103
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan
Setelah melakukan pembahasan dan menganalisa pada penelitian ini, maka penulis adapat memberikan jawaban terkait rumusan masalah dan tujuan dari
penelitian ini. Jawaban dapat penulis simpulkan sebagai berikut: 1.
Kekuatan patai politik Islam di Kab. Pandeglang, masih dibawah bayang-bayang partai nasionalis jika dilihat dari setiap pemilu diadakan. Padahal Pandeglang
adalah daerah yang terkenal dengan julukan seribu kiayi sebutan tokoh keagamaan setingkat ulama, dan sejuta santri atau daerah ini adalah daerah 97
beragama Islam. Pada pemilu terakhir tahun 2014 jumlah perolehan suara keseluruhan dari partai
Islam mencapai 35, dan jika di gabung dengan partai yang berbasis masa Islam, maka porsentasenya mencapai 40 saja, dibanding dengan perolehan suara partai
nasionalis. Di kursi DPRD partai Islam dan jika digabung dengan partai yang berbasis masa Islam hanya mampu mendudukan 18 wakilnya PPP, 5 kursi, PBB
2 kursi, PKS 5 kursi, PKB 5 kursi, dan PAN 1 kursi dari 50 kursi yang diperebutkan. Untuk itu dominasi partai politik di DPRD Pandeglang mayoritas
diisi oleh partai nasionalis dengan 32 kursi Golkar 8 kursi, Gerindra 7 kursi, Demokrat 6 kursi, PDIP 5 kursi, Nasdem 4 kursi, dan Hanura 2 kursi. Dengan
104
demikian partai Islam di daerah Kab. Pandeglang tidaka memiliki kekuatan yang sangat signifikan.
2. Melemahnya kekuatan partai politik Islam di Kab. Pandeglang disebabkan oleh
beberapa faktor; pertama, faktor internal partai baik mengenai solidaritas antar pengurus partai maupun kurangnya mobilisasi masa, baik dalam bentuk sosial,
pembinaan maupun keagamaan; kedua, pada setiap pemilu figur yang diusung partai Islam kurang memiliki kekuatan masa dan elektabilitas; ketiga yang
menjadikan faktor melemahnya partai Islam adalah, karena masyarakat Kab. Pandeglang pada umumnya selain sudah mulai kehilangan kepercayaan terhadap
partai Islam. selain itu masyarakat dalam menentukan pilihan tidak lagi menjadikan faktor partai sebagai alasan ia memilih calon tertentu, melainkan
lebih kepada calon atau figurnya dari partai manapun calon tersebut disusung. Selain faktor figur yang menjadi pertimbangan masyarakat konstituen, satu lagi
faktor yang memiliki pengaruh besar adalah faktor Money Politic Politik Uang. Jadi masyarakat sekarang tidak lagi terfokus kepada partai pengusung, melainkan
lebih kepada siapa figurnya dan berapa besaran tipsnya. 3.
Mayoritas penduduk beragama Islam di Pandeglang sampai 97, ternyata tidak bisa dijadikan jaminan sebagai sumber kekuatan partai Islam, terbukti dari setiap
pemilu diadakan sebagaimana data terakhir disebutkan diatas. Dengan demikian untuk konteks Kab. Pandeglang antara penduduk beragama Islam dengan partai
politik Islam tidak terdapat hubungan yang linier.
105
B. Saran-saran
Dari hasil penelitian penulis mengenai tema partai Islam di daerah Kab. Pandeglang, terdapat catatan untuk langkah partai politik Islam kedepan, antaralain
sebagai berikut: 1.
Hemat penulis untuk kedepan agar partai Islam mampu mengembalikan marwahnya sebagaimana yang pernah dicapai terdahulu, yakni harus serius
dalam menjalankan roda kepengurusan, baik dari sisi solidaritas antar pengurus maupun komitmen terhadap program kerja yang sudah disepakati,
terutama program kerja yang memiliki ekses yang bersentuhan dengan masyarakat, sebagai bagian dari mobilisasi masa.
