temperatur Grimm, 1994 dalam Rinawati, 2008. Menurut AMWQC, 1999 dalam Afrizal, 2000 kisaran suhu di perairan estuaria daerah tropis berkisar 20-30°C.
Sedangkan menurut baku mutu air laut untuk keperluan biota perairan suhu yang diinginkan alami. Suhu di daerah penelitian masih sesuai dengan KepMen
KLHNo512004 tentang baku mutu air laut untuk keperluan biota laut, nilai temperatur pada semua stasiun berada pada kisaran suhu alami 28-32°C.
4.5.2 Kecerahan Penetrasi Cahaya
Kecerahan merupakan jarak yang dapat ditembus cahaya ke dalam kolom air. Daya penetrasi cahaya matahari dalam air atau kecerahan air dapat dipengaruhi oleh
padatan terarsuspensi. Kecerahan, kekeruhan, dan padatan tersuspensi merupakan parameter kualitas air yang saling berkaitan satu sama lain. Peningkatan konsentrasi
padatan tersuspensi sebanding dengan peningkatan konsentrasi kekeruhan, dan berbanding terbalik dengan kecerahan Zubayr, 2009. Selanjutnya Hari, 1999
mengatakan daerah muara yang mendapatkan pengaruh ombak dan aliran sungai dari darat,akan terjadi pengandukan dan akumulasi bahan-bahan tersuspensi yang
berpengaruh pula pada kecerahan. Pada Tabel 4.16 nilai kecerahan yang diperoleh menunjukkan kecerahan pada
stasiun I rata-rata 1,20 m lebih rendah dari stasiun II rata-rata 1,25 m dan stasiun II lebih rendah dari stasiun III rata-rata 1,35 m. Nilai kecerahan ketiga lokasi penelitian
perbedaannya tidak terlalu besar disebabkan karena lokasi penelitian berada di mulut muara dan mengarah kelaut. Rendahnya kecerahan air pada stasiun pengamatan
Universitas Sumatera Utara
disebabkan oleh tingginya kandungan organik dan anorganik yang berasal dari buangan limbah yang berasal dari aktivitas di darat dan limbah pembersihan kapal
yang menyebabkan peningkatan sedimentasi dan kekeruhan air. Sedangkan pada stasiun pengamatan III tingkat kecerahan air paling tinggi yaitu sebesar 1,35 m.
Tingginya tingkat kecerahan air di kawasan ini adalah karena sedikitnya zat-zat yang tersuspensi.
Ini menunjukkan kisaran kecerahan pada ketiga lokasi pengamatan masih tinggi alami jika dibandingkan dengan penelitian yang sama di lokasi yang berbeda
yaitu pada perairan Pantai Labu nilai penetrasi yang diperoleh berkisar 3,5 cm-12,6 cm Sembiring, 2008 sedangkan di Sungai Tabaniao Kabupaten Tanah Laut sebesar
15,00-17,5 cm Halang, 2007. Menurut APHA 1974, Davis dan Cornwell 1991 dalam Halang 2007,
kecerahan air yang kurang disebabkan oleh adanya bahan organik dan anorganik yang tersuspensi dan terlarut misalnya lumpur dan pasir halus, maupun bahan organik
dan anorganik yang berupa plankton dan mikroorganisme lain. Dibanding dengan KepMenLHNo.512004 tentang baku mutu air untuk biota laut nilai kecerahan yaitu
alami. Dari nilai kecerahan perairan pada lokasi pengamatan masih baik dan dapat menunjang kehidupan organisme perairan.
4.5.3 Padatan Tersuspensi Total TSS