Salinitas Kebutuhan Oksigen Kimia COD

menunjukkan sifat air yang mempunyai system penyangga adanya ion inkarbonat H 2 CO 3 yang sangat baik terhadap perubahan pH, sehingga pH perairan relatif konstan atau akan sedikit mengalami perubahan. Apabila terjadi pembuangan limbah domestik dan industri yang terus menerus ke perairan akan mengakibatkan perairan menjadi tercemar dan dapat mengubah pH air yang akhirnya akan mengganggu kehidupan biota akuatik. Menurut Irianto, 2005 dalam Halang, 2007 air murni bersifat netral pH7, pada kondisi demikian maka ion-ion penyusunnya H + OH - akan terdisosiasi pada keadaan setimbang setelah air murni tercampur dengan air hujan dan materi lain dari lingkungan sekitarnya maka perairan alami akan memiliki pH berkisar 4-9. Jika dibandingkan dengan PP822001 tentang Baku Mutu Air Laut untuk biota laut bahwa pH air perairan muara Sungai Asahan masih batas yang normal, pH pada saat penelitian masih berkisar di antara nilai baku mutu yang ditetapkan untuk biota laut dan budidaya air payau yaitu 6-9 pH normal.

4.5.7 Salinitas

Salinitas menggambarkan kandungan konsentrasi total ion yang terdapat pada perairan baik organik maupun anorganik Rahman, 2005. Pada Tabel 4.16 terlihat bahwa nilai salinitas berkisar antara 23,6-29,6o. Nilai salinitas terendah 23,6 terdapat di stasiun I yang terletak jauh dari laut dan dekat daratan, sedangkan nilai salinitas tertinggi 29,6 terdapat di stasiun III yang terletak jauh dari daratan. Perbedaan salinitas setiap stasiun sangat dipengaruhi oleh jarak posisinya terhadap Universitas Sumatera Utara sungai dan laut, dan diduga dipengaruhi debit arus pasang surut yang kondisinya cenderung berfluktuasi. Pada saat pasang pengaruh arus dari laut mendorong massa air sungai masuk ke bagian hulu sungai, sebaliknya pada saat surut massa air laut terdorong massa air sungai. Menurut Boy, 1988 dalam Bahri, 2002 berberapa faktor yang dapat mempengaruhi salinitas anatara lain aliran air tawar, gelombang, angin dan pergerakan pasang surut air. Dengan demikian hasil pengukuran salinitas yang dilakukan di perairan di muara Sungai Asahan menggambarkan keadaan normal bila dibandingkan dengan KepMen LH 2004 tentang baku mutu air laut untuk biota laut yaitu 34o.

4.5.8 Kebutuhan Oksigen Kimia COD

Chemical Oxygen Demand COD merupakan jumlah total oksigen yang dibutuhkan untuk mengoksidasi semua bahan organik di perairan yang dinyatakan dalam mgl. Dengan mengukur nilai COD maka akan diperoleh nilai menyatakan jumlah oksigen yang dibutuhkan oleh proses oksidasi terhadap total senyawa organik, baik yang mudah diuraikan secara biologi maupun yang sukar atau tidak bisa diuraikan secara biologis Barus, 2004. Nilai Hasil pengukuran nilai rata-rata COD pada setiap stasiun berkisar antara 23,8-26,6 mgl. Nilai COD tersebut jauh lebih rendah dibandingkan baku mutu air laut untuk kehidupan biota laut yang diperbolehkan yaitu 50 mgl PP822001 dan juga masih di bawah nilai COD yang diinginkan 40 mgl Bahri, 2004. Data ini menunjukkan bahwa perairan muara Universitas Sumatera Utara Sungai Asahan sedikit menerima limbah yang mengandung bahan organik dan anorganik termasuk beberapa logam berat sehingga oksigen yang dibutuhkan rendah untuk menetralkannya. Seperti pada BOD

Dokumen yang terkait

Ikan Batak (Neolissochillus sumatranus) Sebagai Bioindikator Pencemaran Logam Berat Timbal (Pb) dan Kadmium (Cd) di Perairan Sungai Asahan

0 59 69

Analisis Logam Berat Cadmium (Cd), Cuprum (Cu), Cromium (Cr), Ferrum (Fe), Nikel (Ni), Zinkum (Zn) Pada Sedimen Muara Sungai Asahan Di Tanjung Balai Dengan Metode Spektrofotometri Serapan Atom (SSA)

5 89 98

Pemanfaatan kerang hijau, Perna viridis Linn. sebagai bioindikator pencemaran logam timbal(Pb) di perairan Kamal Muara, Teluk Jakarta

1 5 27

Kandungan Logam Berat (Pb, Cd, dan Hg) pada Kerang Bulu (Anadara antiquata) di Perairan Kronjo dan Cituis, Kabupaten Tangerang

0 4 30

PENCEMARAN LOGAM BERAT TIMBAL PB DI UDAR

0 0 7

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pencemaran Sungai - Ikan Batak (Neolissochillus sumatranus) Sebagai Bioindikator Pencemaran Logam Berat Timbal (Pb) dan Kadmium (Cd) di Perairan Sungai Asahan

2 21 16

Ikan Batak (Neolissochillus sumatranus) Sebagai Bioindikator Pencemaran Logam Berat Timbal (Pb) dan Kadmium (Cd) di Perairan Sungai Asahan

1 7 15

DEPURASI KANDUNGAN LOGAM BERAT Pb DAN Cd PADA KERANG BULU (Anadara antiquata) DENGAN FILTER YANG BERBEDA Repository - UNAIR REPOSITORY

0 0 83

POTENSI PENGGUNAAN CANGKANG KERANG SEBAGAI FILTER DALAM PROSES DEPURASI TERHADAP KANDUNGAN LOGAM BERAT KADMIUM (Cd) PADA KERANG BULU (Anadara antiquata)

0 0 87

Korelasi Ukuran Dengan Konsentrasi Logam Berat Timbal (Pb) pada Kerang Bulu (Anadara Antiquata) di Pelabuhan Potere Makassar - Repositori UIN Alauddin Makassar

0 2 73