4.1.2 Cadmium Cd
Bivalvia dapat mengakumulasi Cd sampai 352 kali lebih tinggi dari kadar Cd yang terdapat dalam airnya. Akumulasi yang tinggi berhubungan erat dengan sifatnya
sebagai hewan dasar yang mengambil makanan dengan cara menyaring air atau “filter feeder” Inswiasri et al., 1993. Menurut Gani, 1997, dalam Karimah et al., 2002,
daging dan tulang molluska merupakan bagian tubuh hewan yang banyak mengakumulasi logam. Pada filum mollusca cangkang merupakan bagian tubuh yang
strukturnya sama dengan tulang Gusneer, 1997, dalam Karimah et al., 2002. Hasil analisa kandungan logam berat Cd pada daging kerang bulu Anadara inflata dapat
dilihat pada Tabel 4.2
Tabel 4.2. Hasil Analisa Kandungan Logam Berat Cd di Dalam Daging
Kerang Bulu Anadara inflata
Kandungan Cd ppm No Stasiun
U1 U2 U3 Rata-rata±SD
1 2
3 ST1
ST2 ST3
0,0158 0,0065
0,0059 0,0144
0,0083 0,0050
0,0137 0,0047
0,0038 0,0146±0,0011
a
0,0065±0,0018
b
0,0049±0,0011
b
Berdasarkan hasil yang diperoleh, kandungan cadmium pada daging kerang bulu Anadara inflata di stasiun I rata-rata 0,0146 ppm, stasiun II 0,0065 ppm dan
stasiun III 0,005 ppm, dari ketiga stasiun tersebut kandungan kadmium tertinggi terdapat pada stasiun I sedangkan yang terendah di stasiun III. Nilai rata-rata logam
Cd pada daging kerang bulu yang dijumpai antara stasiun I 0,0146 ppm dengan stasiun II 0,0065 ppm dan stasiun III 0,0049 ppm terlihat berbeda nyata sedangkan
pada stasiun II dan III tidak berbeda nyata. Secara keseluruhan kandungan kadmium
Universitas Sumatera Utara
pada daging Anadara inflata belum melebihi batas yang ditetapkan sebesar 0,2 ppm Pom No.03725BSKVII89, Supryanto et al., 2007.
Rata-rata kandungan Cd yang tinggi di stasiun I karena adanya cemaran logam berat Cadmium Cd di perairan muara Sungai Asahan kemungkinan karena
adanya aliran dari Sungai Asahan yang membawa bahan-bahan hasil buangan dari aktivitas industri di daerah aliran sungai. Bahan-bahan buangan terutama yang
mengandung cadmium Cd terakumulasi terlebih dahulu pada jarak 3 mil stasiun, seterusnya ke 4 dan 5 mil dari tepi pantai. Dibanding dengan penelitian sebelumnya
di lokasi yang sama kandungan logam cadmium pada daging kerang bulu Anadara inflata berfluktuasi. Hasil kandungan logam berat cadmium pada daging kerang bulu
sebesar 1,6916-6,4739 ugg berat kering Afrizal, 2000 dan 23,2ppb Murtini et al., 2004. Sedangkan penelitian yang sama dilakukan di lokasi lain kandungan logam
berat Cd pada kerang bulu berkisar antara 1,61-3,97 ppm dengan rata-rata 2,47-0,79 ppm Sari dan Keman, 2002, dan penelitian yang sama terhadap mollusca
Telescopium telescopium di perairan Dumai, Amin et al., 2004 diperoleh hasil kandungan logam berat Cd berkisar rata-rata 0,33-0,69 ug, Ini menunjukkan
kandungan yang diperoleh masih lebih rendah dari penelitian sebelumnya baik di lokasi yang sama maupun di lokasi lain.
Dari tabel 4.2 terlihat kadar maksimum Cd yang terdeteksi berfluktuasi untuk kerang bulu. Hal ini mungkin disebabkan karena sampel kerang yang diambil dari
perairan muara Sungai Asahan tidak diperhatikan besarnya ukurannya atau umurnya. Hal ini didukung oleh Bryan 1974 dalam Inswiasri 1993 variasi
Universitas Sumatera Utara
akumulasi logam dalam kerang disebabkan oleh faktor-faktor individu yang bervariasi misalnya ukuran kerang. Selanjutnya Hutagalung, 1989 dalam Insswiasri
1993 menyebutkan bahwa kadar logam Hg dan Cd dalam kerang hijau selalu menurun secara bermakna dengan naiknya ukuran kerang.
Selanjutnya Afrizal, 2000 menyatakan kandungan logam dalam mollusca bivalvia dipengaruhi oleh kandungan logam berat dalam badan air, sedimen dan sifat
oraganisme jenis, umur dan ukuran, serta lamanya pemaparan terhadap logam berat. Akumulasi logam berat dalam tubuh organisme tergantung pada konsentrasi logam
berat dalam airlingkungan, suhu, keadaan spesies dan aktivitas fisiologis Connel dan Miller, 1995 dalam Yudha, 2007.
Dari data yang dihasilkan dapat menunjukkan muara Sungai Asahan sudah tercemar logam berat Cd, namun masih di bawah ambang batas aman dikonsumsi,
The National Food Authority NFA dalam Murtini et al., 2004 mengizinkan tingkat kandungan Kandmium Cd dalam crustaceae di bawah 2 mgkg 2ppm. Jika
dikaitkan dengan ketentuan ILOWHO Sari dan Keman, 2002 menyatakan bahwa kandungan logam Cadmium yang diperolehkan dalam tubuh hewan laut yang
dikomsumsi oleh manusia dalam hal ini kerang bulu maka dapat dikatakan angka tersebut belum melebihi ketentuan yang ada sebesar 0,1 ppm.
Berdasarkan tabel 4.2 kandungan logam Cd pada daging kerang bulu Anadara inflata masih dibawah ambang batas yang ditentukan sebesar 0,2 ppm.
Kandungan kadmium pada daging kerang bulu Anadara inflata disebabkan limbah buangan dari kegiatan aktivitas manusia, antara lain limbah rumah tangga,
Universitas Sumatera Utara
pemukiman, pabrik pengolahan minyak, pelabuhan dermaga kapal, pengolahan ikan, dan lain-lain diduga sebagai sumber kadmium Cd.
Hal ini sesuai dengan yang dikemukakan oleh Palar, 2008 logam Kadmium Cd dan bermacam-macam bentuk persenyawaan dapat masuk kelingkungan
terutama sekali merupakan efek samping dari aktivitas yang dilakukan manusia. Boleh dikatakan bahwa semua bidang industri yang melibatkan Cd dalam proses
operasional industri menjadi sumber pencemaran logam Cd. Penelitian yang pernah dilakukan oleh Klein et al., 1974 dalam Palar 2008 dapat diketahui kandungan
rata-rata Cd dalam air buangan rumah tangga dan buangan indutri ringan, seperti terlihat Tabel 4.3.
Tabel 4.3 Kandungan Kadmium Cd dalam Beberapa Jenis Air Buangan Jenis Industri
Konsentrasi Cd Ugl
Pengolahan roti Pengolahan ikan
Makanan lain Minuman ringan
Pengolahan lemak 11
14 6
3 6
4.2 Kandungan Logam Berat Dalam Badan Air