12
BAB II LANDASAN TEORI
Uraian dalam bab ini terdiri dari kajian pustaka, penelitian yang relevan, kerangka berpikir, dan pertanyaan penelitian.
2.1 Kajian Pustaka
Uraian dalam subbab ini terdiri dari beberapa teori pendukung penelitian. Peneliti akan membahas beberapa hal di antaranya adalah perkembangan anak,
media pembelajaran, media pembelajaran berbasis metode Montessori, dan pembelajaran IPA.
2.1.1 Perkembangan Anak
Perkembangan pada anak akan mengalami perubahan yang sistematis mengenai fungsi fisik dan juga psikisnya. Pernyataan tersebut didukung oleh
pendapat ahli yaitu Yusuf dan Sugandhi 2011: 1-2 yang menyatakan bahwa perkembangan adalah suatu proses perubahan diri manusia yang meliputi
perubahan fisik jasmaniah dan psikis rohaniah menuju tingkat kedewasaan atau kematangan yang berlangsung secara sistematis, progresif, dan
berkesinambungan. Tahap perkembangan tersebut saling berkaitan dan urutannya tidak dapat dibalik, akan tetapi tahun terbentuknya tersebut dapat berubah-ubah
menurut situasi ataupun kondisi diri seseorang Suparno, 2011: 25. Berdasarkan pendapat dari para ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa perkembangan anak
adalah proses perubahan diri anak baik fisik maupun psikis yang berlangsung secara sistematis, progresif, dan berkesinambungan. Piaget mengelompokkan
13 tahapan perkembangan kognitif anak menjadi empat tahapan, yaitu: tahap
sensorimotor, tahap praoperasi, tahap operasi konkret, dan tahap operasi formal Suparno, 2011: 24.
1 Tahap Sensorimotor usia 0-2 tahun
Umumnya tahapan tersebut dialami anak selama dua tahun. Pada tahap ini pemikiran anak masih berdasarkan indranya terhadap lingkungan, seperti melihat,
meraba, mendengar, dan membau. Namun, anak juga belum bisa berbicara ataupun mempunyai bahasa simbol dalam mengungkapkan sesuatu yang tidak
berada didekatnya Suparno, 2011: 26. 2
Tahap Praoperasi usia 2-7 tahun Pada tahap ini biasanya anak sudah mulai menggunakan simbol untuk
menjelaskan suatu benda atau objek di sekitarnya. Melalui berbagai simbol yang sudah digunakannya, anak tersebut dapat berbicara tentang sesuatu hal tanpa
terikat ruang ataupun waktu dan juga mempunyai ciri-ciri pemikiran yang intuitif secara tidak logis Suparno, 2011: 49.
3 Tahap Operasi Konkret usia 7-11 tahun
Pada tahap ini anak sudah mempunyai pemikiran untuk suatu aturan tertentu yang bersifat reversibilitas dan kekekalan. Pemikiran tersebut sudah bisa
digunakan anak dalam memecahkan masalah yang nyata, mengurutkan suatu objek, dan juga mengklasifikasikan objek. Tetapi cara berpikir anak masihlah
terbatas karena hanya bisa memahami tentang masalah yang nyata. Dengan demikian anak masih belum bisa berpikir dalam memecahkan suatu persoalan
yang sifatnya tidak nyataabstrak Suparno, 2011: 69-70. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14 4
Tahap Operasi Formal usia 11 tahun ke atas Menurut Piaget dalam Suparno, 2011: 88 tahap operasi formal adalah
tahap terakhir dalam perkembangan kognitif. Pada tahap ini seseorang sudah terbiasa berpikir secara logis dan teoritis, bahkan bisa memecahkan masalah yang
tergolong abstrak. Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa teori perkembangan
kognitif anak menurut Piaget, anak SD usia 8 tahun masuk pada tahap operasi konkret yaitu cara berpikir anak masih terbatas karena hanya dapat memahami
masalah yang konkretnyata, belum bisa digunakan untuk memecahkan masalah yang bersifat abstrak. Intinya adalah anak dapat cepat berkembang jika berada di
lingkungan yang terdapat objek-objek baru, karena masa ini adalah masa anak bisa belajar secara mendalam. Maka, peneliti terdorong untuk membuat media
pembelajaran yang bertujuan untuk membantu anak berkembang, terutama dapat menuntun siswa berpikir secara logis dalam usaha memahami materi yang
menurutnya abstrak.
2.1.2 Media Pembelajaran