24 5.
Meningkatkan kesadaran untuk berperan serta dalam memelihara, menjaga, dan melestarikan lingkungan alam.
6. Meningkatkan kesadaran untuk menghargai alam dan segala keteraturannya
sebagai salah satu ciptaan Tuhan. 7.
Memperoleh bekal pengetahuan, konsep, dan keterampilan IPA sebagai dasar untuk melanjutkan pendidikan ke SMPMts.
Samatowa 2011: 4 juga berpendapat bahwa ada empat alasan IPA perlu diajarkan di sekolah dasar yaitu: a IPA sangat bermanfaat bagi suatu bangsa.
Seorang dokter atau insinyur tidak mungkin menjadi dokter atau insinyur yang baik tanpa dasar yang cukup luas tentang gejala alam, b IPA melatih siswa untuk
berpikir kritis, apabila IPA diajarkan dengan metode yang tepat misalnya “menemukan sendiri” saat siswa dihadapkan pada suatu masalah maka siswa akan
berusaha menyelidiki untuk memecahkan masalah tersebut, c apabila IPA diajarkan dengan percobaan maka siswa tidak sekedar menghafal akan tetapi
memahami, dan d mata pelajaran ini berpotensi membentuk kepribadian anak secara keseluruhan.
2.1.4.3 Materi Penggolongan Hewan Berdasarkan Penutup Tubuhnya
Berdasarkan Kompetensi Dasar menggolongkan makhluk hidup secara sederhana, materi hanya membahas mengenai penggolongan hewan berdasarkan
penutup tubuhnya. Penggolongan hewan berdasarkan penutup tubuhnya adalah pengelompokan hewan sesuai dengan jenis-jenis penutup tubuhnya. Semua
makhluk hidup mempunyai cara dalam melindungi tubuhnya. Salah satunya adalah menggunakan kulitnya karena setiap hewan mempunyai fungsi kulit yang
berbeda-beda tetapi sama-sama berfungsi untuk melindungi tubuhnya dari PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25 predator lain, dari gesekan benda tumpul atau tajam, dan mengatur suhu tubuh.
Adapun cara melindungi tubuh pada hewan yang dapat digolongkan berdasarkan penutup tubuhnya, yaitu kulit kering bersisik, kulit bersisik, kulit tipis berlendir,
kulit berbulu, kulit berambut, zat kitin, dan bercangkang. Berikut ini adalah tabel penggolongan hewan berdasarkan penutup tubuhnya.
Tabel 2.1 Penggolongan Hewan Bedasarkan Penutup Tubuhnya
No Penutup Tubuh
Hewan 1.
Kulit Kering Bersisik Hewan yang tergolong ke dalam kulit kering
bersisik adalah bangsa hewan melata, yaitu kadal, bunglon, buaya, kura-kura, cicak, ular, biawak, dan
trenggiling.
Gambar 2.1 Buaya Sumber: Priyono, 2008: 14
2. Kulit Bersisik
Hewan yang tergolong ke dalam kulit bersisik adalah bangsa ikan, karena kebanyakan ikan
mempunyai sisik. Ikan yang tergolong ke dalam kulit bersisik antara lain ikan mas, mujair, bandeng,
kerapu, kakap, nila, gurameh, arwana, dan masih banyak lagi.
Gambar 2.2 Ikan Arwana Sumber: Priyono, 2008: 14
3. Kulit Tipis Berlendir
Hewan yang tergolong ke dalam kulit tipis berlendir adalah bangsa amfibi, antara lain katak
dan salamander.
Gambar 2.3 Katak Sumber: Priyono, 2008: 14
4. Kulit Berbulu
Hewan yang tergolong ke dalam kulit berbulu adalah bangsa unggas dan burung, antara lain ayam,
elang, bebek, kenari, merpati, belibis, burung hantu, rajawali, burung dara, dan lain-lain.
Gambar 2.4 Ayam Sumber: Priyono, 2008: 14
5. Kulit Berambut
Hewan yang tergolong ke dalam kulit berambut adalah bangsa hewan buas dan hewan rumah atau
peliharaan, antara lain harimau, singa, serigala, anjing, kucing, kelinci, kambing, kuda, monyet, dan
lain-lain.
Gambar 2.5 Singa Sumber: Priyono, 2008: 14
26
6. Kerangka Luar dari Zat Kitin Zat Kitin
Hewan yang tergolong ke dalam kerangka luar dari zat kitin adalah bangsa serangga, bangsa udang, dan
bangsa laba-laba, antara lain capung, belalang, lalat, lebah, udang, kepiting, kalajengking, laba-laba, dan
lain-lain.
Gambar 2.6 Kalajengking Sumber: Priyono, 2008: 15
7. Kerangka Luar dari Zat Kapur Bercangkang
Hewan yang tergolong ke dalam kerangka luar dari zat kapur cangkang adalah bangsa kerang, antara
lain siput atau keong dan kerang.
Gambar 2.7 Kerang Sumber: Priyono, 2008: 15
2.2 Penelitian yang Relevan
Uraian dalam penelitian yang relevan akan membahas mengenai pengembangan media pembelajaran berbasis metode Montessori pada mata
pelajaran Bahasa Indonesia, Matematika, dan IPS.
2.2.1 Penelitian mengenai Media Pembelajaran Berbasis Metode Montessori
Penelitian mengenai pengembangan media pembelajaran berbasis metode Montessori dilakukan oleh Agustin 2011, Noi 2015, dan Hardiyanti 2016.
Agustin 2015 mengembangkan alat peraga
sandpaper letters
materi menulis kalimat tegak bersambung berbasis metode Montessori untuk kelas I. Penelitian
ini adalah penelitian dan pengembangan
Research and development
. Penelitian ini menggunakan tujuh tahap yaitu: 1 penelitian dan pengumpulan data, 2
perencanaan, 3 pengembangan format produk awal, 4 uji coba awal, 5 revisi produk, 6 uji coba lapangan, dan 7 revisi produk akhir. Kualitas dari alat peraga
ini ditunjukkan dari hasil validasi oleh ahli Bahasa Indonesia dan ahli Montessori dengan mendapatkan skor 3,20 yang termasuk ke dalam kategori “sangat baik”.
Hasil dari penelitian ini juga menunjukkan bahwa alat peraga yang dikembangkan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI