Desain Album Media Pembelajaran Instrumen Tes dan Validasi Produk

100 tubuhnya. Kartu ini berjumlah 26 dan mempunyai ukuran serta bentuk yang sama dengan kartu gambar hewan. Akan tetapi kartu ini mempunyai pembeda pada bagian atas dan bawah dengan ukuran 1 cm x 9 cm. Pada bagian atas kartu terdapat nama jenis penggolongan hewan berdasarkan penutup tubuhnya, sedangkan pada bagian bawah terdapat nama hewan sesuai dengan gambar. Komponen yang kelima adalah kotak penyimpanan. Kotak penyimpanan terbuat dari bahan kayu dan berbentuk balok dengan ukuran 24 cm x 10 cm x 8 cm. Pada bagian sisi samping kotak memiliki ketebalan kayu 0,4 cm. Selanjutnya, bagian dalamnya terdapat 7 kolom yang dipisahkan menggunakan kayu triplek dengan ketebalan 0,4 cm. Setiap kolomnya mempunyai ukuran yang sama, yaitu 3,5 cm x 9 cm. Kolom-kolom tersebut berfungsi untuk tempat penyimpanan kartu. Oleh karena itu, peneliti membuat 1 kotak penyimpanan untuk kartu gambar hewan dan 1 kotak penyimpanan untuk kartu control of error. Kotak tersebut juga dilengkapi dengan tutup. Tutup kotak penyimpanan juga terbuat dari bahan kayu dan berbentuk persegi dengan ukuran 24 cm x 10 cm. Pada bagian atas tutup terdapat pegangan yang berbentuk bulatan kecil yang berfungsi untuk memudahkan ketika akan membuka tutup kotak penyimpanan.

4.1.2.2 Desain Album Media Pembelajaran

Album media pembelajaran merupakan sebuah buku panduan dalam penggunaan media pembelajaran penggolongan hewan berdasarkan penutup tubuhnya. Album media pembelajaran dibuat untuk para pembimbingguru. Album ini berisikan tentang petunjuk dan langkah-langkah dalam menggunakan media pembelajaran penggolongan hewan berdasarkan penutup tubuhnya. Setiap PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 101 langkah penggunaannya terdapat keterangan gambar agar para pembimbingguru semakin mudah untuk memahami langkah-langkah dalam penggunaannya.

4.1.2.3 Instrumen Tes dan Validasi Produk

Peneliti membuat instrumen tes dan validasi produk untuk kebutuhan uji coba lapangan terbatas. Instrumen tes digunakan untuk uji coba empiris dan uji coba lapangan terbatas yang berupa pretest dan posttest . Berikut ini adalah penjelasan dari masing-masing instrumen. 1 Tes Instrumen tes digunakan untuk mengukur keberhasilan media pembelajaran penggolongan hewan berdasarkan penutup tubuhnya berbasis metode Montessori dalam uji coba lapangan terbatas. Instrumen tes dikembangkan oleh peneliti berdasarkan kisi-kisi yang dapat dilihat melalui tabel 3.9 halaman 56. Instrumen tes divalidasi oleh ahli terlebih dahulu sebelum digunakan. Validasi dilakukan oleh guru SD setara untuk mengetahui valid atau tidaknya instrumen. Uji validitas yang dilakukan oleh peneliti adalah validitas isi dan validitas konstruk. Aspek yang dinilai pada uji validitas isi dapat dilihat pada tabel 3.10 halaman 56. Berikut ini adalah hasil uji validitas isi yang dapat dilihat melalui tabel 4.20. Tabel 4.20 Hasil Uji Validitas Isi Ahli No. Item Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Guru 4 4 4 4 4 4 4 4 4 36 4 Berdasarkan hasil validasi isi instrumen tes oleh ahli pada tabel 4.20 tersebut, didapatkan rerata skor sebesar 4. Jika dibandingkan dengan tabel 3.18 halaman 64, rerata tersebut memiliki skor lebih dari 2,50 sehingga termasuk dalam kategori sangat baik. Hal ini menunjukkan bahwa instrumen tes sudah valid 102 dan layak untuk digunakan. Lembar hasil validasi isi instrumen tes dapat dilihat melalui lampiran 3.1 halaman 198. Selain validitas isi, peneliti juga melakukan uji validitas konstruk pada instrumen tes untuk mengetahui konstruksi soal yang telah dibuat terkait dengan kesesuaian materi, bahasa, dan penulisan soal. Berikut ini adalah hasil uji validitas konstruk yang dapat dilihat melalui tabel 4.21. Tabel 4.21 Hasil Uji