Waktu dan Tempat Metoda Penelitian Deskripsi Area Alat dan Bahan

BAB III BAHAN DAN METODE

3.1 Waktu dan Tempat

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Agustus 2009 di Muara Sungai Asahan, Tanjung Balai, Kabupaten Asahan, yang secara geografis terletak pada 03 o 01’00”LU dan 99 o 51’30” BT.

3.2 Metoda Penelitian

Metode yang digunakan dalam penentuan lokasi sampling untuk pengambilan sampel ikan adalah ”Purposive Random Sampling” pada 3 tiga stasiun pengamatan. Pada masing-masing stasiun dilakukan 3 kali ulangan pengambilan sampel.

3.3 Deskripsi Area

Di perairan Muara Sungai Asahan ini banyak terdapat aktivitas, seperti pelabuhan, pemukiman, daerah mangrove, dan berbagai aktivitas lain yang dapat berpengaruh terhadap perairan. 3.3.1 Stasiun 1 Stasiun ini secara geografis terletak pada 0,3 o 3 , 33,8”LU dan 99 o 51’22,3” BT, daerah ini merupakan muara berjarak 3 mil dari pantai. Denah dan lokasi penelitian dapat dilihat pada Lampiran I. Universitas Sumatera Utara 3.3.2 Stasiun 2 Stasiun ini secara geografis terletak pada 3 o 5’00,3”LU dan 99 o 50’18,1” BT Daerah ini berjarak 4 mil dari pantai. Denah dan lokasi penelitian dapat dilihat pada Lampiran H. 3.3.3 Stasiun 3 Stasiun ini secara geografis terletak pada 3 o 4’15’7”LU dan 99 o 50’2,6” BT. Daerah ini berjarak 5 mil dari pantai. Denah dan lokasi penelitian dapat dilihat pada Lampiran H.

3.4 Alat dan Bahan

Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah kerang bulu Anadara inflata,contoh air dan lumpur dari setiap stasiun dan bahan-bahan kimia untuk analisa dan pengawet sampel. Alat penelitian yang digunakan mencakup alat-alat lapangan dan laboratorium, untuk mengambil sedimen digunakan Birge-Ekman Grab. Adapun alat dan bahan yang digunakan untuk penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 3.1. Universitas Sumatera Utara Tabel 3.1. Alat dan Bahan yang Digunakan dalam Penelitian No Alat dan Bahan Dosis Kegunaan Keterangan 1. 2. 3. 4. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. PerahuSampan Garuk Lamnot Eckman Grabb Plastik Ember Timbangan Hot plate Botol polypropilen BAHAN KIMIA Air suling HNO3 dan HClO4 Kamera Digital -- -- - - -- -- -- -- -- Secukupnya Transportasi Alat Pengambil Kerang Pengambil air kedalaman Pengambilan Substrat Tempat Kerang Pengambil air permukaan Mengukur massa kerang Pemanas sampel Tempat sampel air Pengawet sampel Pengawet sampel Pengambilan Foto sampel Pb dan Cd 3.5 Metode Pengambilan Sampel 3.5.1 Kerang Bulu Anadara inflata Pengambilan sampel kerang bulu dilakukan masing-masing 3 kali ulangan dan menggunakan alat penangkap kerang garuk, alat ini biasa digunakan oleh nelayan. Pada setiap stasiun sebanyak 3 kali ulangan. Alat penangkap kerang garuk dimasukkan ke dasar perairan, kemudian diseret sedemikian rupa, lalu ditarik ke atas permukaan lalu disaring. Sampel kerang yang didapatkan dibersihkan dan disortir, kemudian dimasukkan ke plastik dan diberi label. Sampel dibawa ke laboratorium Bappedalda Sumatera Utara. Pengukuran Cd dan Pb dalam daging kerang dilakukan di laboratorium Bapedalda Sumut. Kerang Bulu dicuci dan dipisahkan daging dari kulitnya. Setelah itu ke dalam sampel daging kerang bulu ditambahkan 25 ml aqua dan 10 ml HNO 3 p. Lalu dipanaskan di atas hot plate dengan suhu 120°C selama kurang lebih 30 Universitas Sumatera Utara menit atau sampai volume menjadi 10 ml dan didinginkan. Kemudian ditambahkan HNO 3 p sebanyak 5 ml dan HClO 4 sebanyak 3 ml sampai timbul asap putih dan filtrate jernih. Setelah asap putih timbul, teruskan pemanasan lebih kurang 30 menit, lalu didinginkan dan disaring. Kemudian masukkan ke dalam labu ukur 50 ml sampai tanda tera tanda batas. Selanjutnya diukur kadar Cd dan Pb dengan AAS Atomic Absorption Spectrophotometer. 3.5.2 Air Untuk pengambilan sampel air pada permukaan dilakukan dengan menggunakan ember, sedangkan untuk pengambilan sampel air pada kedalaman 1,2 m, 1,5 m dilakukan dengan menggunakan lamnot. Panjang tali lamnot disesuaikan dengan kedalaman yang diinginkan kemudian dimasukkan ke dalam badan air untuk mendapatkan sampel air. Sampel air yang diperoleh dituang ke dalam botol alkohol. Kemudian botol alkohol ditutup dan diberi label. Sampel air di bawa ke laboratorium. Pengukuran Cd dan Pb air dilakukan di laboratorium Bapedalda Sumut. Pengukuran logam berat digunakan dengan metoda AAS Atomic Absorbtion Spectrophotometer tipe Shimadzu, series AA-6200. Alat ini dapat mendeteksi kandungan logam berat dalam contoh dengan batas deteksi untuk masing-masing logam berat adalah: Cd ≥ 0.004 ppm,Pb ≥ 0,01 ppm. 3.5.3 Sedimen Sampel lumpursedimen diambil dengan menggunakan eckman grabb. Alat tersebut diturunkan ke dasar perairan dengan gigi-gigi katup yang dibiarkan terbuka. Universitas Sumatera Utara Setelah alat mencapai dasar, maka pemberat dilepaskan yang menyebabkan katup akan menutup rapat, sehingga substrat yang sudah terperangkap di dalam rongga ekcman grabb tidak akan terlepas lagi. Selanjutnya alat tersebut ditarik ke permukaan. Sampel dibawa ke laboratorium. Pengukuran Cd dan Pb lumpursedimen dilakukan di laboratorium Bapedalda Sumut. Contoh lumpur dikeringkan dalam oven pada suhu 105°C sampai bobotnya konstan. Kemudian digerus sampai halus dan disaring dengan saringan yang berukuran 0,2 mm. Contoh yang telah disaring ditimbang sebanyak 1 g, kemudian dimasukkan ke dalam labu ukur 100 ml, terus ditambahkan HCl pekat sebanyak 10 ml dan diuapkan sampai uap putih hilang. Bila uap putih sudah hilang, lalu ditambahkan 5 ml HNO 3 p dan HClO 4 , kemudian diuapkan lagi sampai kering. Lalu sebanyak 5 ml HCl pekat ditambahkan lagi ke dalam labu ukur dan dipanaskan sampai kering. Setelah dingin lalu diencerkan dengan air suling sampai volumenya 10 ml, selanjutnya baru diukur Cd dan Pbnya dengan AAS Atomic Absortion Spectrophotometer.

