Identifikasi Masalah Potensi dan Masalah

68 lingkungan sekitar. Peneliti juga akan mengumpulkan beberapa data menggunakan kuesioner analisis kebutuhan yang diberikan kepada guru dan siswa. Kuesioner analisis kebutuhan digunakan untuk bahan pertimbangan bagi peneliti dalam pembuatan desain media pembelajaran agar dapat membantu mengatasi permasalahan yang ada. Berikut ini adalah penjelasan mengenai identifikasi masalah dan analisis kebutuhan.

4.1.1.1 Identifikasi Masalah

Pada tahap ini peneliti melakukan identifikasi masalah terkait dengan kesulitan belajar yang dialami oleh siswa dengan menggunakan teknik observasi dan wawancara. Hasil dari observasi dan wawancara kemudian dianalisis menggunakan triangulasi data. 1 Observasi Peneliti melakukan observasi pada pembelajaran IPA di kelas III. Observasi dilakukan untuk mengetahui kesulitan belajar yang dialami siswa, cara mengajar guru, ketersediaan dan penggunaan media pembelajaran di kelas. Kisi-kisi pedoman observasi dapat dilihat melalui tabel 3.2 halaman 48. Pedoman observasi harus divalidasi terlebih dahulu oleh dua validator, validator satu yaitu ahli pembelajaran IPA dan validator dua yaitu ahli pembelajaran Montessori. Validasi yang dilakukan merupakan validasi konstruk yang berarti melihat kesesuaian instrumen yang digunakan dengan teori-teori yang ada. Berikut ini adalah hasil validasi terhadap pedoman observasi yang dapat dilihat melalui tabel 4.1. Tabel 4.1 Hasil Validasi Pedoman Observasi oleh Ahli Validator No. Item Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 1 4 4 3 4 4 4 4 4 31 3,88 2 4 4 4 3 4 4 4 4 31 3,88 Rerata 31 3,88 69 Berdasarkan hasil validasi pedoman observasi oleh ahli pada tabel 4.1 tersebut, didapatkan rerata skor sebesar 4. Jika dibandingkan dengan tabel 3.18 halaman 64, rerata itu memiliki skor lebih dari 2,50 yang berarti termasuk ke dalam kategori sangat baik sehingga instrumen dinyatakan valid dan layak untuk digunakan. Lembar hasil validasi pedoman observasi dapat dilihat melalui lampiran 1.1 halaman 134. Para ahli sama sekali tidak memberikan komentar terhadap pedoman observasi sehingga peneliti tidak akan melakukan revisi. Selanjutnya, peneliti melakukan observasi pada pembelajaran IPA kelas III di SD 1 Padokan menggunakan pedoman observasi yang sudah divalidasi oleh ahli. Observasi dilakukan oleh peneliti pada tanggal 26 Agustus 2016. Lembar hasil observasi dapat dilihat melalui lampiran 1.2 halaman 138 atau melalui tabel 4.2. Tabel 4.2 Hasil Observasi Pembelajaran IPA Objek yang diamati Jawaban Catatan Ada media pembelajaran yang diletakkandi kelas untuk pembelajaran IPA. Tidak Tidak terdapat media pembelajaran. Media pembelajaran layak untuk digunakan dalam pembelajaran. Tidak Tidak terdapat media pembelajaran. Guru menggunakan media pembelajaran untuk menjelaskan materi pembelajaran IPA. Tidak Guru tidak menggunakan media pembelajaran. Guru menggunakan metode ceramah dan tanya jawab. Guru menjelaskan materi dengan menggunakan pedoman berupa buku cetak dan meminta siswa untuk membaca. Setelah selesai, selanjutnya guru mendiktekan materi dan siswa mencatatnya di buku tulis. Guru menguasai cara menggunakan media pembelajaran. Tidak Guru tidak menggunakan media pembelajaran. Guru menjelaskan cara penggunaan media pembelajaran IPA kepada siswa. Tidak Guru tidak menggunakan media pembelajaran. Siswa dapat menggunakan media pembelajaran secara mandiri. Tidak Siswa tidak menggunakan media pembelajaran. Siswa hanya mendengarkan penjelasan guru dan kemudian mencatatnya di buku tulis. Siswa mengalami kesulitan ketika mengikuti