Output atau Keluaran Sistem Produksi Kerangka Berpikir

36 memproduksi suatu barang dalam jangka waktu yang pendek dengan jumlah yang dihasilkan lebih banyak dan kualitas yang lebih baik. 3. Bahan Baku Bahan baku merupakan salah satu input dalam proses produksi. Bahan baku merupakan salah satu sistem produksi agar dapat menghasilkan suatu produk atau output. Kualitas bahan baku harus tetap dijaga agar tidak merusak hasiloutput yang diproduksi oleh perusahaan. Selain itu harus diperhatikan dari segi berat, warna dan bau pada setiap pembelian bahan baku hingga proses produksi berlangsung. Pengolahan bahan baku harus sesuai dengan standart yang telah ditetapkan oleh perusahaan agar dapat memberikan hasil yang terbaik hingga dapat membantu meningkatkan produktivitas perusahaan. Bahan baku yang digunakan antara lain beras, sayur dan ikan yang merupakan bahan baku utama dalam usaha catering.

2.5 Output atau Keluaran Sistem Produksi

Pada umumnya, keluaran output dari sistem produksi adalah barang dan jasa yang merupakan hasil dari kegiatan produksi dalam perusahaan. Produk dan jasa dalam perusahaan tersebut tidak menyimpang dari produk dan jasa yang telah direncanakan dalam sistem produksi perusahaan, sehingga pelaksanaan dari kegiatan yang sudah mempunyai pola tertentu dimana pola tersebut sudah terdapat dalam sistem produksi perusahaan. Ahyari 2002 : 103 Beberapa cara meningkatkan output : 1. Mengurangi produk rusak, retak dan cacat. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber 37 2. Menambah tenaga kerja atau jam kerja dengan asumsi penambahan biaya kurang dari penambahan tenaga kerja atau jam kerja. 3. Memperbaiki proses mesin atau alat. 4. Mempercepat proses dengan peningkatan metode. Sedangkan menurut Lalu Sumayang 2000 : 11, output atau keluaran sistemproduksi dapat berupa produk yang dihasilkan oleh proses konversi juga dapat berupa barang atau jasa pelayanan. Secara umum produk barang dan jasa dapat dibedakan melalui beberapa kriteria berikut ini : 1. Barang adalah suatu yang nyata, sehingga dapat disimpan, dipindahkan dan diubah-ubah, sedangkan jasa pelayanan adalah sesuatu yang tidak nyata, hanya dapat dirasakan oleh orangkonsumen yang menikmatinya. 2. Jasa diproduksi dan dikonsumsi pada waktu yang bersamaan. 3. Produk jasa mudah basi sehingga mempersulit perencanaan kapasitas dan inventory. 4. Mutu pada produk jasa hanya dapat dibuktikan setelah pelanggan menggunakan jasa tersebut. 5. Pada produk barang, terdapat jarak yang jauh dimana antara bagian pemsaran denganbagian operasi sehingga diperlukan usaha-usaha koordinasi diantara dua fungsi ini. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber 38

