Sistematika Penulisan Kekuatan Partai Politik Islam di Daerah Mayoritas Muslim Dalam Perolehan Suara Pada Pemilu Tahun 2014 (STUDI KASUS KAB. PANDEGLANG)

21 pemerintahan bagi pimpinan partainya dan berdasarkan penguasaan ini memberikan kepada anggota partainya kemanfaatan yang bersifat idiil dan materiil. 2 Sigmund Neuman dalam bukunya Modern Political Parties sebagaimana dikutip oleh Miriam Budiardjo mengemukakan definisi partai politik sebagai berikut: Partai politik adalah organisasi dari aktivis-aktivis politik yang berusaha untuk menguasai kekuasaan pemerintahan serta merebut dukungan rakyat melalui persaingan dengan suatau golongan atau golongan-golongan lain yang mempunyai pandangan yang berbeda A political party is the articulate organization of society’s active political agents; those who are concerned with the control of governmental polity power, and who compete for popular support with other group or groups holding divergent views. 3 Menurut Sartori Partai politik adalah: Suatu kelompok politik yang mengikuti pemilihan umum dan malalui pemilihan itu mampu menempatkan calon-calonnya untuk menduduki jabatan-jabatan publik A party is any political group that present at election, and is capable of placing through elections candidates for public office. 4 Pengertian partai politik telah dijelaskan secara gamblang diatas. Sekarang jika dikaitkan dengan Islam, apa yang dimaksud dengan partai politik Islam? Islam dalam konteks ini dipahami sebagai doktrin agama yang harus diimplementasikan dalam masyarakat serta mengatur seluruh aktivitas dan prilaku manusia di dalamnya. Sebagaimana yang telah ditegaskan dalam Al- Qur’an bahwa Islam merupakan agama komprehensif yang sudah mengatur segala sesuatu yang ada di muka bumi ini. Dengan demikian, partai politik Islam dapat dipahami sebagai sebuah organisasi 2 Miriam Budiardjo, Dasar-Dasar Ilmu Politik, h. 404 3 Miriam Budiardjo, Dasar-Dasar Ilmu Politik, h. 404 4 Miriam Budiardjo, Dasar-Dasar Ilmu Politik, h. 404-405 22 publik yang memperjuangkan nilai-nilai Islam dalam konteks yang berbeda-beda melalui penguasaan struktur kelembagaan pemerintah, baik pada level legislatif maupun eksekutif. Proses mendapatkan kekuasaan itu diperoleh melalui keikutsertaan dalam pemilu serta melakukan kampanye dengan menjual isu dan program-program yang tidak lepas dari nilai-nilai ideologi Islam. 5 Dalam kajian ilmu politik, penggunaan “partai Islam” setidaknya memiliki dua konotasi. Pertama, ideologi organisasi, yaitu merujuk kepada partai politik yang menjadikan Islam sebagai dasar ideologinya. Ideologi organisasi dianggap penting karena ia merupakan tujuan dan orientasi. Ideologi menjadi alat pembeda antara satu partai dengan partai yang lain. 6 Dalam pembahasan selanjutnya mengenai partai politik Islam, Menurut Sudirman Tebba, untuk menyebut suatu partai politik itu partai Islam dia harus memiliki ciri Islam pada salah satu dari tiga unsur, yakni; nama, asas, dan lambang. Suatu partai disebut partai Islam apabila namanya mengandung unsur Islam atau asasnya Islam atau lambangnya mengandung ciri Islam. 7 Selain itu, dikategorikannya partai tersebut sebagai partai Islam ditandai oleh adanya personalia kepemimpinan partai yang didominasi oleh orang-orang yang berlatar belakang Islam yang kuat 5 Ridho Al-Hamdi, Partai Politik Isla, Teori dan Praktek di Indonesia Yogyakarta: Graha Ilmu, 2013, h.9 6 Ridho Al-Hamdi, Partai Politik Isla, Teori dan Praktek di Indonesia, h. 9 7 Sudirman Tebba, Islam Pasca Orde Baru Yogya: PT. Tiara Wacana Yogya, 2001, h. 18 23 santri serta pengambilan keputusan yang cenderung berpihak kepada kepentingan unsur Islam. Jika dilihat dalam konteks sekarang partai politik di Indonesia yang masih konsisten menerapkan Islam sebagai asas atau ideologi politiknya hanyalah tiga partai politik, yaitu ; Partai Persatuan Pembangunan PPP, Partai Bulan Bintang PBB 8 , dan Partai Keadilan Sejahtera PKS. Adapun Partai Kebangkitan Bangsa PKB, Partai Amanat Nasional PAN, jika dilihat dari perspektif konstitusi partai, adalah bukan partai politik Islam yang sebenarnya, paling tidak dapat dikatakan sebagai partai berbasis massa Islam. 9 Dari uraian diatas dapat dikatakan bahwa secara umum partai politik Islam yang dimaksud dalam penelitian ini adalah partai politik yang berazazkan Islam, Parpol yang berplatform Islam, Parpol yang menggunakan simbol- simbol penganut Islam maupun substansi Islam yang terorganisir yang anggota- anggotanya mempunyai nilai-nilai dan cita-cita yang sama dengan tujuan untuk memperoleh kekuasaan politik dan merebut kedudukan politik dengan cara konstitusional, serta menumbuhkan partisipasi masyarakat. 10 8 Pasal 3 Anggaran Dasar Partai Bulan Bintang, dinyatakan; Partai ini berasaskan Islam. Lihat juga Hasil Muktamar II Partai Bulan Bintang Jakarta: Dewan Pimpinan Pusat Partai Bulan Bintang Periode 2005-2010, h. 25 9 Faisal Ismail, Pijar-Pijar Islam: Pergumulan Kultur dan Struktur Jakarta: Badan Litbang Agama dan Diklat Keagamaan, 2002, h.124 10 Ed.Haidar Ali Ahmad, Dinamika Kehidupan Keagamaan Di Era Reformasi Jakarta: Badan Litbang dan Diklat Pusitbang Kehidupan Keagamaan, 2010, h.289