68 lingkungan sekitar. Peneliti juga akan mengumpulkan beberapa data
menggunakan kuesioner analisis kebutuhan yang diberikan kepada guru dan siswa. Kuesioner analisis kebutuhan digunakan untuk bahan pertimbangan bagi
peneliti dalam pembuatan desain media pembelajaran agar dapat membantu mengatasi permasalahan yang ada. Berikut ini adalah penjelasan mengenai
identifikasi masalah dan analisis kebutuhan.
4.1.1.1 Identifikasi Masalah
Pada tahap ini peneliti melakukan identifikasi masalah terkait dengan kesulitan belajar yang dialami oleh siswa dengan menggunakan teknik observasi
dan wawancara. Hasil dari observasi dan wawancara kemudian dianalisis menggunakan triangulasi data.
1 Observasi
Peneliti melakukan observasi pada pembelajaran IPA di kelas III. Observasi dilakukan untuk mengetahui kesulitan belajar yang dialami siswa, cara mengajar
guru, ketersediaan dan penggunaan media pembelajaran di kelas. Kisi-kisi pedoman observasi dapat dilihat melalui tabel 3.2 halaman 48. Pedoman observasi
harus divalidasi terlebih dahulu oleh dua validator, validator satu yaitu ahli pembelajaran IPA dan validator dua yaitu ahli pembelajaran Montessori. Validasi
yang dilakukan merupakan validasi konstruk yang berarti melihat kesesuaian instrumen yang digunakan dengan teori-teori yang ada. Berikut ini adalah hasil
validasi terhadap pedoman observasi yang dapat dilihat melalui tabel 4.1. Tabel 4.1 Hasil Validasi Pedoman Observasi oleh Ahli
Validator No. Item
Total Rerata
1 2
3 4
5 6
7 8
1
4 4
3 4
4 4
4 4
31 3,88
2
4 4
4 3
4 4
4 4
31 3,88
Rerata 31
3,88
69 Berdasarkan hasil validasi pedoman observasi oleh ahli pada tabel 4.1
tersebut, didapatkan rerata skor sebesar 4. Jika dibandingkan dengan tabel 3.18 halaman 64, rerata itu memiliki skor lebih dari 2,50 yang berarti termasuk ke
dalam kategori sangat baik sehingga instrumen dinyatakan valid dan layak untuk digunakan. Lembar hasil validasi pedoman observasi dapat dilihat melalui
lampiran 1.1 halaman 134. Para ahli sama sekali tidak memberikan komentar terhadap pedoman observasi sehingga peneliti tidak akan melakukan revisi.
Selanjutnya, peneliti melakukan observasi pada pembelajaran IPA kelas III di SD 1 Padokan menggunakan pedoman observasi yang sudah divalidasi oleh ahli.
Observasi dilakukan oleh peneliti pada tanggal 26 Agustus 2016. Lembar hasil observasi dapat dilihat melalui lampiran 1.2 halaman 138 atau melalui tabel 4.2.
Tabel 4.2 Hasil Observasi Pembelajaran IPA
Objek yang diamati Jawaban
Catatan
Ada media pembelajaran yang diletakkandi kelas untuk
pembelajaran IPA. Tidak
Tidak terdapat media pembelajaran. Media pembelajaran layak
untuk digunakan dalam pembelajaran.
Tidak Tidak terdapat media pembelajaran.
Guru menggunakan media pembelajaran untuk
menjelaskan materi pembelajaran IPA.
Tidak Guru tidak menggunakan media pembelajaran.
Guru menggunakan metode ceramah dan tanya jawab.
Guru menjelaskan
materi dengan
menggunakan pedoman berupa buku cetak dan meminta siswa untuk membaca. Setelah selesai,
selanjutnya guru mendiktekan materi dan siswa mencatatnya di buku tulis.
Guru menguasai cara menggunakan media
pembelajaran. Tidak
Guru tidak menggunakan media pembelajaran. Guru menjelaskan cara
penggunaan media pembelajaran IPA kepada
siswa. Tidak
Guru tidak menggunakan media pembelajaran.
Siswa dapat menggunakan media pembelajaran secara
mandiri. Tidak
Siswa tidak menggunakan media pembelajaran. Siswa hanya mendengarkan penjelasan guru dan
kemudian mencatatnya di buku tulis. Siswa mengalami kesulitan
ketika mengikuti pembelajaran IPA di kelas.