2.6 Definisi Catering

Istilah katering berasal dari bahasa Inggris yaitu catering. Kata cater mengandung pengertian menyajikan makanan, sedangkan orang yang menyajikan makanan disebut caterer. Istilah katering merupakan istilah khusus yang digunakan untuk bisnis yang menawarkan jasa dan penyedia makanan dan minuman dalam jumlah banyak. Jasa katering biasanya banyak diperuntukkan dalam berbagai acara besar, antara lain perkawinan, pesta, atau sekadar arisan keluarga. Definisi tentang katering juga dijelaskan pada beberapa literatur, yaitu: 1. Peraturan Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 715MenkesSKV2003. Katering jasa boga adalah perusahaan atau perorangan yang melakukan kegiatan pengelolaan makanan yang disajikan di luar tempat usaha atas dasar pesanan dengan tetap memperhatikan tingkat penyehatan makanan. Kegiatan pengelolaan makanan yang dilakukan meliputi: penerimaan bahan mentah atau makanan terolah, pembuatan, pengubahan bentuk misalnya dari padat menjadi cair, pengemasan dan pewadahan. Sedangkan tingkat penyehatan makanan yang dimaksud adalah upaya untuk mengendalikan faktor masakan, orang serta semua perlengkapan yang dapat atau mungkin menimbulkan penyakit atau mengganggu kesehatan. 2. Menurut Badan Pusat Statistik 2006 Katering jasa boga adalah kegiatan usaha yang mencakup penjualan makanan jadi siap dikonsumsi yang terselenggara melalui pesanan-pesanan untuk kantor, perayaan, pesta, seminar, rapat, dan sejenisnya. Biasanya makanan jadi yang dipesan diantar ke tempat kerja, pesta, seminar, dan Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber 39 sejenisnya berikut pramusaji yang akan melayani tamu-tamu tersebut. Dalam hal ini, kelompok jasa boga yang melayani pesawat angkutan udara, tempat pengeboran minyak, dan lokasi penggergajian kayu termasuk di dalamnya. Berdasarkan definisi-definisi tersebut, secara umum dapat dijelaskan bahwa katering hadir dengan tujuan untuk menjawab tuntutan masyarakat akan kepraktisan. Mereka yang tidak mau direpotkan dalam urusan makanan, penataan hidangan, hingga setting lokasi acara akan langsung meminta bantuan dari jasa katering. Katering skala kecil memang hanya menyediakan makanan, tetapi katering skala menengah atau besar sudah pasti menambahkan pelayanan lain dari paket kateringnya. Katering pun hadir dalam berbagai format yaitu katering yang khusus menyediakan kebutuhan makanan dan minuman untuk pesta pernikahan, acara kantor, arisan, bahkan sekadar permintaan individu. Menurut sumber Departemen Kesehatan RI sebagaimana tercantum dalam Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 715MenkesSKV2003 industri jasa boga dapat diklasifikasikan menjadi 3 tiga golongan utama yaitu : 1. Golongan A atau biasa disebut juga dengan industri jasa boga skala kecil. Industri jasa boga kecil golongan A adalah industri jasa boga yang melayani kebutuhan masyarakat umum pesta pernikahan, ulang tahun dan hajatan lainnya dengan skala relatif kecil. Jasa boga golongan A dibedakan menjadi golongan A1, A2 dan A3 yang masing-masing dibedakan atas ukuran kemampuan menyediakan makanan porsi, bangunan dapurnya serta penggunaan tenaga kerja dari luar keluarga. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber 40 2. Golongan B industri jasa boga skala besar. Industri jasa boga golongan B skala besar adalah jasa boga yang melayani kebutuhan khusus seperti jasa boga haji, perusahaan, pertambangan, pengeboran minyak, rumah sakit dan lain-lain. Golongan B ini bisa disebut juga dengan corporate catering. 3. Golongan C industri jasa boga skala besar sekali atau yang dikenal dengan industri jasa boga yang melayani angkutan udara penerbangan. Industri jasa boga golongan C adalah jasa boga berskala sangat besar yang melayani kebutuhan alat angkutan umum internasional dan pesawat udara.