Validitas Konstruk No. Item Ahli Total Kategori Guru 1 4 4 Sangat baik 2 4 4 Sangat baik 3 4 4 Sangat baik 4 4 4 Sangat baik 5 4 4 Sangat baik 6 4 4 Sangat baik 7 4 4 Sangat baik 8 4 4 Sangat baik 9 4 4 Sangat baik 10 4 4 Sangat baik 11 4 4 Sangat baik 12 4 4 Sangat baik 13 4 4 Sangat baik 14 4 4 Sangat baik 15 4 4 Sangat baik Rerata 4 4 Berdasarkan hasil validasi konstruk instrumen tes pada tabel 4.21 tersebut, didapatkan rerata skor sebesar 4. Jika dibandingkan dengan tabel 3.18 halaman 64, rerata tersebut memiliki skor lebih dari 2,50 sehingga termasuk dalam kategori sangat baik. Hal ini menunjukkan bahwa instrumen tes sudah valid dan layak untuk digunakan. Lembar hasil validasi konstruk instrumen tes dapat dilihat melalui lampiran 3.2 halaman 200. Para ahli tidak memberikan komentar dan saran, sehingga peneliti tidak melakukan perbaikan pada instrumen tes. Oleh karena itu, instrumen tes yang dibuat oleh peneliti telah valid dan sudah layak untuk digunakan. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 103 Kemudian instrumen tes diujikan secara empiris kepada 20 siswa kelas III di SD Negeri Jeblog. Peneliti memilih SD Negeri Jeblog karena siswanya memiliki karakteristik yang hampir sama dengan SD 1 Padokan. Alasan lainnya, karena SD Negeri Jeblog dan SD 1 Padokan berada dalam satu Unit Pelayanan Teknis UPT yang sama, yaitu Kecamatan Kasihan. Peneliti mengembangkan soal tes menjadi 10 item soal berdasarkan kisi-kisi instrumen tes yang dapat dilihat pada tabel 3.9 halaman 56. Siswa mengerjakan soal tes uraian terbatas dengan tipe jawaban melengkapi. Uji empiris dilaksanakan oleh peneliti sebanyak dua kali. Uji empiris yang pertama dilakukan pada tanggal 19 November 2016 dan uji empiris yang kedua dilakukan pada tanggal 26 November 2016. Pada uji empiris yang pertama belum didapatkan hasil yang semuanya valid karena terdapat empat item soal yang belum valid. Kemudian pada uji empiris yang kedua, semua item soal sudah dinyatakan valid. Lembar hasil pengerjaan soal tes oleh siswa dalam uji empiris dapat dilihat pada lampiran 3.3 halaman 202. Selanjutnya, hasil uji coba empiris diolah menggunakan SPSS 22 for Windows yang bertujuan untuk mengetahui validitas dan reliabilitas pada instrumen tes sebelum digunakan pada uji coba lapangan terbatas. Validitas dihitung menggunakan rumus korelasi Product-Moment dari Pearson. Output SPSS untuk perhitungan validitas instrumen tes dapat dilihat melalui lampiran 3.4 halaman 203. Valid atau tidaknya suatu instrumen dapat dilihat dari harga sig. 2- tailed. Jika harga sig. 2-tailed lebih kecil dari 0,05, maka item soal dapat dikatakan valid Widoyoko, 2009: 139. Berikut ini adalah rekapitulasi hasil perhitungan validitas menggunakan SPSS 22 for Windows yang dapat dilihat melalui tabel 4.22. 104 Tabel 4.22 Rekapitulasi Hasil Validitas Instrumen Tes dengan SPSS No. Item Sig. 2-tailed Keputusan 1 0,001 Valid 2 0,015 Valid 3 0,000 Valid 4 0,006 Valid 5 0,026 Valid 6 0,011 Valid 7 0,005 Valid 8 0,000 Valid 9 0,000 Valid 10 0,031 Valid Berdasarkan tabel 4.22 tersebut, dapat dilihat bahwa 10 item soal sudah dinyatakan valid. Selanjutnya kesepuluh soal diuji reliabilitasnya. Reliabel atau tidaknya instrumen dapat diketahui dari nilai koefisien Alpha yang dapat dihitung menggunakan program SPSS 22 for Windows. Berikut ini adalah hasil perhitungan reliabilitas menggunakan program SPSS 22 for Windows yang dapat dilihat melalui tabel 4.23. Tabel 4.23 Hasil Reliabilitas Instrumen Tes dengan SPSS Cronbachs Alpha N of Items .858 11 Berdasarkan tabel 4.23 tersebut, dapat dilihat bahwa hasil perhitungan reliabilitas menggunakan koefisien Alpha sebesar 0,858. Lin dan Kaplan dalam Widoyoko, 2014: 201 mengatakan bahwa instrumen tes dikatakan reliabel jika mempunyai koefisien Alpha sekurang-kurangnya 0,7. Oleh karena itu, instrumen tes tersebut dapat dikatakan reliabel dan dapat digunakan pada uji coba lapangan terbatas. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 105 Instrumen tes sebanyak 10 item soal yang telah dinyatakan valid dan reliabel tersebut digunakan sebagai pretest dan posttest . Berikut ini adalah kisi- kisi instrumen pretest dan posttest yang dapat dilihat melalui tabel 4.24 Tabel 4.24 Kisi-kisi Instrumen Pretest dan Posttest Kompetensi Dasar Indikator Nomor Item Menggolongkan makhluk hidup secara sederhana Mengidentifikasi jenis penutup tubuh pada hewan 1, 3, 5, 8 Menggolongkan hewan berdasarkan penutup tubuhnya 2, 4, 6, 7, 9, 10 . Instrumen tes tersebut harus diuji keterbacaannya terlebih dahulu sebelum digunakan pada uji coba lapangan terbatas. Uji keterbacaan dilakukan kepadalima siswa kelas III di SD setara, yaitu SD Negeri Jeblog. Peneliti melakukan uji keterbacaan untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa mengenai kalimat pertanyaan yang terdapat dalam soal tes. Hasil uji keterbacaan instrumen tes dapat dilihat melalui tabel 4.25. Tabel 4.25 Hasil Uji Keterbacaan Instrumen Tes Siswa No. Item Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 1 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 38 3,8 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40 4 4 4 4 3 4 4 4 3 3 4 4 37 3,7 5 4 4 3 4 3 4 4 3 4 4 37 3,7 Rerata 38,4 3,83 Berdasarkan hasil dari uji keterbacaan instrumen tes oleh siswa SD setara pada tabel 4.25 tersebut, didapatkan rerata skor 3,83. Jika dibandingkan dengan tabel 3.18 halaman 64, rerata tersebut memiliki skor lebih dari 2,50 sehingga termasuk dalam kategori sangat baik. Hal ini menunjukkan bahwa instrumen sudah layak untuk digunakan tanpa melakukan perbaikan. Lembar hasil uji PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 106 keterbacaan instrumen tes oleh siswa SD setara dapat dilihat melalui lampiran 3.5 halaman 204. 2 Kuesioner Validasi Produk Instrumen pengumpulan data yang digunakan selanjutnya oleh peneliti adalah kuesioner validasi produk. Peneliti melakukan validasi produk kepada ahli pembelajaran IPA, ahli pembelajaran Montessori, dan guru kelas III untuk menilai kelayakan media pembelajaran penggolongan hewan berdasarkan penutup tubuhnya yang telah dibuat. Kuesioner validasi produk juga dilakukan terhadap siswa untuk menilai kelayakan media pembelajaran yang telah dibuat setelah uji coba lapangan terbatas. Peneliti membuat kuesioner validasi produk berdasarkan lima ciri media pembelajaran berbasis metode Montessori yaitu menarik, bergradasi, auto-correction, auto-education , dan kontekstual. Kisi-kisi tersebut dikembangkan menjadi 11 pertanyaan yang dapat dilihat melalui tabel 3.7 halaman 53. Instrumen kuesioner validasi produk untuk ahli dan siswa memiliki indikator yang sama, namun terdapat perbedaan dalam urutan pertanyaan dan penggunaan bahasanya. Kuesioner validasi produk tersebut divalidasi terlebih dahulu agar instrumen menjadi valid dan layak untuk digunakan. Uji validitas yang dilakukan menggunakan validasi konstruk. Instrumen tersebut divalidasi oleh dua validator, validator satu yaitu ahli pembelajaran IPA dan validator dua yaitu ahli pembelajaran Montessori. Validasi dilakukan untuk mengetahui kesesuaian bahasa yang digunakan pada kuesioner agar layak digunakan. Peneliti tidak melakukan revisi pada kuesioner validasi produk karena para ahli tidak 107 memberikan komentar sama sekali. Berikut ini adalah hasil validasi kuesioner validasi produk oleh ahli yang dapat dilihat melalui tabel 4.26. Tabel 4.26 Hasil Validasi Kuesioner Validasi Produk oleh Ahli Validator No. Item Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 1 4 4 3 4 4 4 4 4 4 3 3 42 3,82 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 42 