pembelajaran IPA di kelas. Ya Banyak siswa yang mengalami kesulitan karena pada saat diberi pertanyaan oleh guru, siswa hanya terdiam dan menundukkan kepala. Siswa mengalami kesulitan ketika mengerjakan soal IPA. Ya Masih ada beberapa siswa yang mengalami kesulitan ketika mengerjakan soal yang diberikan 70 oleh guru karena siswa tersebut belum selesai mengerjakan ketika waktu yang diberikan guru sudah selesai Berdasarkan hasil observasi dapat disimpulkan bahwa ketersediaan media pembelajaran IPA masih terbatas. Peneliti juga tidak melihat adanya media pembelajaran di kelas, bahkan guru pun tidak menggunakan media pembelajaran ketika menjelaskan materi kepada siswa. Guru menggunakan metode ceramah dan tanya jawab sampai jam pelajaran berakhir. Guru juga hanya menggunakan pedoman yang berupa buku cetak dan meminta siswa untuk membacanya. Setelah itu, guru menjelaskan dan mendiktekan materi yang kemudian dicatat oleh siswa di buku tulis. Peneliti juga melakukan observasi tentang kesulitan yang dialami siswa ketika mengikuti pembelajaran IPA. Masih terdapat beberapa siswa yang tidak bisa menjawab dan hanya menundukkan kepala ketika guru memberikan pertanyaan. Kemudian juga terdapat siswa yang mengalami kesulitan ketika mengerjakan soal yang diberikan oleh guru karena pada saat jam pembelajaran telah berakhir, pekerjaannya masih belum terselesaikan sepenuhnya. Maka dapat disimpulkan bahwa siswa masih mengalami kesulitan ketika mengikuti pembelajaran dan mengerjakan soal IPA. 2 Wawancara Peneliti melakukan wawancara kepada kepala sekolah, guru kelas III, dan dua siswa kelas III. Sebelum digunakan, pedoman wawancara divalidasi oleh tiga validator, validator satu yaitu ahli pembelajaran IPA, validator dua yaitu ahli pembelajaran Montessori, dan validator tiga yaitu guru. Uji validitas pada pedoman wawancara menggunakan validitas konstruk. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 71 Wawancara yang pertama dilakukan kepada kepala sekolah. Rencana wawancara dengan kepala sekolah dapat dilihat melalui tabel 3.3 halaman 49 . Pedoman wawancara kepada kepala sekolah sudah divalidasi oleh dua validator, validator satu yaitu ahli pembelajaran IPA dan validator dua yaitu ahli pembelajaran Montessori. Hasil validasi pedoman wawancara kepada kepala sekolah dapat dilihat melalui tabel 4.3. Tabel 4.3 Hasil Validasi Pedoman Wawancara Kepala Sekolah Validator No. Item Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 1 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 63 3,94 2 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 63 3,94 Rerata 63 3,94 Berdasarkan hasil validasi pedoman wawancara kepala sekolah oleh ahli pada tabel 4.3 tersebut, didapatkan rerata skor sebesar 3,94. Jika dibandingkan dengan tabel 3.18 halaman 64, rerata tersebut memiliki skor lebih dari 2,50 sehingga termasuk ke dalam kategori sangat baik. Hal itu menunjukkan bahwa pedoman wawancara valid dan sudah layak untuk digunakan. Lembar hasil validasi pedoman wawancara kepala sekolah oleh ahli dapat dilihat melalui lampiran 1.3 halaman 139. Para ahli juga memberikan komentar terhadap pedoman wawancara kepala sekolah yang dapat dilihat melalui tabel 4.4. Tabel 4.4 Rekapitulasi Komentar Validasi Pedoman Wawancara Kepala Sekolah No. Item Komentar Ahli 5 - Tambahkan pertanyaan “bagaimana penyimpanan dan perawatannnya?” Komentar dari para ahli tersebut akan menjadi bahan pertimbangan bagi peneliti untuk melakukan revisi sebelum digunakan. Setelah pedoman wawancara selesai direvisi, peneliti melakukan wawancara kepada Kepala SD 1 Padokan. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 72 Wawancara dilakukan pada tanggal 3 September 2016. Transkrip wawancara dengan kepala sekolah dapat dilihat melalui lampiran 1.4 halaman 145. Berikut ini adalah hasil wawancara dengan kepala sekolah yang dapat dilihat melalui tabel 4.5. Tabel 4.5 Hasil Wawancara dengan Kepala Sekolah Topik Pertanyaan No. Item Hasil Wawancara Informasi berkaitan dengan sekolah 1, 2, 3 dan 4 Prestasi yang diraih siswa dalam bidang akademik yaitu juara II lomba olimpiade IPA tingkat UPT dan juara harapan I lomba cerdas cermat, sedangkan prestasi yang diraih oleh siswa dalam bidang non akademik yaitu juara II lomba pencak silat tingkat provinsi dan juara II lomba drum band yang diselenggarakan oleh UMY. Selanjutnya, hasil nilai UN dalam mata pelajaran IPA masih kurang maksimal karena reratanya cukup, yaitu 7. Hasil nilai UN yang paling baik adalah Bahasa Indonesia, selanjutnya IPA, dan yang terakhir Matematika. Ketersediaan media pembelajaran di sekolah 5, 6, 7, 8, dan 9 Media pembelajaran yang sudah tersedia di sekolah yaitu KIT IPA, rangka manusia, dan gambar-gambar alat indra. Media pembelajaran disimpan di ruang laboratorium IPA, namun perawatannya masih kurang maksimal. Sekolah memperoleh media pembelajaran melalui hibah Dana Alokasi Khusus DAK dan Dewan Sekolah. Selanjutnya, guru pernah membuat dan menggunakan media pembelajaran berupa kartu bermain yang fungsinya untuk tanya jawab. Kemudian, faktor yang harus diperhatikan dalam pengadaan media pembelajaran yaitu kebutuhan guru dalam menyampaikan materi dan dana untuk melengkapi media pembelajaran. Penggunaan media dalam pembelajaran IPA 10, 11, 12, 13, dan 14 Dalam pelaksanaan pembelajaran IPA untuk kelas III masih kurang maksimal karena guru jarang menggunakan media pembelajaran dalam menyampaikan materi. Pada kenyataannya, siswa lebih merasa senang, mudah memahami materi, dan antusias mengikuti pembelajaran apabila guru menjelaskan materi menggunakan media pembelajaran. Penelitian yang pernah dilakukan di sekolah berkaitan dengan media pembelajaran 15 dan 16 Penelitian terkait dengan media pembelajaran belum pernah dilakukan di SD 1 Padokan, ini merupakan penelitian mengenai media pembelajaran yang pertama kalinya. Wawancara yang kedua dilakukan kepada guru kelas III. Rencana wawancara dengan guru dapat dilihat melalui tabel 3.4 halaman 50. Pedoman wawancara kepada guru juga divalidasi oleh dua validator, validator satu yaitu PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 73 ahli pembelajaran IPA dan validator dua yaitu ahli pembelajaran Montessori. Hasil validasi pedoman wawancara kepada guru dapat dilihat melalui tabel 4.6. Tabel 4.6 Hasil Validasi Pedoman Wawancara Guru Valid ator No. Item Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 1 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 71 3,94 2 4 4 4 4 3 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 69 3,83 Rerata 70 3,89 Berdasarkan hasil validasi pedoman wawancara kepala guru oleh ahli pada tabel 4.6 tersebut, didapatkan rerata skor sebesar 3,89. Jika dibandingkan dengan tabel 3.18 halaman 64, rerata tersebut memiliki skor lebih dari 2,50 sehingga termasuk ke dalam kategori sangat baik. Hal itu menunjukkan bahwa pedoman wawancara valid dan sudah layak untuk digunakan. Lembar hasil validasi pedoman wawancara guru oleh ahli dapat dilihat melalui lampiran 1.5 halaman 147. Para ahli juga memberikan komentar terhadap pedoman wawancara guru yang dapat dilihat melalui tabel 4.7. Tabel 4.7 Rekapitulasi Komentar Validasi Pedoman Wawancara Guru No. Item Komentar Ahli 5 - Kata “apakah” lebih baik diganti menjadi “seberapa seringintensitasn ya?” Komentar dari para ahli tersebut akan menjadi bahan pertimbangan bagi peneliti untuk melakukan revisi sebelum digunakan. Setelah pedoman wawancara selesai direvisi, peneliti melakukan wawancara kepada guru kelas III SD 1 Padokan. Wawancara dilakukan pada tanggal 3 September 2016. Transkrip wawancara dengan guru dapat dilihat melalui lampiran 1.6 halaman 151. Berikut ini adalah hasil wawancara dengan guru yang dapat dilihat melalui tabel 4.8. 