Cadmium Cd Kandungan Logam Berat Dalam Badan Air

Berdasarkan ketetapan KepMen LH 2004, kadar Pb hasil pengamatan ini masih baik dan belum berbahaya bagi organisasi perairan, mengingat kadar Pb yang dapat menyebabkan keracunan pada jenis ikan tertentu adalah sebesar 0,1-0,2 ppm dan pada kadar 188 ppm dapat membunuh ikan-ikan palar, 2004. Selanjutnya Murphy 1970, dalam Ahmad, 2006 melaporkan bahwa biota perairan seperti crustacea akan mengalami kematian setelah 245 jam, bila pada badan perairan mengandung Pb sebesar 2,75-49 ppm. Biota perairan lainnya dari golongan insecta akan mengalami kematian dalam selang waktu yang lebih panjang yaitu 168-336 jam, bila pada perairan mengandung Pb sebesar 3,7-64 ppm Pb dengan demikian kadar Pb hasil pengamatan ini belum berbahaya bagi kehidupan biota di perairan ini.

4.2.2 Cadmium Cd

Hasil pengukuran kadar Cd di perairan Muara Sungai Asahan berdasarkan lokasi yang disajikan pada tabel 4.6. Dari tabel tersebut dapat dilihat bahwa kadar Cd rata-rata di stasiun I, II dan III berturut-turut yakni 0,0264 ppm, 0,0205 ppm dan 0,0076 ppm. Data ini menunjukkan perairan muara Sungai Asahan tercemar logam berat kadmium Cd. Tabel 4.6. Hasil Analisa Konsentrasi Logam Cd ppm dalam Badan Air di Perairan Muara Sungai Asahan Kandungan logam Cd pada kedalaman No Stasiun 0 m 1,25 m 1,5 m Rata-rata±SD 1 2 3 ST1 ST2 ST3 0,0278 0,0245 0,0114 0,0263 0,0203 0,0068 0,0252 0,0167 0,0047 0,0264±0,0013 a 0,0205±0,0039 a 0,0076±0,0034 b Nilai Ambang Batas NAB Baku mutu air untuk biota laut 0,001 ppm Universitas Sumatera Utara Kadar Cd pada ketiga lokasi penelitian ini sudah melebihi kadar Cd yang normal dalam air laut yakni 0,11 ppb Waldichuck, 1974 dalam Fasmi Ahmad, 2009, dan nilai ambang batas NAB yang ditetapkan oleh kepmen LH 2004 untuk biota laut adalah 0,001 ppm. Berdasarkan tingginya kadar Cd ini, perairan muara Sungai Asahan sudah tercemar logam berat Cd. Hal ini didukung oleh Palar, 2008 dalam strata lingkungan sumber Cd dalam badan perairan yang dikontribusi dari air limbah industri sangat kecil yaitu sebesar 0,6 dari total kandungan Cd yang ada sedang jumlah paling besar dikontribusi oleh limbah padat yaitu 82 lihat tabel 4.7. Limbah padat adalah bahan buangan yang berbentuk padat, baik yang kasar atau yang halus, misalnya sampah. Buangan tersebut bila dibuang ke air menjadi pencemaran dan akan menimbulkan pelarutan, pengendapan ataupun pembentukan koloidal. Tabel 4.7. Persentase Kandungan Cd yang Masuk ke Teluk New York Asal Sampel Konsentrasi Cd Limbah padat Limbah cair rumah tangga Limbah cair Industri Aliran dari pemukiman Aliran Air tanah Lain-lain 82 5 0,6 5 1 5 Sumber Muller, et al, 1979 dalam Palar 2008. Universitas Sumatera Utara Tabel 4.8. Perbandingan Kadar Logam Berat Cadmium dalam Air Laut di Perairan Muara Sungai Asahan dan Perairan lain di Indonesia No Lokasi penelitian Kandungan logam Berat Cd ppm Keterangan 1 2 3 4 5 6 Kali Donan Cilacap Perairan kamal dan Cilincing Perairan Muara Sungai Cisadane Perairan Pulau Muna, P Kabaena,P Buton Perairan Pulau Seribu Perairan muara Asahan 0,00345-0,00370 ppm 26,89-78,49 ppm dan 5,92-12,24 ppm 0,001-0,001ppm 0,001-0,001 ppm 0,0014-0,0040ppm 0,0076-0,0264 ppm Henny Pagoray, Shalihuddin Djalal Tandjung dan Hartono 1999 Mufidah Fitriati 2004 Endang Rochyatun, M.Taufik Kaisufi, Abdul Rozak 2006 Fasmi Ahmad 2006 Harry Sudrajat Johari 2009 Penelitian ini 2009 Berdasarkan Tabel 4.8 kadar logam Cd di perairan Muara Sungai Asahan Rata-rata 0,0076-0,0264 ppm, bila dibandingkan dengan penelitian sebelumnya diperoleh nilai rata-rata Cd sebesar 0,001 ppm Afrizal, 2000, ini menunjukkan adanya kenaikan jumlah kandungan Cd tersebut. Bila dibandingkan dengan penelitian yang sama dan di lokasi yang lain Batakan dan Takisung kandungan logam Cd di badan airnya diperoleh 0,06 ppm dan 0,047 ppm, artinya logam berat yang diperoleh di perairan muara Sungai Asahan masih lebih rendah, namun relatif tinggi bila