Ya Banyak siswa yang mengalami kesulitan karena
pada saat diberi pertanyaan oleh guru, siswa hanya terdiam dan menundukkan kepala.
Siswa mengalami kesulitan ketika mengerjakan soal IPA.
Ya Masih ada beberapa siswa yang mengalami
kesulitan ketika mengerjakan soal yang diberikan
70
oleh guru karena siswa tersebut belum selesai mengerjakan ketika waktu yang diberikan guru
sudah selesai
Berdasarkan hasil observasi dapat disimpulkan bahwa ketersediaan media pembelajaran IPA masih terbatas. Peneliti juga tidak melihat adanya media
pembelajaran di kelas, bahkan guru pun tidak menggunakan media pembelajaran ketika menjelaskan materi kepada siswa. Guru menggunakan metode ceramah dan
tanya jawab sampai jam pelajaran berakhir. Guru juga hanya menggunakan pedoman yang berupa buku cetak dan meminta siswa untuk membacanya. Setelah
itu, guru menjelaskan dan mendiktekan materi yang kemudian dicatat oleh siswa di buku tulis. Peneliti juga melakukan observasi tentang kesulitan yang dialami
siswa ketika mengikuti pembelajaran IPA. Masih terdapat beberapa siswa yang tidak bisa menjawab dan hanya menundukkan kepala ketika guru memberikan
pertanyaan. Kemudian juga terdapat siswa yang mengalami kesulitan ketika mengerjakan soal yang diberikan oleh guru karena pada saat jam pembelajaran
telah berakhir, pekerjaannya masih belum terselesaikan sepenuhnya. Maka dapat disimpulkan bahwa siswa masih mengalami kesulitan ketika mengikuti
pembelajaran dan mengerjakan soal IPA.
2 Wawancara
Peneliti melakukan wawancara kepada kepala sekolah, guru kelas III, dan dua siswa kelas III. Sebelum digunakan, pedoman wawancara divalidasi oleh tiga
validator, validator satu yaitu ahli pembelajaran IPA, validator dua yaitu ahli pembelajaran Montessori, dan validator tiga yaitu guru. Uji validitas pada
pedoman wawancara menggunakan validitas konstruk. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
71 Wawancara yang pertama dilakukan kepada kepala sekolah. Rencana
wawancara dengan kepala sekolah dapat dilihat melalui tabel 3.3 halaman 49 .
Pedoman wawancara kepada kepala sekolah sudah divalidasi oleh dua validator, validator satu yaitu ahli pembelajaran IPA dan validator dua yaitu ahli
pembelajaran Montessori. Hasil validasi pedoman wawancara kepada kepala sekolah dapat dilihat melalui tabel 4.3.
Tabel 4.3 Hasil Validasi Pedoman Wawancara Kepala Sekolah
Validator No. Item
Total Rerata
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
1
4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4
4 4
4 4
4 63
3,94
2
4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4
4 4
4 4
4 63
3,94 Rerata
63 3,94
Berdasarkan hasil validasi pedoman wawancara kepala sekolah oleh ahli pada tabel 4.3 tersebut, didapatkan rerata skor sebesar 3,94. Jika dibandingkan
dengan tabel 3.18 halaman 64, rerata tersebut memiliki skor lebih dari 2,50 sehingga termasuk ke dalam kategori sangat baik. Hal itu menunjukkan bahwa
pedoman wawancara valid dan sudah layak untuk digunakan. Lembar hasil validasi pedoman wawancara kepala sekolah oleh ahli dapat dilihat melalui
lampiran 1.3 halaman 139. Para ahli juga memberikan komentar terhadap pedoman wawancara kepala sekolah yang dapat dilihat melalui tabel 4.4.
Tabel 4.4 Rekapitulasi Komentar Validasi Pedoman Wawancara Kepala Sekolah
No. Item Komentar Ahli
5 -
Tambahkan pertanyaan “bagaimana penyimpanan dan perawatannnya?”
