23
santri serta pengambilan keputusan yang cenderung berpihak kepada kepentingan unsur Islam.
Jika dilihat dalam konteks sekarang partai politik di Indonesia yang masih konsisten menerapkan Islam sebagai asas atau ideologi politiknya hanyalah tiga partai
politik, yaitu ; Partai Persatuan Pembangunan PPP, Partai Bulan Bintang PBB
8
, dan Partai Keadilan Sejahtera PKS. Adapun Partai Kebangkitan Bangsa PKB,
Partai Amanat Nasional PAN, jika dilihat dari perspektif konstitusi partai, adalah bukan partai politik Islam yang sebenarnya, paling tidak dapat dikatakan sebagai
partai berbasis massa Islam.
9
Dari uraian diatas dapat dikatakan bahwa secara umum partai politik Islam yang dimaksud dalam penelitian ini adalah partai politik yang
berazazkan Islam, Parpol yang berplatform Islam, Parpol yang menggunakan simbol- simbol penganut Islam maupun substansi Islam yang terorganisir yang anggota-
anggotanya mempunyai nilai-nilai dan cita-cita yang sama dengan tujuan untuk memperoleh kekuasaan politik dan merebut kedudukan politik dengan cara
konstitusional, serta menumbuhkan partisipasi masyarakat.
10
8
Pasal 3 Anggaran Dasar Partai Bulan Bintang, dinyatakan; Partai ini berasaskan Islam. Lihat juga Hasil Muktamar II Partai Bulan Bintang Jakarta: Dewan Pimpinan Pusat Partai Bulan Bintang
Periode 2005-2010, h. 25
9
Faisal Ismail, Pijar-Pijar Islam: Pergumulan Kultur dan Struktur Jakarta: Badan Litbang Agama dan Diklat Keagamaan, 2002, h.124
10
Ed.Haidar Ali Ahmad, Dinamika Kehidupan Keagamaan Di Era Reformasi Jakarta: Badan Litbang dan Diklat Pusitbang Kehidupan Keagamaan, 2010, h.289
24
B. Fungsi Dan Tujuan Partai Politik Islam
Pada umumnya, para ilmuan politik biasanya menggambarkan adanya 4 empat fungsi partai politik. Sebagaimana dikatakan Miriam Budiardjo fungsi tersebut
meliputi sarana: i komunikasi politik; ii sosialisasi politik political socialization; iii rekrutmen politik political recruitment; dan iv pengatur konflik conflic
management.
11
Dalam istilah Yves Meny dan Andrew Knapp sebagaimana dikutup oleh Jimly Ashiddiqie, fungsi partai politik itu mecakup fungsi i mobilisasi dan
integrasi; ii sarana pembentukan pengaruh terhadap perilaku memilih voting ptterns; iii sarana rekrutmen politik; dan iv sarana elaborasi pilihan-pilihan
kebijakan.
12
Sementara itu tujuan dari partai politik Islam tidak terlepas dari sebuah institusi negara sebagai media bagi partai politik Islam untuk mewujudkan cita-cita
besar Islam. Adapun tujuan partai Islam dapat dirumuskan dalam salah satu ayat Al- Qur’an yang berbunyi: Baldatun thayyibun warabbun ghafur yang artinya
terwujudnya sebuah negara yang terdiri atas masyarakat yang adil, makmur dan sejahtera yang diridhai oleh Allah SWT. Dari tujuan itu dapat dirumuskan tiga tujuan
utama partai Islam.
11
Miriam Budiardjo, Dasar-Dasar Ilmu Politik,h. 405-409
12
Jimly Asshiddiqie, Pengantar Ilmu Hukum Tata Negara Jakarta: PT.Rajagrafindo Persada, 2009, h.406-407
25
1. Masyarakat yang adil. Keadaan dimana seluruh masyarakat di suatu negara tidak
ada yang merasa terintimidasi maupun terpinggirkan dari kehidupan masyarakat yang luas serta mendapatkan hak-haknya sebagai salah seorang warga yang
mendiami suatu daerah tertentu. Keadilan meliputi segala hal yang melekat pada mereka seperti, hak hidup, hak mendapatkan keamanan, hak berbicara, dan lain
sebagainya. 2.
Masyarakat yang makmur dan sejahter. Setiap manusia menginginkan hidup bahagia, dan salah satu indikator hidup bahagia adalah memperoleh kemakmuran
dan kesejahteraan hidup. 3.