dilihat dari data di atas, dan berada di atas nilai ambang batas NAB baku mutu air laut untuk biota laut KMNLH 2004 yakni 0,001 ppm. Universitas Sumatera Utara Mengingat Cd bersifat racun dan merugikan bagi semua organisasi hidup bahkan juga berbahaya untuk manusia. Dalam badan perairan, berlarutkan Cd dalam konsentrasi tertentu dapat membunuh biota perairan. Biota-biota tergolong bangsa udang-udangan Crustacea akan mengalami kematian dalam selang waktu 24-504 jam bila di dalam badan perairan di mana biota tersebut hidup terlarut logam atau persenyawaan Cd pada rentang konsentrasi antara 0,005-0,15 ppm. Untuk biota-biota yang tergolong ke dalam bangsa serangga Insecta akan mengalami kematian dalam selang waktu 24-672 jam bila ditemukan di dalam badan perairan, dimana biota tersebut hidup terlarut Cd atau persenyawaannya Cd dalam rentang konsentrasi 0,003 - 18 ppm. Sedangkan untuk biota-biota perairan yang tergolong kedalam keluarga Oligachaeta akan mengalami kematian dalam selang waktu 24-96 jam bila di dalam badan perairan terlarut logam Cd atau persenyawaanya dengan rentang konsentrasi antara 0,0028 – 4,6 ppm dan untuk kerang akan mengalami kematian dalam selang waktu 96 jam bila ditemukan persenyawaan Cd di badan air konsentrasinya 2,2-35 ppm Palar, 2008. Pada Tabel 4.6 hasil kandungan logam berat Cd dalam badan air pada stasiun I 0,0264 ppm, stasiun II 0,0167 ppm dan stasiun III 0,0076 ppm. Jika dibandingkan nilai rata-rata pada stasiun I dengan stasiun II terlihat tidak berbeda nyata, ini menunjukkan penyebaran logam berat pada stasiun I dengan II tidak jauh berbeda. Sedangkan stasiun I dengan stasiun III berbeda nyata demikian juga pada stasiun II dan III. Adanya kondisi yang berbeda nyata ini disebabkan karena stasiun I lebih dekat ke pemukiman, kemungkinan tingginya kandungan Cd disebabkan oleh Universitas Sumatera Utara aktivitas masyarakat membuang limbah baik limbah padat maupun cair ke aliran Sungai Asahan dan berakhir di muara Sungai Asahan. Industri yang menggunakan Cd sebagai bahan campuran zat antara lain industri-industri galangan kapal yang ada di daerah tersebut masih kurang terkontrol membuang limbahnya ke dalam perairan di sekitarnya. Hal ini sesuai dengan yang dikemukakan oleh Hutagalung, 1984 dalam Tarigan dan Sediadi, 2000, Unsur Cd, Zn dan Cu banyak digunakan dalam industri sebagai bahan campuran logam dan cat. Dari nilai rata-rata kandungan Cd yang diperoleh dari perairan muara Sungai Asahan sudah berada di atas nilai ambang batas NAB baku mutu air laut untuk biota laut yaitu 0,001 ppm KepMen LHNo 512004. Sama halnya dengan logam berat lainnya, keracunan yang disebabkan oleh Cd dapat bersifat akut dan keracunan kronis, apabila dikonsumsi manusia maka dalam tubuh manusia akan menjadi akumulasi disebut sebagai proses biomagnifikasi logam cadmium yang toksik ini pada organ-organ tubuh tertentu seperti ginjal,jaringan saraf, system reproduksi, kemungkinan berakibat karsinogenik dan kanker prostat pada manusia APHA, 1985. Di Jepang juga terjadi peristiwa keracunan oleh logam Cd yang menyebabkan terjadinya kerapuhan pada tulang- tulang penderita penyakit tersebut”Itai-itai”, Penyakit ini mirip dengan oste malasia sejenis penyakit tulang yang mendatangkan rasa sakit pada persendian tulang belakang dan tulang kaki Palar, 2008. Hasil kandungan logam berat Cd dalam badan air di perairan muara Sungai Asahan memberi petunjuk bahwa masukan logam berat baik yang berasal dari Universitas Sumatera Utara peluruhan mineral logam secara alami, proses geologis yang terdapat di perairan maupun yang berasal dari limbah berbegai kegiatan baik di laut maupun di darat belum berpengaruh terhadap fluktuasi kadar logam berat. Dari tabel di atas dapat dilihat nilai status mutu air laut adalah tercemar ringan yang berarti kualitas air laut di perairan ini termasuk kelas B, namun dengan demikian kadar logam berat di perairan ini belum berbahaya bagi kehidupan biota laut.