3.6 Pengukuran Faktor Fisika, Kimia, dan Biologi Perairan

Dokumen yang terkait

Ikan Batak (Neolissochillus sumatranus) Sebagai Bioindikator Pencemaran Logam Berat Timbal (Pb) dan Kadmium (Cd) di Perairan Sungai Asahan

0 59 69

Analisis Logam Berat Cadmium (Cd), Cuprum (Cu), Cromium (Cr), Ferrum (Fe), Nikel (Ni), Zinkum (Zn) Pada Sedimen Muara Sungai Asahan Di Tanjung Balai Dengan Metode Spektrofotometri Serapan Atom (SSA)

5 89 98

Pemanfaatan kerang hijau, Perna viridis Linn. sebagai bioindikator pencemaran logam timbal(Pb) di perairan Kamal Muara, Teluk Jakarta

1 5 27

Kandungan Logam Berat (Pb, Cd, dan Hg) pada Kerang Bulu (Anadara antiquata) di Perairan Kronjo dan Cituis, Kabupaten Tangerang

0 4 30

PENCEMARAN LOGAM BERAT TIMBAL PB DI UDAR

0 0 7

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pencemaran Sungai - Ikan Batak (Neolissochillus sumatranus) Sebagai Bioindikator Pencemaran Logam Berat Timbal (Pb) dan Kadmium (Cd) di Perairan Sungai Asahan

2 21 16

Ikan Batak (Neolissochillus sumatranus) Sebagai Bioindikator Pencemaran Logam Berat Timbal (Pb) dan Kadmium (Cd) di Perairan Sungai Asahan

1 7 15

DEPURASI KANDUNGAN LOGAM BERAT Pb DAN Cd PADA KERANG BULU (Anadara antiquata) DENGAN FILTER YANG BERBEDA Repository - UNAIR REPOSITORY

0 0 83

POTENSI PENGGUNAAN CANGKANG KERANG SEBAGAI FILTER DALAM PROSES DEPURASI TERHADAP KANDUNGAN LOGAM BERAT KADMIUM (Cd) PADA KERANG BULU (Anadara antiquata)

0 0 87

Korelasi Ukuran Dengan Konsentrasi Logam Berat Timbal (Pb) pada Kerang Bulu (Anadara Antiquata) di Pelabuhan Potere Makassar - Repositori UIN Alauddin Makassar

0 2 73