3,82 Rerata 42 3,82 Berdasarkan hasil validasi kuesioner validasi produk oleh ahli pada tabel 4.26 tersebut, didapatkan rerata skor sebesar 3,82. Jika dibandingkan dengan tabel 3.18 halaman 64, rerata tersebut memiliki skor lebih dari 2,50 sehingga termasuk dalam kategori sangat baik. Hal ini menunjukkan bahwa instrumen sudah valid dan layak untuk digunakan. Lembar hasil validasi kuesioner validasi produk oleh ahli dapat dilihat melalui lampiran 4.1 halaman 208. Kuesioner validasi produk juga diberikan kepada siswa sebagai kuesioner tanggapan mengenai produk media pembelajaran yang diberikan setelah dilakukan uji coba lapangan terbatas. Kuesioner tanggapan siswa mengenai produk media pembelajaran tersebut divalidasi oleh tiga validator, validator satu yaitu ahli pembelajaran IPA, validator dua yaitu ahli pembelajaran Montessori, dan validator tiga yaitu guru. Berikut ini adalah hasil validasi kuesioner tanggapan siswa mengenai produk media pembelajaran yang dapat dilihat melalui tabel 4.27. Tabel 4.27 Hasil Validasi Kuesioner Tanggapan mengenai Produk oleh Siswa Validator No. Item Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 1 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 43 3,91 2 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 42 3,82 3 4 4 4 4 3 4 4 3 4 4 4 42 3,82 Rerata 42,33 3,85 . PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 108 Berdasarkan hasil validasi kuesioner tanggapan mengenai produk oleh siswa pada tabel 4.27 tersebut, didapatkan rerata skor sebesar 3,85. Jika dibandingkan dengan tabel 3.18 halaman 64, rerata tersebut memiliki skor lebih dari 2,50 sehingga termasuk dalam kategori sangat baik. Hal ini menunjukkan bahwa instrumen sudah valid dan layak untuk digunakan. Lembar hasil validasi kuesioner tanggapan mengenai produk oleh siswa dapat dilihat melalui lampiran 4.2 halaman 212. Selain itu, kuesioner tanggapan mengenai produk oleh siswa juga diuji keterbacaannya. Peneliti melakukan uji keterbacaan untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa mengenai kalimat pertanyaan yang terdapat dalam kuesioner. Uji keterbacaan tersebut dilakukan kepadalima siswa kelas III di SD setara, yaitu SD Negeri Jeblog. Berikut ini adalah hasil uji keterbacaan kuesioner tanggapan mengenai produk oleh siswa SD setara yang dapat dilihat melalui tabel 4.28. Tabel 4.28 Hasil Uji Keterbacaan Kuesioner Tanggapan mengenai Produk oleh Siswa Siswa No. Item Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 1 4 3 4 4 4 3 4 3 4 4 4 41 3,72 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 44 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 44 4 4 4 4 3 4 4 4 4 3 3 4 4 41 3,72 5 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 42 3,81 Rerata 42,4 3,85 Berdasarkan hasil dari uji keterbacaan kuesioner tanggapan mengenai produk oleh siswa SD setara pada tabel 4.28 tersebut, didapatkan rerata skor 3,85. Jika dibandingkan dengan tabel 3.18 halaman 64, rerata tersebut memiliki skor lebih dari 2,50 sehingga termasuk dalam kategori sangat baik. Hal ini menunjukkan bahwa instrumen sudah layak untuk digunakan tanpa melakukan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 109 perbaikan. Lembar hasil uji keterbacaan kuesioner tanggapan mengenai produk oleh siswa SD setara dapat dilihat melalui lampiran 4.3 halaman 218. Pada tahap ini, peneliti telah memperoleh desain media pembelajaran dan desain album media pembelajaran. Selain itu, peneliti juga telah membuat kuesioner validasi produk oleh ahli, instrumen tes yang digunakan dalam uji coba lapangan terbatas dan kuesioner tanggapan mengenai produk oleh siswa setelah menggunakan media pembelajaran. Dengan demikian, peneliti melanjutkan ke tahap yang ketiga yaitu pengembangan bentuk awal produk.

4.1.3 Pengembangan Bentuk Awal Produk