Komentar dari para ahli tersebut akan menjadi bahan pertimbangan bagi peneliti untuk melakukan revisi sebelum digunakan. Setelah pedoman wawancara
selesai direvisi, peneliti melakukan wawancara kepada Kepala SD 1 Padokan. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
72 Wawancara dilakukan pada tanggal 3 September 2016. Transkrip wawancara
dengan kepala sekolah dapat dilihat melalui lampiran 1.4 halaman 145. Berikut ini adalah hasil wawancara dengan kepala sekolah yang dapat dilihat melalui tabel
4.5. Tabel 4.5 Hasil Wawancara dengan Kepala Sekolah
Topik Pertanyaan
No. Item
Hasil Wawancara
Informasi berkaitan dengan
sekolah 1, 2, 3
dan 4 Prestasi yang diraih siswa dalam bidang akademik yaitu juara
II lomba olimpiade IPA tingkat UPT dan juara harapan I lomba cerdas cermat, sedangkan prestasi yang diraih oleh
siswa dalam bidang non akademik yaitu juara II lomba pencak silat tingkat provinsi dan juara II lomba drum band yang
diselenggarakan oleh UMY. Selanjutnya, hasil nilai UN dalam mata pelajaran IPA masih kurang maksimal karena reratanya
cukup, yaitu 7. Hasil nilai UN yang paling baik adalah Bahasa Indonesia, selanjutnya IPA, dan yang terakhir Matematika.
Ketersediaan media
pembelajaran di sekolah
5, 6, 7, 8, dan 9
Media pembelajaran yang sudah tersedia di sekolah yaitu KIT IPA, rangka manusia, dan gambar-gambar alat indra. Media
pembelajaran disimpan di ruang laboratorium IPA, namun perawatannya masih kurang maksimal. Sekolah memperoleh
media pembelajaran melalui hibah Dana Alokasi Khusus DAK dan Dewan Sekolah. Selanjutnya, guru pernah
membuat dan menggunakan media pembelajaran berupa kartu bermain yang fungsinya untuk tanya jawab. Kemudian, faktor
yang
harus diperhatikan
dalam pengadaan
media pembelajaran yaitu kebutuhan guru dalam menyampaikan
materi dan dana untuk melengkapi media pembelajaran. Penggunaan
media dalam pembelajaran IPA
10, 11, 12, 13,
dan 14 Dalam pelaksanaan pembelajaran IPA untuk kelas III masih
kurang maksimal karena guru jarang menggunakan media pembelajaran
dalam menyampaikan
materi. Pada
kenyataannya, siswa lebih merasa senang, mudah memahami materi, dan antusias mengikuti pembelajaran apabila guru
menjelaskan materi menggunakan media pembelajaran. Penelitian yang
pernah dilakukan di sekolah
berkaitan dengan media
pembelajaran 15 dan
16 Penelitian terkait dengan media pembelajaran belum pernah
dilakukan di SD 1 Padokan, ini merupakan penelitian mengenai media pembelajaran yang pertama kalinya.
Wawancara yang kedua dilakukan kepada guru kelas III. Rencana wawancara dengan guru dapat dilihat melalui tabel 3.4 halaman 50. Pedoman
wawancara kepada guru juga divalidasi oleh dua validator, validator satu yaitu PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
73 ahli pembelajaran IPA dan validator dua yaitu ahli pembelajaran Montessori.
Hasil validasi pedoman wawancara kepada guru dapat dilihat melalui tabel 4.6. Tabel 4.6 Hasil Validasi Pedoman Wawancara Guru
Valid ator
No. Item Total
Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
1 4 4 4 4 3 4 4 4 4
4 4
4 4
4 4
4 4
4 71
3,94
2 4 4 4 4 3 4 4 3 3
4 4
4 4
4 4
4 4
4 69
3,83 Rerata
70 3,89
Berdasarkan hasil validasi pedoman wawancara kepala guru oleh ahli pada tabel 4.6 tersebut, didapatkan rerata skor sebesar 3,89. Jika dibandingkan dengan
tabel 3.18 halaman 64, rerata tersebut memiliki skor lebih dari 2,50 sehingga termasuk ke dalam kategori sangat baik. Hal itu menunjukkan bahwa pedoman
wawancara valid dan sudah layak untuk digunakan. Lembar hasil validasi pedoman wawancara guru oleh ahli dapat dilihat melalui lampiran 1.5 halaman
147. Para ahli juga memberikan komentar terhadap pedoman wawancara guru yang dapat dilihat melalui tabel 4.7.
Tabel 4.7 Rekapitulasi Komentar Validasi Pedoman Wawancara Guru
No. Item Komentar Ahli
5 -
Kata “apakah” lebih baik diganti menjadi “seberapa seringintensitasn
ya?”
