9
2.2.1 Fungsi Produksi
Empat fungsi terpenting dalam fungsi produksi adalah : 1.
Proses pengolahan, merupakan metode atau tekhnik yang digunakan untuk pengolahan masukan input .
2. Jasa - jasa penunjang merupakan sarana yang berupa pengorganisasian
yang perlu untuk penetapan teknik dan metode yang akan dijalankan sehingga proses pengolahan dapat dilaksanakan secara efektif dan
efisien. 3.
Perencanaan merupakan penetapan keterkaitan dan pengorganisaian dari kegiatan produksi dan operasi yang akan dilakukan dalam suatu dasar
waktu atau periode tertentu. 4.
Pengendalian atau pengawasan merupakan fungsi untuk menjamin terlaksananya kegiatan sesuai dengan yang direncanakan sehingga
maksud dan tujuan untuk penggunaan dan pengolahan masukan input
pada kenyataanya dapat dilaksanakan.
2.2.2 Tipe Proses Produksi
Tipe proses produksi ditinjau dari arus bahan mentah sampai menjad barang jadi dapat dibagi menjadi 2 tipe yaitu :
1. Proses produksi terus menerus lini continous process atau urutan
yang selalu sama dalam pelaksanaan proses produksi, pada umumnya produk yang dihasilkan bersifat homogen satu macam dan tidak
tergantung pada spesifikasi yang diminta pembeli.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber
10
2. Proses produksi yang terputus – putus intermintent process yaitu
proses produksi yang arus prosesnya ada dalam perusahaan tidak selalu sama, pada umumnya produk yang dihasilkan bersifat heterogen lebih
dari satu macam dan tergantung pada spesifikasi yang diminta pembeli.
2.2.3 Pengawasan Produksi
Sofyan Assauri 2001 : 147 menyatakan tentang arti dari pengawasan produksi merupakan untuk mengkoordinasi aktivitas pengerjaan atau
pengelolaan agar waktu penyelesaian yang telah ditentukan terlebih dahulu dapat dicapai dengan efektif dan efisien.
Adapun pengawasan yang perlu dilaksanakan didalam pengendalian produksi sebagai berikut :
1. Pengawasan Proses Produksi
Yaitu menentukan kapan waktu terselesaikannya proses produksi yang benar dan dapat dipertanggungjawabkan.
2. Pengawasan Bahan Baku
Merupakan faktor yang sangat penting keterlambatan penyediaan bahan baku mengakibatkan proses produksi perusahaan mengalami kemacetan.
3. Pengawasan Tenaga Kerja
Dipergunakan sebagai mengawasi tenaga kerja didalam melaksanakan pekerjaan di bagian produksi agar dapat berkonsentrasi pada produk
yang telah diproduksi menjadi barang jadi.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber
11
4. Pengawasan Biaya Produksi
Tanpa adanya pengendalian dalam biaya produksi maka akan menjadi pemborosan yang menyebabkan cost product menjadi tinggi sehingga
pada akhirnya akan mempengaruhi harga penjualan dan menempatkan perusahaan didalam posisi persaingan.
5. Pengawasan Kualitas Produk
Sebelum proses berlangsung produk diteliti terlebih dahulu agar produk yang dihasilkan bermutu tinggi.
6. Pemeliharaan
Peralatan yang setiap hari dipakai untuk proses produksi harus membutuhkan pemeliharaan yang baik lebih insentif agar tidak
mengalami kemacetan dalam proses produksi. Perawatan pada cetakan matras, pembersihan cetakan, melihat fasilitas dalam proses produksi
yang perlu adanya perbaikan.
2.2.3.1 Fungsi Pengawasan Produksi
Sofyan Assauri 2001 : 149 mengatakan untuk dapat menjalankan pengawasan dengan sempurna dan efektif, maka pengawasan produksi yang
dilakukan hendaknya mempunyai fungsi sebagai berikut : 1.
Routing Adalah fungsi yang menentukan dan mengatur urutan kegiatan pekerjaan
yang logis, sistematis dan ekonomis melalui urutan nama bahan – bahan
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber
12
dipersiapkan untuk diproses menjadi barang jadi. Routing ini merupakan dasar dari fungsi scheduling dan dispatching.
2. Loading
Adalah penentuan dan pengaturan muatan pekerjaan work load pada masing – masing pusat pekerjaan work centre sehingga dapat
ditentukan berapa lama waktu yang diperlukan pada setiap operasi tanpa adanya penundaan atau keterlambatan time delay . Loading merupakan
dasar penetuan scheduling. 3.
Scheduling Merupakan pengkoordinasian tentang waktu dalam kegiatan berproduksi
sehingga dapat diadakan pengalokasian bahan – bahan baku dan bahan – bahan pembantu serta kelengkapan kepada fasilitas – fasilitas atau bagian
– bagian pengolahan dalam pabrik pada waktu yang telah ditentukan. 4.
