Timbal Pb Kandungan Logam Berat Dalam Badan Air

pemukiman, pabrik pengolahan minyak, pelabuhan dermaga kapal, pengolahan ikan, dan lain-lain diduga sebagai sumber kadmium Cd. Hal ini sesuai dengan yang dikemukakan oleh Palar, 2008 logam Kadmium Cd dan bermacam-macam bentuk persenyawaan dapat masuk kelingkungan terutama sekali merupakan efek samping dari aktivitas yang dilakukan manusia. Boleh dikatakan bahwa semua bidang industri yang melibatkan Cd dalam proses operasional industri menjadi sumber pencemaran logam Cd. Penelitian yang pernah dilakukan oleh Klein et al., 1974 dalam Palar 2008 dapat diketahui kandungan rata-rata Cd dalam air buangan rumah tangga dan buangan indutri ringan, seperti terlihat Tabel 4.3. Tabel 4.3 Kandungan Kadmium Cd dalam Beberapa Jenis Air Buangan Jenis Industri Konsentrasi Cd Ugl Pengolahan roti Pengolahan ikan Makanan lain Minuman ringan Pengolahan lemak 11 14 6 3 6

4.2 Kandungan Logam Berat Dalam Badan Air

4.2.1 Timbal Pb

Salah satu zat pencemaran lingkungan yang sekarang serius diperbincangkan adalah logam berat. Limbah logam berat merupakan limbah yang berbahaya. Logam- logam berat umumnya bersifat toksin racun dan kebanyakan di air dalam bentuk ion. Logam-logam berat yang mencemari perairan bermacam-macam jenisnya, salah Universitas Sumatera Utara satunya adalah logam timbal Pb. Perairan yang sudah tercemar oleh logam berat akan diikuti oleh tercemarnya organisme di perairan tersebut, sehingga di perairan itu akan terjadi akumulasi logam berat dalam jaringan tubuh yang semakin lama akan semakin tinggi kandungannya Sentiyoso, 2000 dalam Rahman, 2005. Dari hasil analisa kadar logam berat Pb dalam air di perairan muara Sungai Asahan disajikan pada Tabel 4.4 Tabel 4.4. Hasil Analisa Konsentrasi Logam Pb ppm dalam Badan Air di Perairan Muara Sungai Asahan Kandungan logam Pb pada kedalaman No Stasiun 0 m 1,25 m 1,5 m Rata-rata±SD 1 2 3 ST1 ST2 ST3 0,0059 0,0040 0,0059 0,0097 0,0021 0,0021 0,0040 0,0021 0,0040 0,0065±0,0029 a 0,0027±0,0011 a 0,0040±0,0019 b Nilai Ambang Batas NAB baku mutu air laut untuk biota laut 0,008 ppm Pada data hasil analisis kadar logam berat timbal Pb dalam air menunjukkan, bahwa kadar logam timbal Pb dalam air di muara Sungai Asahan pada stasiun 1 dan 3 sudah tercemar logam berat. Nilai rata-rata logam timbal dalam badan air diperoleh antara stasiun I 0,0065 ppm dengan stasiun II 0,0027 ppm tidak berbeda nyata. Namun rata-rata logam timbal antara stasiun I dengan III serta II dan III adalah berbeda nyata. Dari hasil data tersebut menunjukkan kadar logam berat timbal Pb dalam air di muara Sungai Asahan lebih tinggi dari kadar timbal Pb normal yang dijumpai dalam air laut yakni 0,003 ppm sesuai dengan yang dikemukakan oleh M. Walchucle, 1974 dalam Lestari dan Edward 2004. Namun secara keseluruhan kadar logam Pb dalam air di perairan muara Sungai Asahan masih di bawah Nilai Ambang Batas NAB baku mutu air laut oleh KepMen LH 2004 yaitu 0,008 ppm. Universitas Sumatera Utara Data ini menunjukkan bahwa pada stasiun I banyak menerima limbah yang mengandung Pb, hal ini disebabkan lokasi tersebut lebih dekat ke daerah pemukiman dan pelabuhan. Daerah muara dan sepanjang sungai kerap dijadikan alat transportasi laut yang membutuhkan bahan bakar dan menghasilkan buangan limbah Pb yang akhirnya mempengaruhi kualitas air laut di daerah tersebut. Dan juga dimungkinkan karena lokasi tersebut merupakan tempat berlabuhnya kapal-kapal yang limbahnya terbuang ke laut. Umumnya bahan bakar minyak mendapat zat tambahan tetraetil yang mengandung Pb untuk meningkatkan mutu, sehingga limbah dan kapal-kapal tersebut dapat menyebabkan kadar Pb di peraturan tersebut tinggi. Kadar timbal di stasiun II 4 mil dari pantai lebih rendah bila dibandingkan dengan stasiun III 5 mil dari pantai. Diduga disebabkan pengaruh adanya pasang surut sehingga terjadi pengenceran cemaran logam Pb badan air di lokasi tersebut. Hal ini sesuai dengan yang dikemukakan oleh Romimuhtarto 1991 bahan cemaran setelah mamasuki perairan pesisir dan laut, sifat dan kondisi bahan pencemar ditentukan oleh beberapa faktor dengan kemungkinan perjalanan bahan pencemar antara lain terencerkan dan tersebarkan oleh adukan atau turbulensi dan arus laut. Di muara, arus air sungai bertemu dengan arus pasang dan kondisi arus gelombang yang cukup tenang, sehingga logam tersebut mengalami pengenceran yang rendah. berdasarkan hasil pengamatan, kadar logam berat umumnya masih tergolong rendah, kualitas airnya masih tergolong baik karena tidak ditemukan adanya kadar logam berat yang melibihi NAB Nilai Ambang Batas baku mutu air laut untuk kehidupan biota laut KepMen LHNo 512004. Universitas Sumatera Utara Tingkat kontaminasi logam berat timbal Pb dalam badan air pada stasiun I lebih tinggi dibandingkan dengan stasiun II dan III, hal ini disebabkan stasiun tersebut merupakan lokasi yang dekat dengan aktivitas manusia di sepanjang muara Sungai Asahan, yang sudah tercemar logam berat timbal Pb. Tabel 4.5 memperlihatkan kadar logam timbal Pb di perairan muara Sungai Asahan dan berberapa perairan lain di Indonesia tabel tersebut menunjukkan bahwa kadar logam berat Pb dalam air laut di muara Sungai Asahan pada umumnya relatif tinggi dibandingkan dengan perairan Muara Cunda, Teluk Jakarta, Muara Sungai Cisadane, P.Muara, P.Kabaena. Tingginya kadar Pb di perairan tersebut karena limbah dari berbagai aktivitas manusia disepanjang Muara Sungai Asahan, antara lain pabrik pengolahan hasil laut, tempat lokasi bahaya limbah air balas dari kapal-kapal yang berlabuh, bersandar yang selesai bongkar muat. Tabel 4.5. Perbandingan Logam Berat Timbal Pb ppm Dalam Perairan Muara Sungai Asahan dan Perairan lain di Indonesia No Lokasi Penelitian Kandunga Logam berat Pb Keterangan 1 2 3 4 5 6 Perairan teluk Jakarta Perairan Kamal dan Cilincing Perairan muara sungai Cisadane Perairan P.Muna,P. Kabaena, dan Buton Perairan P. Seribu 2009 Perairan muara Sungai Asahan 0,001-0,0027 ppm 0,003-0,0093 ppm dan 0,0059-0,0122 ppm 0,001-0,005 ppm 0,0055 ppm, 0,0044 ppm dan 0,0065 ppm 0,0062-0,0074 ppm 0,0027-0,0065 ppm Lestari dan Edward 2004. Mufidah Fitriati 2004. Rochyatun, et al, 2006. Fasmi Ahmad 2006. Harry Sudrajat Johari 2009. Penelitian ini Universitas Sumatera Utara Berdasarkan ketetapan KepMen LH 2004, kadar Pb hasil pengamatan ini masih baik dan belum berbahaya bagi organisasi perairan, mengingat kadar Pb yang dapat menyebabkan keracunan pada jenis ikan tertentu adalah sebesar 0,1-0,2 ppm dan pada kadar 188 ppm dapat membunuh ikan-ikan palar, 2004. Selanjutnya Murphy 1970, dalam Ahmad, 2006 melaporkan bahwa biota perairan seperti crustacea akan mengalami kematian setelah 245 jam, bila pada badan perairan mengandung Pb sebesar 2,75-49 ppm. Biota perairan lainnya dari golongan insecta akan mengalami kematian dalam selang waktu yang lebih panjang yaitu 168-336 jam, bila pada perairan mengandung Pb sebesar 3,7-64 ppm Pb dengan demikian kadar Pb hasil pengamatan ini belum berbahaya bagi kehidupan biota di perairan ini.