Komentar dari para ahli tersebut akan menjadi bahan pertimbangan bagi peneliti untuk melakukan revisi sebelum digunakan. Setelah pedoman wawancara
selesai direvisi, peneliti melakukan wawancara kepada guru kelas III SD 1 Padokan. Wawancara dilakukan pada tanggal 3 September 2016. Transkrip
wawancara dengan guru dapat dilihat melalui lampiran 1.6 halaman 151. Berikut ini adalah hasil wawancara dengan guru yang dapat dilihat melalui tabel 4.8.
74 Tabel 4.8 Hasil Wawancara dengan Guru
Topik Pertanyaan
No. Item
Hasil Wawancara
Ketersediaan media
pembelajaran di kelas
1, 2, dan 3
Media pembelajaran belum tersedia di dalam kelas III. Terdapat media pembelajaran IPA tetapi seluruhnya disimpan
di ruang laboratorium IPA. Penggunaan media pembelajaran tergantung jenis media pembelajaran yang digunakan, tetapi
biasanya dalam satu media pembelajaran digunakan paling banyak oleh lima siswa.
Penggunaan media dalam
pembelajaran IPA 4, 5, 6, 7,
8, dan 9 Guru sudah pernah menggunakan media dalam pembelajaran
IPA. Contoh media pembelajaran yang pernah digunakan yaitu mengamati pertumbuhan biji kecambah dan kacang
panjang secara langsung. Guru sangat jarang menggunakan media dalam pembelajaran IPA karena ada beberapa materi
yang tidak harus menggunakan media pembelajaran. Sebenarnya penggunaan media dalam pembelajaran sangatlah
berpengaruh bagi siswa dalam memahami materi. Siswa juga akan lebih aktif karena rasa ingin tahunya yang besar terhadap
media pembelajaran. Melalui salah satu contoh media pembelajaran tersebut, siswa dapat mengetahui kesalahan dan
jawaban yang benar dari pengamatan pertumbuhan kecambah dan kacang tanah secara langsung.
Kesulitan yang dialami guru
dalam menyampaikan
materi pembelajaran IPA
10, 11, dan 12
Guru mengalami kesulitan dalam menyampaikan materi pembelajaran IPA karena materi IPA terlalu banyak dan
terdapat istilah-istilah yang sulit untuk dipahami. Salah satu contoh materi yang sulit disampaikan ke siswa adalah materi
penggolongan hewan berdasarkan penutup tubuhnya, karena ada beberapa siswa yang belum pernah melihat dan meraba
penutup tubuh pada hewan. Salah satu faktor yang menyebabkan siswa mengalami kesulitan adalah terlalu
banyak sumber yang harus dipahami.
Kesulitan belajar yang dialami
siswa dalam pembelajaran IPA
13, 14, 15 dan
16 Siswa mengalami kesulitan dalam materi penggolongan
hewan berdasarkan penutup tubuhnya karena siswa belum pernah melihat dan meraba penutup tubuh pada hewan secara
langsung. Siswa dapat aktif apabila cara mengajar guru dinilai menarik. Hasil belajar yang dicapai siswa berbeda-beda
karena sudah ada yang mencapai KKM dan juga ada yang belum. Nilai KKM untuk pembeajaran IPA adalah 75. Siswa
yang mencapai KKM hanya sembilan dari 30 siswa.
Usaha yang dilakukan guru
untuk mengatasi kesulitan-
kesulitan tersebut 17 dan
18 Usaha yang dilakukan guru untuk mengatasi kesulitan belajar
siswa adalah dengan menggunakan media pembelajaran, jika ada siswa yang belum jelas maka materinya akan diulang
kembali. Tingkat keberhasilannya dapat dilihat dengan bertambahnya siswa yang mendapatkan nilai di atas KKM.