74 Tabel 4.8 Hasil Wawancara dengan Guru Topik Pertanyaan No. Item Hasil Wawancara Ketersediaan media pembelajaran di kelas 1, 2, dan 3 Media pembelajaran belum tersedia di dalam kelas III. Terdapat media pembelajaran IPA tetapi seluruhnya disimpan di ruang laboratorium IPA. Penggunaan media pembelajaran tergantung jenis media pembelajaran yang digunakan, tetapi biasanya dalam satu media pembelajaran digunakan paling banyak oleh lima siswa. Penggunaan media dalam pembelajaran IPA 4, 5, 6, 7, 8, dan 9 Guru sudah pernah menggunakan media dalam pembelajaran IPA. Contoh media pembelajaran yang pernah digunakan yaitu mengamati pertumbuhan biji kecambah dan kacang panjang secara langsung. Guru sangat jarang menggunakan media dalam pembelajaran IPA karena ada beberapa materi yang tidak harus menggunakan media pembelajaran. Sebenarnya penggunaan media dalam pembelajaran sangatlah berpengaruh bagi siswa dalam memahami materi. Siswa juga akan lebih aktif karena rasa ingin tahunya yang besar terhadap media pembelajaran. Melalui salah satu contoh media pembelajaran tersebut, siswa dapat mengetahui kesalahan dan jawaban yang benar dari pengamatan pertumbuhan kecambah dan kacang tanah secara langsung. Kesulitan yang dialami guru dalam menyampaikan materi pembelajaran IPA 10, 11, dan 12 Guru mengalami kesulitan dalam menyampaikan materi pembelajaran IPA karena materi IPA terlalu banyak dan terdapat istilah-istilah yang sulit untuk dipahami. Salah satu contoh materi yang sulit disampaikan ke siswa adalah materi penggolongan hewan berdasarkan penutup tubuhnya, karena ada beberapa siswa yang belum pernah melihat dan meraba penutup tubuh pada hewan. Salah satu faktor yang menyebabkan siswa mengalami kesulitan adalah terlalu banyak sumber yang harus dipahami. Kesulitan belajar yang dialami siswa dalam pembelajaran IPA 13, 14, 15 dan 16 Siswa mengalami kesulitan dalam materi penggolongan hewan berdasarkan penutup tubuhnya karena siswa belum pernah melihat dan meraba penutup tubuh pada hewan secara langsung. Siswa dapat aktif apabila cara mengajar guru dinilai menarik. Hasil belajar yang dicapai siswa berbeda-beda karena sudah ada yang mencapai KKM dan juga ada yang belum. Nilai KKM untuk pembeajaran IPA adalah 75. Siswa yang mencapai KKM hanya sembilan dari 30 siswa. Usaha yang dilakukan guru untuk mengatasi kesulitan- kesulitan tersebut 17 dan 18 Usaha yang dilakukan guru untuk mengatasi kesulitan belajar siswa adalah dengan menggunakan media pembelajaran, jika ada siswa yang belum jelas maka materinya akan diulang kembali. Tingkat keberhasilannya dapat dilihat dengan bertambahnya siswa yang mendapatkan nilai di atas KKM. Wawancara yang ketiga dilakukan kepada dua siswa kelas III. Rencana wawancara dengan siswa dapat dilihat melalui tabel 3.5 halaman 51. Pedoman wawancara kepada siswa juga divalidasi oleh tiga validator, validator satu yaitu ahli pembelajaran IPA,validator dua yaitu ahli pembelajaran Montessori, dan 75 validator tiga yaitu guru. Hasil validasi pedoman wawancara kepada siswa dapat dilihat melalui tabel 4.9. Tabel 4.9 Hasil