Masyarakat yang aman dan nyaman. Salah satu fungsi negara adalah membuat warganya merasa aman dari berbagai bentuk kejahatan maupun tindakan kriminal
lainnya. Sedangkan nyaman adalah rasa bahagia dari segi psikologis seseorang yang hidup dalam lingkungan tertentu. Tujuan ini merupakan tujuan dari partai
politik Islam untuk menjadikan masyarakat tidak merasa terganggu dari segala bentuk kejahatan maupun gangguan masyarakat sekitar.
13
C. Munculnya Partai Politik di Indonesia
Motivasi kedatangan Belanda pertama kali ke Indonesia tahun 1577 adalah berdagang. Untuk memperlancar arus perdagangan dan meluaskan pengaruh, pada
tahun 1602 Belanda mendirikan Varenigde Oot-Indische Compagnie VOC sebagai instrumen utama yang melibatkan para Bupati dalam administrasi mereka dengan
13
Ridho Al-Hamdi, Partai Politik Isla, Teori dan Praktek di Indonesia, h. 11
26
fungsi utamanya memobilisasi masyarakat untuk melaksanakan program pemerintah, dalam hal ini VOC.
14
Peperangan yang terjadi antara Belanda dan Belgia pada tahun 1820 memaksa Belanda menerapkan sistem tanam paksa Cultuurstelsel guna menyokong biaya
perang. Keberhasilan sistem ini diikuti oleh pemberlakuan Constitutional Ordinance tahun 1854 yang memberikan hak politik absolut kepada Gubernur Jenderal Hindia
Belanda untuk mengawasi kegiatan politik rakyat demi tercapainya keamanan. Akibatnya muncul dua tendensi yang berbeda. Kehidupan politik cenderung ke
otoritarianisme, sementara liberalisme mewarnai bidang ekonomi. Desakan kaum liberal di Belanda menyebabkan Cultuurstelsel segera
digantikan oleh Politik Etika yang mengajukan ide tentang “the Honor of Debt” atau Politik Utang Belanda. Politik ini mendorong pemerintah Hindia menerapkan
modernisasi sektor ekonomi dan pendidikan bagi golongan pribumi. Gelombang balik dari modernisasi ini adalah munculnya keinginan untuk mendirikan partai politik.
Dengan diundangkannya Undang-Undang Desentralisasi tahun 1903, pemerintah Belanda memberikan hak kepada pemerintahan lokal di Hindia Belanda
untuk membentuk suatu Dewan Perwakilan. Wakil-wakil rakyat yang duduk di dewan ditunjuk oleh Gubernur Jenderal sebagai wakil-
wakil dari “the Color Caste System
”, satu model yang sama dengan Constitutional Democracy. Protes terhadap ide ini mengawali perubahan pada tahun 1916 ketika Gubernur Jenderal menyatakan
14
Zainal Abidin, Peta Islam Politik Pasca Soeharto, h. 25
27
bahwa sebagian anggota Volksraad tetap ditunjuk, dan sebagaia lain dipilih. Untuk mengisi kursi yang dipilih, maka pada tahun 1917 pemerintah Hindia Belanda
mengumumkan dibolehkannya pembentukan partai politik pada tingkat nasional.
15
Mosi Tjokroaminoto dan mosi Djajadiningrat pada bulan November 1918 yang menuntut agar seluruh anggota Volksraad dipilih oleh rakyat membuahkan
reformasi politik. Rakyat dibolehkan secara bebas berserikat dan berkumpul, meskipun pada kenyataannya polisi rahasia tetap mengawasi kegiatan politik mereka.
Dampak paling penting dari kedua mosi itu adalah diubahnya penunjukan representatif di Volksraad dari Color Caste System ke basis assosiational group.
Setelah dipicu oleh politik etika dan Volksraad, di Indonesia tumbuh berbagai partai yang secara garis besar dapat dipilah menurut kategori: i partainya keturunan
Belanda; ii partainya keturunan Cina; iii partainya orang Indonesia.
16
D. Sejarah Perjalanan Partai Politik Islam di Indonesia
1. Periode Pra Kemerdekaan 1900-1945
Jika bentuk ideal umat Islam itu beserta tugas kewajibannya untuk kemanusiaan harus diungkapkan dalam kalimat singkat, maka yang paling baik ialah
mengutip al- Qur’an tentang gambaran yang diberikan untuk umat Rasulullah saw.:
“Kamu adalah sebaik-baik umat yang diketengahkan untuk manusia, karena kamu menganjurkan kebaikan dan mencegah kejahatan, lagipula kamu percaya kepada
15
Zainal Abidin, Peta Islam Politik Pasca Soeharto, h.26
16
Zainal Abidin, Peta Islam Politik Pasca Soeharto, h. 26