2.6.1 Catering Penerbangan

Catering penerbangan merupakan catering makanan pada yang disajikan kepada penumpang pesawat komersial. Makanan ini disusun oleh layanan penerbangan catering. Makanan ini sangat bervariasi dalam kualitas dan kuantitas di perusahaan penerbangan dan kelas perjalanan. Peralatan makanan yang digunakan berbahan dasar plastik dan logam. Dalam penyajian makanan, disediakan serbet, pada penumpang kelas pertama diberikan handuk panas dilengkapi dengan garam dan merica. Sarapan yang biasanya disajikan untuk penerbangan jarak dekat adalah sereal, kopi atai coklat panas, kue muffin serta buah – buahan. Sedangkan untuk penerbangan jarak jauh disediakan makanan seperti pancake, telur goreng, serta makanan tradisional sesuai dengan perusahaan catering yang digunakan. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber 41 Jenis dan jumlah makanan yang disediakan dalam suatu penerbangan sangat bervariasi antar maskapai penerbangan. Variasi ini biasanya berkorelasi dengan harga tiket dan jarak penerbangan. Makanan yang dihidangkan dalam penerbangan telah disiapkan dalam bentuk siap saji di darat, sehingga dalam perjalanan pramugari hanya bertugas menghidangkan langsung atau memanaskan terlebih dahulu sebelum dihidangkan kepada penumpang. Persiapan makanan di darat dilakukan oleh perusahaan katering yang telah dipilih oleh masing-masing maskapai. Perusahaan katering tersebut ada yang merupakan perusahaan dalam grup maskapai penerbangan yang dimaksud atau ada juga yang merupakan perusahaan lepas yang dikontrak oleh maskapai penerbangan. Kualitas produk makanan yang dihasilkan pihak katering tentunya menjadi tolok ukur penilaian maskapai udara sebagai pengguna yang tentunya mencakup rasa, cara menghidangkan dan keawetan makanan yang dihasilkan. Ada dua macam penerbangan yaitu : 1. Penerbangan domestik Kondisi geografis Indonesia yang berupa kepulauan dengan wilayah yang sangat luas menyebabkan transpor udara menjadi sangat penting. Kondisi ini menyebabkan jumlah lapangan udara komersial yang ada di wilayah Indonesia jumlahnya cukup banyak dan bervariasi besarnya tergantung lokasi daerahnya. Oleh karena itu di setiap kota maskapai penerbangan bekerja sama dengan perusahaan katering lokal dalam penyediaan makanan untuk penerbangan yang berasal dari kota yang dimaksud. Sampai saat ini, perusahaan katering penyedia makanan di pesawat udara yang telah Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber 42 mendaftarkan diri untuk disertifikasi halal masih sangat terbatas jumlahnya. Apalagi jika dibandingkan dengan jumlah lapangan udara yang ada di Indonesia, maka persentasenya menjadi kecil sekali. Kenyataan ini menunjukkan bahwa konsumen Muslim belum mendapatkan haknya mendapatkan jaminan kehalalan produk yang dikonsumsinya. Konsumen masih harus mencermati apakah makanan ada di hadapannya perlu diragukan kehalalannya atau tidak. Rendahnya kesadaran perusahaan katering untuk mensertifikasi produknya disebabkan oleh rendahnya kesadaran bahwa sertifikat halal merupakan hal penting yang dibutuhkan untuk menjamin kehalalan produknya, serta didukung rendahnya kesadaran konsumen untuk menuntut hak mendapatkan jaminan kehalalan atas produk yang dikonsumsinya. Oleh karena itu perlu adanya dorongan dari konsumen kepada pihak maskapai penerbangan untuk mensertifikasi katering yang mensuplai makanan untuk penerbangannya. 2. Penerbangan internasional Sistem yang dianut dalam penerbangan internasional dalam menyediakan makanan tidak jauh berbeda dengan penerbangan domestik. Masing-masing maskapai pada umumnya memilih partner kerjasama di setiap lapangan udara yang disinggahinya di negara yang berbeda. Kondisi seperti ini dengan sendirinya menyebabkan kehalalan makanan yang dihidangkan menjadi sangat perlu dipertanyakan. Pada penerbangan internasional, maskapai udara biasanya memberikan kesempatan kepada penumpang yang memiliki kebutuhan diet khusus untuk memesan jenis makanan yang dibutuhkannya Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber 43 sebelum tanggal penerbangan. Maskapai penerbangan internasional umumnya mencantumkan pilihan khusus yang disediakannya pada website resmi perusahaannya. Sayangnya national flag carrier kita Garuda Indonesia dalam website resminya tidak memberikan penjelasan tentang makanan yang dimilikinya. Jenis menu khusus yang disediakan dikategorikan sebagai special mealsdiets yang umumnya minimal terdiri dari tiga kelompok pilihan yaitu religious mealsdiets, medical mealsdiets dan infant children mealsdiets. Kelompok religious mealsdiets biasanya menawarkan kelompok makanan untuk Hindu, Muslim, Kosher, dan vegetarian, di mana kelompok vegetarian masih dibagi lagi pilihannya berdasarkan jenis kelompoknya. Kelompok medical mealsdiets menawarkan berbagai jenis pilihan untuk penumpang yang memiliki penyakit tertentu seperti diet rendah gula untuk penderita diabetes, rendah garam untuk penderita hipertensi atau diet rendah kalori. Sedangkan kelompok infant children mealsdiets menawarkan pilihan-pilihan makanan khusus untuk bayi dan anak-anak. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber 44

2.7 Kerangka Berpikir

Gambar 2.3 Kerangka Berpikir PT. Aero Catering Service ACS selaku penyedia jasa catering makanan dan minuman penerbangan menyediakan makanan yang berkualitas dengan mutu serta cita rasa yang tinggi. Menyajikan yang terbaik bagi para konsumen mulai dengan memperhatikan hingga menjadi sebuah produk yang mampu bersaing dengan usaha catering penerbangan lainnya hingga dapat memenuhi permintaan dan memuaskan pelanggan, serta memberikan prestise tersendiri bagi pelanggan akan kenikmatan makanan dan minuman yang disajikan agar dapat meningkatkan produktivitas perusahaan. Produktivitas Total Produktivitas Parsial Indeks Produktivitas Profitabilitas 1. Tenaga Kerja 2. Mesin 3. Bahan Baku Beras, Sayur dan Ikan Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber 45 Beberapa variabel perusahaan yang dapat digunakan sebagai tolok ukur peningkatan produktivitas perusahaan antara lain produktivitas total, produktivitas parsial meliputi tenaga kerja, mesin, beras, sayur dan ikan dan indeks produktivitas adalah sebagai berikut : 1. Produktivitas Parsial meliputi : a. Tenaga Kerja Produktivitas tenaga kerja diukur dalam bentuk orang yang terlibat selama proses produksi berlangsung untuk mengolah bahan baku menjadi barang jadi. b. Mesin Produktivitas mesin merupakan sarana peralatan yang dapat membantu tenaga kerja di dalam kegiatan proses produksi sesuai dengan standar yang telah ditentukan. c. Bahan Baku antara lain : a Beras Produktivitas beras diukur dalam bentuk olahan yang dihasilkan per jam oleh tenaga kerja serta mesin yang digunakan selama proses produksi berlangsung. b Sayur Produktivitas sayur diukur dengan satuan per kg setiap jamnya yang mampu dihasilkan oleh setiap tenaga kerja dan mesin yang digunakan. c Ikan Produktivitas ikan merupakan salah satu hal yang terpenting dalam industri makanan, sehingga dalam pengelolaanya harus efektif dan efisien. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber 46 2. Produktivitas Total Produktivitas total merupakan hasil dari keseluruhan produktivitas tenaga kerja, mesin, bahan baku beras, sayur dan ikan yang diolah. 3. Indeks Produktivitas Indeks Produktivitas perusahaan diperlukan guna mengetahui tingkat perkembangan dari setiap periode yang diperhitungkan. 4. Profitabilitas Profitabilitas perusahaan berfungsi untuk mengetahui kemampuan perusahaan memperoleh laba dalam hubungannya dengan penjualan, total aktiva maupun modal sendiri. Bahwa penelitian ini tidak menetapkan hipotesis karena tidak menguji kebenaran, tetapi hanya menganalisis secara deskriptif. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber 47

BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel

Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah produktivitas parsial X 1 meliputi tenaga kerja, mesin, bahan baku beras, sayur dan ikan, produktivitas total X 2 , indeks produktivitas X 3 , profitabilitas X 4 . Adapun definisi operasional dan pengukuran variabel dalam penelitian ini adalah : 1. Produktivitas Parsial X 1 Yaitu perbandingan jumlah output yang dihasilkan dari beberapa input tunggal yang diperlukan dalam proses produksi selama satu bulan, meliputi : a. Tenaga Kerja Yaitu jumlah tenaga kerja yang secara langsung maupun tidak langsung yang terlibat dalam setiap proses produksi per hari selama satu bulan orangbulan. b. Mesin Yaitu jumlah mesin yang digunakan dalam rangka mengolah bahan baku menjadi barang jadi selama proses produksi diukur dengan satuan per jam jambulan. c. Bahan Baku Yaitu volume jumlah beras, sayur dan ikan yang digunakan dalam proses produksi selama satu bulan diukur dengan satuan kilogram per bulan Kgbulan. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber

Dokumen yang terkait

Pengukuran Dan Perbaikan Produktivitas Dengan Menggunakan Model APC (American Productivity Center) Di PT. Pantja Surya

11 123 135

PENGUKURAN PRODUKTIVITAS DENGAN METODE PENGUKURAN PRODUKTIVITAS DENGAN METODE AMERICAN PRODUCTIVITY CENTER (APC)DI PD.SURABRAJA FOOD INDUSTRY.

1 4 15

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN PENGUKURAN PRODUKTIVITAS DENGAN METODE AMERICAN PRODUCTIVITY CENTER (APC)DI PD.SURABRAJA FOOD INDUSTRY.

2 20 5

TUGAS AKHIR PENERAPAN THE AMERICAN PRODUCTIVITY CENTER (APC) METHODS DALAM ANALISA TINGKAT PRODUKTIVITAS PERUSAHAAN (Studi Kasus pada PT. PANJI DANANJAYA, Sragen).

0 1 6

ANALISA PRODUKTIVITAS BERDASARKAN INDEKS HARGA DENGAN MENGGUNAKAN METODE THE AMERICAN PRODUCTIVITY CENTER (APC) DI UD. SUMA, SIDOARJO.

1 1 125

ANALISIS PRODUKTIVITAS DENGAN PENDEKATAN METODE APC (AMERICAN PRODUCTIVITY CENTER)DI PT. PANCA WANA INDONESIA KRIAN – SIDOARJO.

2 20 110

Analisis Produktivitas PT. Perkebunan Nusantara V (PKS) Sei Galuh Dengan Menggunakan Metode American Productivity Center (APC)

0 1 10

ANALISIS PRODUKTIVITAS PERUSAHAAN MELALUI PENGUKURAN INDEKS PERFORMANSI PERUSAHAAN DAN APC (AMERICAN PRODUCTIVITY CENTER) PADA PT. AERO CATERING SERVICE (ACS) JUANDA - SIDOARJO

0 1 17

ANALISA PRODUKTIVITAS BERDASARKAN INDEKS HARGA DENGAN MENGGUNAKAN METODE THE AMERICAN PRODUCTIVITY CENTER (APC) DI UD. SUMA, SIDOARJO

0 0 21

PENERAPAN MODEL AMERICAN PRODUCTIVITY CENTER (APC) DALAM ANALISIS TINGKAT PRODUKTIVITAS PERUSAHAAN (Studi Kasus pada PT. Indoplastik Kawasan Industri Terboyo, Semarang) - Unissula Repository

0 0 12