Validasi Pedoman Wawancara Siswa Validator No. Item Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 1 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 43 3,91 2 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 43 3,91 3 4 4 3 4 4 3 4 4 4 4 4 42 3,82 Rerata 42,66 3,88 Berdasarkan hasil validasi pedoman wawancara kepada siswa oleh ahli pada tabel 4.9 tersebut, didapatkan rerata skor sebesar 3,88. Jika dibandingkan dengan tabel 3.18 halaman 64, rerata tersebut memiliki skor lebih dari 2,50 sehingga termasuk ke dalam kategori sangat baik. Hal itu menunjukkan bahwa pedoman wawancara valid dan sudah layak untuk digunakan. Lembar hasil validasi pedoman wawancara siswa oleh ahli dapat dilihat melalui lampiran 1.7 halaman 155. Para ahli juga memberikan komentar terhadap pedoman wawancara siswa yang dapat dilihat melalui tabel 4.10. Tabel 4.10 Rekapitulasi Komentar Validasi Pedoman Wawancara Siswa No. Item Komentar Ahli 3 - Tambahkan pertanyaan “seberapa seringintensitasnya?” Komentar dari para ahli tersebut akan menjadi bahan pertimbangan bagi peneliti untuk melakukan revisi sebelum digunakan. Setelah pedoman wawancara selesai direvisi, peneliti melakukan wawancara kepada siswa kelas III SD 1 Padokan. Wawancara dilakukan pada tanggal 3 September 2016. Transkrip wawancara dengan siswa dapat dilihat melalui lampiran 1.8 halaman 161. Berikut ini adalah hasil wawancara dengan siswa yang dapat dilihat melalui tabel 4.11. 76 Tabel 4.11 Hasil Wawancara dengan Siswa Topik Pertanyaan No. Item Hasil Wawancara Tanggapan terhadap pembelajaran IPA yang selama ini terjadi 1 dan 2 Pembelajaran IPA yang dilakukan selama ini sedikit menyenangkan dan menarik. Siswa juga merasa senang dalam mengikuti pembelajaran IPA, namun ada beberapa materi yang dianggap sulit, salah satunya materi penggolongan hewan. Penggunaan media dalam pembelajaran IPA 3, 4, 5, 6, 7, dan 8 Guru sangat jarang menggunakan media pembelajaran dalam menjelaskan materi IPA. Dalam menjelaskan materi penggolongan hewan sama sekali tidak menggunakan media pembelajaran. Salah satu contoh media pembelajaran yang pernah digunakan guru adalah mengamati pertumbuhan kecambah dan kacang tanah secara langsung. Siswa merasa senang dan tertarik dengan pembelajaran IPA jika menggunakan sebuah media. Dengan demikian, siswa akan merasa lebih cepat memahami materi yang disampaikan oleh guru. Kesulitan belajar yang dialami siswa dalam pembelajaran IPA 9, 10, 11, dan 12 Siswa mengalami kesulitan dalam belajar materi IPA. Materi yang dirasa sulit oleh siswa salah satunya adalah penggolongan hewan. Menurut siswa, materi tersebut sulit karena pada materi penggolongan hewan berdasarkan penutup tubuhnya, siswa belum pernah melihat dan meraba penutup tubuh hewan secara langsung. Cara guru membantu mengatasi kesulitan siswa yaitu dengan menjelaskan ulang materi secara terperinci dan mendalam. Berdasarkan hasil wawancara dengan ketiga narasumber tersebut, peneliti menyimpulkan bahwa ketersediaan dan penggunaan media pembelajaran IPA masih terbatas. Hal itu dapat dilihat dari jawaban ketiga narasumber yang ditampilkan melalui bagan 4.1. 