4.3 Kandungan Logam Berat Dalam Sedimen Di Perairan Muara Sungai

Dokumen yang terkait

Ikan Batak (Neolissochillus sumatranus) Sebagai Bioindikator Pencemaran Logam Berat Timbal (Pb) dan Kadmium (Cd) di Perairan Sungai Asahan

0 59 69

Analisis Logam Berat Cadmium (Cd), Cuprum (Cu), Cromium (Cr), Ferrum (Fe), Nikel (Ni), Zinkum (Zn) Pada Sedimen Muara Sungai Asahan Di Tanjung Balai Dengan Metode Spektrofotometri Serapan Atom (SSA)

5 89 98

Pemanfaatan kerang hijau, Perna viridis Linn. sebagai bioindikator pencemaran logam timbal(Pb) di perairan Kamal Muara, Teluk Jakarta

1 5 27

Kandungan Logam Berat (Pb, Cd, dan Hg) pada Kerang Bulu (Anadara antiquata) di Perairan Kronjo dan Cituis, Kabupaten Tangerang

0 4 30

PENCEMARAN LOGAM BERAT TIMBAL PB DI UDAR

0 0 7

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pencemaran Sungai - Ikan Batak (Neolissochillus sumatranus) Sebagai Bioindikator Pencemaran Logam Berat Timbal (Pb) dan Kadmium (Cd) di Perairan Sungai Asahan

2 21 16

Ikan Batak (Neolissochillus sumatranus) Sebagai Bioindikator Pencemaran Logam Berat Timbal (Pb) dan Kadmium (Cd) di Perairan Sungai Asahan

1 7 15

DEPURASI KANDUNGAN LOGAM BERAT Pb DAN Cd PADA KERANG BULU (Anadara antiquata) DENGAN FILTER YANG BERBEDA Repository - UNAIR REPOSITORY

0 0 83

POTENSI PENGGUNAAN CANGKANG KERANG SEBAGAI FILTER DALAM PROSES DEPURASI TERHADAP KANDUNGAN LOGAM BERAT KADMIUM (Cd) PADA KERANG BULU (Anadara antiquata)

0 0 87

Korelasi Ukuran Dengan Konsentrasi Logam Berat Timbal (Pb) pada Kerang Bulu (Anadara Antiquata) di Pelabuhan Potere Makassar - Repositori UIN Alauddin Makassar

0 2 73