Wawancara yang ketiga dilakukan kepada dua siswa kelas III. Rencana wawancara dengan siswa dapat dilihat melalui tabel 3.5 halaman 51. Pedoman
wawancara kepada siswa juga divalidasi oleh tiga validator, validator satu yaitu ahli pembelajaran IPA,validator dua yaitu ahli pembelajaran Montessori, dan
75 validator tiga yaitu guru. Hasil validasi pedoman wawancara kepada siswa dapat
dilihat melalui tabel 4.9. Tabel 4.9 Hasil Validasi Pedoman Wawancara Siswa
Validator No. Item
Total Rerata
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
1 4 4 3 4 4 4 4 4 4
4 4
43 3,91
2 4 4 3 4 4 4 4 4 4
4 4
43 3,91
3 4 4 3 4 4 3 4 4 4
4 4
42 3,82
Rerata 42,66
3,88
Berdasarkan hasil validasi pedoman wawancara kepada siswa oleh ahli pada tabel 4.9 tersebut, didapatkan rerata skor sebesar 3,88. Jika dibandingkan dengan
tabel 3.18 halaman 64, rerata tersebut memiliki skor lebih dari 2,50 sehingga termasuk ke dalam kategori sangat baik. Hal itu menunjukkan bahwa pedoman
wawancara valid dan sudah layak untuk digunakan. Lembar hasil validasi pedoman wawancara siswa oleh ahli dapat dilihat melalui lampiran 1.7 halaman
155. Para ahli juga memberikan komentar terhadap pedoman wawancara siswa yang dapat dilihat melalui tabel 4.10.
Tabel 4.10 Rekapitulasi Komentar Validasi Pedoman Wawancara Siswa
No. Item Komentar Ahli
3 -
Tambahkan pertanyaan “seberapa seringintensitasnya?”
Komentar dari para ahli tersebut akan menjadi bahan pertimbangan bagi peneliti untuk melakukan revisi sebelum digunakan. Setelah pedoman wawancara
selesai direvisi, peneliti melakukan wawancara kepada siswa kelas III SD 1 Padokan. Wawancara dilakukan pada tanggal 3 September 2016. Transkrip
wawancara dengan siswa dapat dilihat melalui lampiran 1.8 halaman 161. Berikut ini adalah hasil wawancara dengan siswa yang dapat dilihat melalui tabel 4.11.
76 Tabel 4.11 Hasil Wawancara dengan Siswa
Topik Pertanyaan
No. Item
Hasil Wawancara
Tanggapan terhadap
pembelajaran IPA yang selama ini
terjadi 1 dan 2
Pembelajaran IPA yang dilakukan selama ini sedikit menyenangkan dan menarik. Siswa juga merasa senang dalam
mengikuti pembelajaran IPA, namun ada beberapa materi yang dianggap sulit, salah satunya materi penggolongan
hewan.
Penggunaan media dalam
pembelajaran IPA 3, 4, 5, 6,
7, dan 8 Guru sangat jarang menggunakan media pembelajaran dalam
menjelaskan materi IPA. Dalam menjelaskan materi penggolongan hewan sama sekali tidak menggunakan media
pembelajaran. Salah satu contoh media pembelajaran yang pernah digunakan guru adalah mengamati pertumbuhan
kecambah dan kacang tanah secara langsung. Siswa merasa senang dan tertarik dengan pembelajaran IPA jika
menggunakan sebuah media. Dengan demikian, siswa akan merasa lebih cepat memahami materi yang disampaikan oleh
guru.
Kesulitan belajar yang dialami
siswa dalam pembelajaran IPA
9, 10, 11, dan 12
Siswa mengalami kesulitan dalam belajar materi IPA. Materi yang dirasa sulit oleh siswa salah satunya adalah
penggolongan hewan. Menurut siswa, materi tersebut sulit karena pada materi penggolongan hewan berdasarkan penutup
tubuhnya, siswa belum pernah melihat dan meraba penutup tubuh hewan secara langsung. Cara guru membantu mengatasi
kesulitan siswa yaitu dengan menjelaskan ulang materi secara terperinci dan mendalam.
Berdasarkan hasil wawancara dengan ketiga narasumber tersebut, peneliti menyimpulkan bahwa ketersediaan dan penggunaan media pembelajaran IPA
masih terbatas. Hal itu dapat dilihat dari jawaban ketiga narasumber yang ditampilkan melalui bagan 4.1.
77 Berdasarkan bagan 4.1 tersebut, terlihat bahwa guru dan siswa mengalami
kesulitan pada materi penggolongan hewan berdasarkan penutup tubuhnya. Materi tersebut dirasa sulit karena guru tidak meggunakan media dan siswa juga belum
pernah melihat ataupun meraba penutup tubuh secara langsung. Sekolah memang sudah mempunyai media dalam pembelajaran IPA, namun dalam penggunaannya
masih terbatas dan belum dimaksimalkan. Hal tersebut menjadi permasalahan karena pada materi penggolongan hewan berdasarkan penutup tubuhnya dirasa
sulit, sedangkan dalam ketersediaan media pembelajaran dan penggunaannya masih terbatas dan kurang dimaksimalkan.