2. Partai politik Islam kedepan fokus membenahi kekuatan di luar, tidak lagi
mengurusi permasalahan internal, seperti halnya konflik dualisme kepengurusan yang diperlihatkan oleh partai PPP. karena imbas tersebut tidak
hanya berpengaruh di pusat saja, melainkan imbas pula ke cabang-cabang partai di daerah.
3. Langkah berikutnya yang harus dilakukan partai Islam yakni memberikan
pembinaan kapada kadernya, dan menghadirkan kader tersebut dihadapan masyarakat dengan agenda yang bermanfaat bagi masyarakat. Dengan begitu
lambat laun, selain kader tersebut memiliki kompeten dan memiliki elektabilitas tinggi. Tidak hanya dipandang baik oleh masyarakat tetapi
memang memiliki kebaikan dalam diri sendiri.
106
4. Agar kekuatan partai Islam menjadi padu dan menjadi satu kekuatan, untuk
itu partai Islam cukup dengan satu kekuatan, dan partai Islam yang sudah ada sekarang melakukan fusi kedalam satu rumah besar partai umat Islam.
107
DAFTAR PUSTAKA
Abidin Amir, Zainal. Peta Islam Politik Pasca Soeharto. Jakarta: LP3S, 2003. Ali Ahmad, Haidar, Ed. Dinamika Kehidupan Keagamaan Di Era Reformasi,
Jakarta: Badan Litbang dan Diklat Pusitbang Kehidupan Keagamaan, 2010.
Asshiddiqie, Jimly. Pengantar Ilmu Hukum Tata Negara. Jakarta: PT.Rajagrafindo Persada, 2009.
__________. Pengantar Ilmu Hukum Tatanegara. Jakarta: Rajawali Pers, 2012. Azra, Azyumardi. “Partai Politik Islam Kenapa Kalah”. Republika, 5 Desember
2013.
Basyaib, Hamid dan Hamid, Abidin. Mengapa Partai Islam Kalah?. Jakarta: Alvabet, 1999.
BPJS Kab. Pandeglang. Pandeglang Dalam Angka 2014. Pandeglang: CV. Mutiara
Grafika, 2014.
Budiardjo, Miriam. Dasar-Dasar Ilmu Politik, cet.10. Jakarta: PT. gramedia Pustaka Utama, 2008.
Dewan Pimpinan Pusat DPP Partai Bulan Bintang. Hasil Muktamar II Partai Bulan Bintang. Jakarta: DPP PBB, 2005.
__________. Hasil Muktamar III Partai Bulan Bintang. Jakarta: DPP PBB, 2010. Effendi, Bahtiar. Islam dan Negara, Transformasi Gagasan dan Praktik Politik
Islam di Indonesi. Jakarta: Paramadina, 2009.
108
Firmanzah. Mengelola Partai Politik: Komunikasi dan Positioning Ideologi Politik di Era Reformasi. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 2008.
Hanafie, Haniah. “Partai-partai Islam di Indonesia”. Skripsi S1 Fakultas Ushuluddin dan Filsafat, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2003.
Haris, Syamsuddin. Partai, Pemilu, dan Parlemen Era Reformasi. Jakarta: Yayasan
Pustaka Obor Indonesia.
Ihza Mahendra, Yusril. Modernisme, dan Fundamentalisme dalam Politik Islam: Perbandingan Parta
i Masyumi Indonesia dan Partai Jama’at-i-Islami Pakistan. Jakarta: Paramadina, 1999.
Ismail, Faisal. Pijar-Pijar Islam, Pergumulan Kultur dan Struktur. Jakarta: Departemen Agama RI, 2002.
__________. Pijar-Pijar Islam: Pergumulan Kultur dan Struktur. Jakarta: Badan Litbang Agama dan Diklat Keagamaan, 2002.
Kencana Syafii, Inu dan Azhari. Sistem Politik Indonesia. Bandung: PT. Refika Aditama, 2010.
M.A. Gani. Cita Dasar dan Pola Perjuangan Syarikat Islam. Jakarta: PT. Bulan Bintang, 1984.
Madjid, Nurcholis. Cita-Cita Politik Islam Era Reformasi. Jakarta: Paramadina, 1999.
__________. Kehampaan Spiritual Mayarakat Modern. Jakarta: PT. Mediacita, 2002.