta pemilu. Karena masyarakat sekarang pada umumnya memilih atau tidaknya terhadap partai politik tertentu bukan lagi karena ketertarikannya dengan partai tertentu, melainkan lebih kepada calon tertentu dari