Kepala Sekolah
Sekolah sudah memiliki media pembelajaran untuk
mata pelajaran IPA. Namun, dalam
penggunaan media pembelajaran masih dirasa
kurang maksimal karena guru sangat jarang
menggunakannya. Pembelajaran akan lebih
menarik dan menyenangkan apabila
guru menyampaikan materi dengan
menggunakan bantuan media pembelajaran.
Guru
Guru belum pernah menggunakan media
pembelajaran untuk materi penggolongan hewan.
Menurut guru, materi penggolongan hewan
terlalu banyak dan sulit sehingga dalam
penyampaiannya masih kurang maksimal. Hasil
belajar siswa untuk materi penggolongan hewan juga
kurang baik karena ada siswa mendapatkan nilai
di bawah KKM. Tetapi guru sudah melakukan hal
untuk mengatasinya.
Siswa
Guru tidak menggunakan media pembelajaran untuk
materi penggolongan hewan. Materi tersebut
dirasa sulit oleh siswa karena siswa belum
pernah melihat dan meraba penutup tubuh
pada hewan secara langsung. Penggunaan
media pembelajaran membuat siswa lebih
tertarik dan cepat memahami suatu materi.
Sekolah sudah memiliki media pembelajaran, tetapi untuk materi
penggolongan hewan berdasarkan penutup tubuhnya belum ada.
Bagan 4.1 Triangulasi Sumber Data Wawancara PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
78 Berdasarkan hasil identifikasi masalah melalui observasi dan wawancara
yang sudah dilakukan oleh peneliti, dapat diketahui bahwa siswa mengalami kesulitan dalam pembelajaran IPA materi penggolongan hewan berdasarkan
penutup tubuhnya. Pada saat observasi dapat dilihat bahwa ada banyak siswa yang hanya menundukkan kepala dan tidak bisa menjawab pertanyaan dari guru. Siswa
tersebut juga tidak bisa menyelesaikan pekerjaannya dengan tepat waktu. Hal tersebut didukung dengan hasil wawancara siswa, karena siswa mengatakan
bahwa mengalami kesulitan pada materi penggolongan hewan berdasarkan penutup tubuhnya. Siswa mengalami kesulitan pada materi tersebut dikarenakan
belum pernah melihat dan meraba penutup tubuh pada hewan secara langsung. Pernyataan-pernyataan tersebut diperkuat dengan hasil wawancara guru. Guru
mengatakan bahwa siswa mengalami kesulitan pada pembelajaran IPA materi penggolongan hewan berdasarkan penutup tubuhnya. Hal tersebut dapat dilihat
melalui hasil belajar siswa. Nilai KKM untuk mata pelajaran IPA adalah 75, sedangkan siswa yang sudah mencapai KKM hanya terdapat sembilan dari 30
siswa. Permasalahan lain yang ditemukan adalah kurangnya ketersediaan dan
penggunaan media dalam pembelajaran IPA. Berdasarkan hasil observasi yang sudah dilakukan oleh peneliti, dapat dilihat bahwa belum ada media pembelajaran
IPA di dalam kelas. Pada saat pembelajaran, guru juga tidak menggunakan media pembelajaran. Guru lebih menekankan metode ceramah dan tanya jawab sampai
jam pelajaran berakhir. Pada saat wawancara, guru mengatakan bahwa jarang menggunakan media dalam menjelaskan materi pembelajaran IPA, bahkan belum
pernah menggunakan media pembelajaran untuk materi penggolongan hewan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
79 berdasarkan penutup tubuhnya. Hal tersebut diperkuat dengan pendapat siswa
yang menyatakan bahwa guru belum pernah menggunakan media pembelajaran untuk materi penggolongan hewan berdasarkan penutup tubuhnya. Di sisi lain,
siswa lebih tertarik mengikuti pembelajaran apabila guru menjelaskan materi dengan menggunakan media pembelajaran karena dapat membantu mempercepat
memahami suatu materi.
4.1.1.2 Analisis Kebutuhan