4.2.2 Cadmium Cd

Dokumen yang terkait

Ikan Batak (Neolissochillus sumatranus) Sebagai Bioindikator Pencemaran Logam Berat Timbal (Pb) dan Kadmium (Cd) di Perairan Sungai Asahan

0 59 69

Analisis Logam Berat Cadmium (Cd), Cuprum (Cu), Cromium (Cr), Ferrum (Fe), Nikel (Ni), Zinkum (Zn) Pada Sedimen Muara Sungai Asahan Di Tanjung Balai Dengan Metode Spektrofotometri Serapan Atom (SSA)

5 89 98

Pemanfaatan kerang hijau, Perna viridis Linn. sebagai bioindikator pencemaran logam timbal(Pb) di perairan Kamal Muara, Teluk Jakarta

1 5 27

Kandungan Logam Berat (Pb, Cd, dan Hg) pada Kerang Bulu (Anadara antiquata) di Perairan Kronjo dan Cituis, Kabupaten Tangerang

0 4 30

PENCEMARAN LOGAM BERAT TIMBAL PB DI UDAR

0 0 7

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pencemaran Sungai - Ikan Batak (Neolissochillus sumatranus) Sebagai Bioindikator Pencemaran Logam Berat Timbal (Pb) dan Kadmium (Cd) di Perairan Sungai Asahan

2 21 16

Ikan Batak (Neolissochillus sumatranus) Sebagai Bioindikator Pencemaran Logam Berat Timbal (Pb) dan Kadmium (Cd) di Perairan Sungai Asahan

1 7 15

DEPURASI KANDUNGAN LOGAM BERAT Pb DAN Cd PADA KERANG BULU (Anadara antiquata) DENGAN FILTER YANG BERBEDA Repository - UNAIR REPOSITORY

0 0 83

POTENSI PENGGUNAAN CANGKANG KERANG SEBAGAI FILTER DALAM PROSES DEPURASI TERHADAP KANDUNGAN LOGAM BERAT KADMIUM (Cd) PADA KERANG BULU (Anadara antiquata)

0 0 87

Korelasi Ukuran Dengan Konsentrasi Logam Berat Timbal (Pb) pada Kerang Bulu (Anadara Antiquata) di Pelabuhan Potere Makassar - Repositori UIN Alauddin Makassar

0 2 73