Dispatching Meliputi pelaksanaan dari semua rencana dan pengaturan dalam bidang
routing dan scheduling. Sebagian besar kegiatan dalam dispatching ini terdiri dari penyampaian perintah kepada bagian pengolahan yang
dilakukan sesuai dengan schedul dan urutan pekerjaan yang telah ditentukan. Apabila segala sesuatu telah ditentukan dan pemuatan
loading pekerjaan ke operasi telah dimulai, maka petugas pengawasan
produksi bertanggung jawab memberitahukan kepada petugas operasi mengenai :
a. Pekerjaan yang harus dilakukan.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber
13
b. Waktu penyelesaian yang direncanakan.
c. Laporan penilaian perkembangan dari pekerjaan tersebut.
5. Follow Up
Adalah fungsi penelitian dan pengecekan terhadap semua aspek yang mempengaruhi kelancaran kegiatan produksi. Follow up ini mencakup usaha -
usaha untuk mendapatkan bahan baku yang tidak tersedia tetapi dibutuhkan, mencari supplier yang paling baik untuk mendapatkan bahan - bahan baku
tersebut, juga meneliti mesin - mesin dan peralatan yang diperlukan serta mengenai penjualan apakah hasilnya baik atau buruk. Kesemuannya itu
dilakukan dengan tujuan agar hal - hal tersebut tidak mengganggu kelancaran didalam produksi.
2.2.4 Penentuan Letak Fasilitas Produksi dalam Pabrik
Layout fasilitas produksi merupakan keseluruhan bentuk dan penempatan fasilitas – fasilitas yang diperlukan di dalam proses produksi. Di
dalam berproduksi diperlukan peralatan – peralatan, perlengkapan – perlengkapan, mesin – mesin atau fasilitas – fasilitas produksi. Fasilitas –
fasilitas tersebut harus diatur sesuai dengan kebutuhan proses produksi sehingga hasil produksi dapat di produksi dengan jumlah dan kualitas yang
sesuai, dapat diselesaikan tepat pada waktunya dan dengan biaya yang minim. Perencanaan layout pabrik merupakan pemilihan secara optimum
penempatan mesin – mesin peralatan pabrik, tempat kerja, tempat
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber
14
penyimpanan dan fasilitas servis, bersama – sama dengan penentuan bentuk gedung pabriknya.
Jadi tujuan pengaturan layout fasilitas yang baik itu adalah : 1.
Memaksimimkan pemanfaatan peralatan pabrik. 2.
Meminimumkan kebutuhan tenaga kerja. 3.
Mengusahakan agar aliran bahan dan produk itu lancar. 4.
Meminimumkan hambatan pada kesehatan. 5.
Meminimumkan usaha membawa bahan. 6.
Memaksimumkan pemanfaatan ruang yang tersedia. 7.
Memaksimumkan keluwesan menghindari hambatan operasi dan tempat yang terlalu padat.
8. Memberikan kesempatan berkomunikasi bagi para karyawan dengan
menempatkan mesin dan proses secara benar. 9.
Memaksimumkan hasil produksi.
2.2.4.1 Macam – Macam Layout
Jenis atau macam layout dapat dibagi menjadi tiga yaitu : 1.
Layout proses atau fungsional Process Fungtional Layout Dalam layout proses mesin – mesin dan peralatan – peralatan yang
mempunyai fungsi yang sama dikelompokkan dan ditempatkan dalam satu tempat atau ruang tertentu.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber
15
2. Layout produk atau garis Product Line Layout
Didalam layout produk mesin – mesin dan perlengkapan – perlengkapan disusun berdasarkan urutan operasi yang diperlukan bagi produk yang
dibuat. 3.
Layout kelompok Group Layout Layout kelompok memisahkan daerah serta sekelompok mesin yang
membuat serangkaian komponen yang memerlukan pemprosesan yang sama.
2.2.5 Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Pemilihan Lokasi Pabrik
1. Lingkungan Masyarakat
Kesediaan masyarakat suatu daerah dalam menerima konsekuensi baik positif maupun negatif didirikannya suatu pabrik di daerah tersebut.
2. Sumber Daya Alam
Biaya produksi akan sangat dipengaruhi oleh tinggi rendahnya harga bahan. Harga bahan tersebut dipengaruhi oleh pendistribusian bahan ke
pabrik, sehingga apabila suatu pabrik terletak jauh dari sumber daya alam maka akan semakin tinggi pula biaya pengangkutan dan
pendistribusiannya. 3. Sumber Daya Manusia
Tersedianya tenaga baik terdidik ataupun tenaga terlatih yang cukup banyak merupakan factor yang penting. Didalam penentuan lokasi
pabrik harus dipertimbangkan besarnya kebutuhan tenaga kerja terhadap
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber
16
kemungkinan tersedianya tenaga – tenaga di sekitar daerah yang akan dipilih sebagai alternatif lokasi pabrik.
4. Pasar Seperti halnya bahan dasar biaya distribusi perlu ditambahkan pula pada
harga barang – barang jadi. Apakah produk itu merupakan barang yang harus dijual kepada konsumen yang sangat luas ataukah hanya akan di
jual kepada sebagian kecil masyarakat. Pendistribusian dan transportasi barang – barang hasil produksi tersebut dari pabrik pada konsumen perlu
diperhatikan lokasi yang tepat.
2.2.6 Manajemen Persediaan Bahan