disebabkan karena kondisi lingkungan dipengaruhi oleh pukulan ombak dan arus. Hal ini sesuai dengan yang dikemukakan oleh Hari 1999 tinggi rendahnya kandungan
organik berhubungan dengan pengendapan sedimen dari pasokan air daratan serta kondisi lingkungan yang dipengaruhi oleh pukulan ombak dan arus cendrung
mempunyai kandungan organik rendah. Selanjutnya menurut Dody, 1998 tingginya kandungan lumpur dan liat pada
suatu stasiun pengamatan akan dibarengi pula dengan meningkatnya kandungan bahan organik total substratnya. Sebagai biota penyaring, Anadara inflata cenderung
memilih lokasi yang tenang dengan kandungan bahan organik total pada substratnya yang relatif tinggi. Kriteria tinggi rendahnya kandungan organik substrat berdasarkan
persentase adalah sebagai berikut : 1 = sangat rendah, 1 - 2 =2,01 - 3 = sedang 3,01 -5 = tinggi dan 5,01 sangat tinggi Djaenuddin et al., 1994 dalam
Sembiring, 2008
4.5.5 Tipe Substrat
Dari ketiga stasiun pengamatan didapati bahwa tipe substrat di perairan ini termasuk tipe substrat berlumpur, kawasan ketiga stasiun pengamatan berada di mulut
muara dan mengarah ke laut, dengan demikian tipe substrat ketiga stasiun tersebut sama yaitu lumpur berpasir halus, namun lumpurnya yang lebih dominan dan
berwarna kehitaman, adanya kandungan pasir ini diduga karena adanya masukkan bahan-bahan sedimen berupa pasir yang berasal dari daratan tempat pemukiman
penduduk, aktivitas kegiatan di hulu Sungai Asahan, dan hasil dari pelapukan batuan, semuanya akan terbawa oleh arus dan berakhir di muara.
Universitas Sumatera Utara
Menurut Sverdrup et al, 1946 dalam Dody, 1998 bahwa sedimen hasil pelapukan batuan terbagi atas : kerikil, pasir, lumpur dan liat. Butiran kasar banyak
dijumpai dekat pantai sedangkan butiran halus banyak ditemui di perairan yang relatif perairan yang lebih tenang. Selanjutnya dikatakan Keller dan Weibel, 1991 dalam
Dody, 1998 bahwa erosi material tersuspensi dalam suatu sungai atau saluran secara normal disebut sebagai sedimen tersuspensi. Sedimen ini biasanya mempunyai
pengaruh yang negatif terhadap kualitas air sedangkan warna kehitaman pada substrat tersebut diduga karena adanya bahan cemeran logam berat yang tersuspensi dan
mengendap di dasar perairan.
4.5.6 Derajat Keasaman pH atau Konsentrasi ion Hidrogen
Nilai pH menyatakan nilai konsentrasi ion hidrogen dalam suatu larutan. Air normal yang memenuhi syarat untuk suatu kehidupan yang mempunyai pH sekitar
6,5-7,5. Air akan bersifat asam atau basa tergantung besar kecilnya pH. Bila pH dibawah pH normal, maka air tersebut bersifat asam, sedangkan air yang mempunyai
pH yang di atas pH normal bersifat basa Warlina, 2004. Nilai pH air yang normal juga mengindikasikan bahwa jumlah bahan organik bahan yang terlarut sedikit.
Semakin banyak jumlah bahan organik yang terlarut maka akan menyebabkan nilai pH menurun, karena konsentrasi CO
2
semakin meningkat akibat aktivitas mikroba dalam menguraikan bahan organik Rinawati et al., 2008.
Pada Tabel 4.16, nilai pH pada stasiun I dan stasiun II dapat dilihat selisihnya kecil dengan kondisi pH umumnya relatif konstan dan mendekati netral. Hal ini
Universitas Sumatera Utara
menunjukkan sifat air yang mempunyai system penyangga adanya ion inkarbonat H
2
CO
3
yang sangat baik terhadap perubahan pH, sehingga pH perairan relatif konstan atau akan sedikit mengalami perubahan. Apabila terjadi pembuangan limbah
domestik dan industri yang terus menerus ke perairan akan mengakibatkan perairan menjadi tercemar dan dapat mengubah pH air yang akhirnya akan mengganggu
kehidupan biota akuatik. Menurut
Irianto, 2005
dalam Halang, 2007 air murni bersifat netral pH7, pada kondisi demikian maka ion-ion penyusunnya H
+
OH
-
akan terdisosiasi pada keadaan setimbang setelah air murni tercampur dengan air hujan dan materi lain
dari lingkungan sekitarnya maka perairan alami akan memiliki pH berkisar 4-9. Jika
dibandingkan dengan PP822001 tentang Baku Mutu Air Laut untuk biota laut bahwa pH air perairan muara Sungai Asahan masih batas yang normal, pH pada saat
penelitian masih berkisar di antara nilai baku mutu yang ditetapkan untuk biota laut dan budidaya air payau yaitu 6-9 pH normal.
4.5.7 Salinitas