77 Berdasarkan bagan 4.1 tersebut, terlihat bahwa guru dan siswa mengalami kesulitan pada materi penggolongan hewan berdasarkan penutup tubuhnya. Materi tersebut dirasa sulit karena guru tidak meggunakan media dan siswa juga belum pernah melihat ataupun meraba penutup tubuh secara langsung. Sekolah memang sudah mempunyai media dalam pembelajaran IPA, namun dalam penggunaannya masih terbatas dan belum dimaksimalkan. Hal tersebut menjadi permasalahan karena pada materi penggolongan hewan berdasarkan penutup tubuhnya dirasa sulit, sedangkan dalam ketersediaan media pembelajaran dan penggunaannya masih terbatas dan kurang dimaksimalkan. Kepala Sekolah Sekolah sudah memiliki media pembelajaran untuk mata pelajaran IPA. Namun, dalam penggunaan media pembelajaran masih dirasa kurang maksimal karena guru sangat jarang menggunakannya. Pembelajaran akan lebih menarik dan menyenangkan apabila guru menyampaikan materi dengan menggunakan bantuan media pembelajaran. Guru Guru belum pernah menggunakan media pembelajaran untuk materi penggolongan hewan. Menurut guru, materi penggolongan hewan terlalu banyak dan sulit sehingga dalam penyampaiannya masih kurang maksimal. Hasil belajar siswa untuk materi penggolongan hewan juga kurang baik karena ada siswa mendapatkan nilai di bawah KKM. Tetapi guru sudah melakukan hal untuk mengatasinya. Siswa Guru tidak menggunakan media pembelajaran untuk materi penggolongan hewan. Materi tersebut dirasa sulit oleh siswa karena siswa belum pernah melihat dan meraba penutup tubuh pada hewan secara langsung. Penggunaan media pembelajaran membuat siswa lebih tertarik dan cepat memahami suatu materi. Sekolah sudah memiliki media pembelajaran, tetapi untuk materi penggolongan hewan berdasarkan penutup tubuhnya belum ada. Bagan 4.1 Triangulasi Sumber Data Wawancara PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 78 Berdasarkan hasil identifikasi masalah melalui observasi dan wawancara yang sudah dilakukan oleh peneliti, dapat diketahui bahwa siswa mengalami kesulitan dalam pembelajaran IPA materi penggolongan hewan berdasarkan penutup tubuhnya. Pada saat observasi dapat dilihat bahwa ada banyak siswa yang hanya menundukkan kepala dan tidak bisa menjawab pertanyaan dari guru. Siswa tersebut juga tidak bisa menyelesaikan pekerjaannya dengan tepat waktu. Hal tersebut didukung dengan hasil wawancara siswa, karena siswa mengatakan bahwa mengalami kesulitan pada materi penggolongan hewan berdasarkan penutup tubuhnya. Siswa mengalami kesulitan pada materi tersebut dikarenakan belum pernah melihat dan meraba penutup tubuh pada hewan secara langsung. Pernyataan-pernyataan tersebut diperkuat dengan hasil wawancara guru. Guru mengatakan bahwa siswa mengalami kesulitan pada pembelajaran IPA materi penggolongan hewan berdasarkan penutup tubuhnya. Hal tersebut dapat dilihat melalui hasil belajar siswa. Nilai KKM untuk mata pelajaran IPA adalah 75, sedangkan siswa yang sudah mencapai KKM hanya terdapat sembilan dari 30 siswa. Permasalahan lain yang ditemukan adalah kurangnya ketersediaan dan penggunaan media dalam pembelajaran IPA. Berdasarkan hasil observasi yang sudah dilakukan oleh peneliti, dapat dilihat bahwa belum ada media pembelajaran IPA di dalam kelas. Pada saat pembelajaran, guru juga tidak menggunakan media pembelajaran. Guru lebih menekankan metode ceramah dan tanya jawab sampai jam pelajaran berakhir. Pada saat wawancara, guru mengatakan bahwa jarang menggunakan media dalam menjelaskan materi pembelajaran IPA, bahkan belum pernah menggunakan media pembelajaran untuk materi penggolongan hewan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 79 berdasarkan penutup tubuhnya. Hal tersebut diperkuat dengan pendapat siswa yang menyatakan bahwa guru belum pernah menggunakan media pembelajaran untuk materi penggolongan hewan berdasarkan penutup tubuhnya. Di sisi lain, siswa lebih tertarik mengikuti pembelajaran apabila guru menjelaskan materi dengan menggunakan media pembelajaran karena dapat membantu mempercepat memahami suatu materi.

4.1.1.2 Analisis Kebutuhan