52
3.4.2 Pengukuran Produktivitas Perusahaan
Pengukuran produktivitas perusahaan ini digunakan untuk mengukur perkembangan dengan membandingkan periode saat ini produktivitas yang
diukur dengan periode masa lalu produktivitas periode dasar. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan model Marvin E. Mundel. Model ini sangat tepat untuk
mengukur tingkat produktivitas yang secara teknis menggunakan waktu standart penyelesaian suatu produk. Marvin E. Mundel memperkenalkan penggunaan
angak indeks produktivitas pada tingkat perusahaan berdasarkan dua bentuk pengukuran, yaitu :
1. IP Indeks Performansi Perusahaan
= {AOMP RIMP AOBP RIBP x 100 = Indeks Performansi Periode Pengukuran Indeks Performansi Periode
Dasar x 100 Beberapa indeks produktivitas meliputi :
a. Indeks Produktivitas Tenaga Kerja
Kriteria penilaian : 1
Apabila indeks produktivitas tenaga kerja positif, maka produktivitas mengalami peningkatan.
2 Apabila indeks produktivitas tenaga kerja negatif, maka produktivitas
mengalami penurunan.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber
53
b. Indeks Produktivitas Mesin
IP = {AOMP RIMP AOBP RIBP x 100 Kriteria penilaian :
1 Apabila indeks produktivitas mesin positif, maka produktivitas mengalami
peningkatan. 2
Apabila indeks produktivitas mesin negatif, maka produktivitas mengalami penurunan.
c. Indeks Produktivitas Bahan Baku
IP = {AOMP RIMP AOBP RIBP x 100 Kriteria penilaian :
1 Apabila indeks produktivitas bahan baku positif, maka produktivitas
mengalami peningkatan. 2
Apabila indeks produktivitas bahan baku negatif, maka produktivitas mengalami penurunan.
Dimana : IP
= indeks produktivitas. AOMP
= output agregat untuk periode yang diukur. AOBP
= output agregat untuk periode dasar. RIMP
= input-input untuk periode yang diukur. RIBP
= Input-input untuk periode dasar.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber
54
2. IP Output – Input
IP = {AOMP AOBP RIMP RIBP x 100 = Indeks Output Indeks Input x 100
Dimana : IP
= indeks produktivitas. AOMP
= output agregat untuk periode yang diukur. AOBP
= output agregat untuk periode dasar. RIMP
= input-input untuk periode yang diukur. RIBP
= Input-input untuk periode dasar. Kriteria pengukuran :
Membandingkan indeks produktivitas yang diukur dengan periode dasar, bila a.
Menunjukkan negatif -, maka produktivitas periode yang diukur mengalami penurunan.
b. Menunjukkan positif +, maka produktivitas periode yang diukur mengalami
peningkatan. Gasperz, 2000 : 39
Sedangkan untuk mengukur profitabilitas perusahaan maka digunakan model APC The American Productivity Center Model. Pengukuran ini bertujuan
untuk mengetahui keuntungan perusahaan setelah melakukan proses produksi dan pada saat memasarkan hasil produksi tersebut, karena laba itu sangat menentukan
perkembangan, pertumbuhan dan kemajuan perusahaan di masa mendatang. Maka penjabaran rumus yang digunakan sebagai berikut :
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber
55
Profitabilitas = =
=
Bahwa setiap satuan penggunaan dapat mengukur profitabilitas yang dihasilkan perusahaan.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber
56
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Gambaran Umum Perusahaan 4.1.1 Sejarah Singkat Perusahaan
Aerofood ACS pada awalnya merupakan unit Garuda yang bergerak dalam pelayanan jasa boga penerbangan Garuda pertama kali dimulai di Bandar Udara
Kemayoran Jakarta dengan nama Garuda Airline Flight Kitchen atau Dapur Penerbangan Garuda pada tahun 1970. Pada tahun 1974, dengan dibukanya
Bandar Udara Halim Perdanakusumah, dibentuk usaha gabungan joint venture antara Garuda dengan Dairy Farm yang diberi nama Aero Garuda Dairy Farm
Catering Services. Semakin berkembangnya industri penerbangan serta dengan dibukanya Jakarta International Airport Cengkareng, sehingga akhirnya dikenal
dengan nama branding Aerowisata Catering Service ACS dengan nama badan usaha PT. Angkasa Citra Sarana Catering Service. Pada tahun 2009 perusahaan
memandang perlu untuk menanamkan image baru kepada para pelanggan sehingga diputuskan dengan new branding yaitu Aerofood ACS.
Aerofood ACS adalah prusahaan penyediaan jasa boga penerbangan berstandar international yang berdiri dibawah bendera PT Aerowisata
International holding company. Aerowisata Internasional sendri merupakan group perusahaan Garuda Indonesia. Kini Aerofood ACS melayani 9 maskapai
penerbangan domestic dan internasional termasuk Garuda Indonesia, Qantas, Cathay Pacific, Singapore Airline SQ, Air China, Japan JAL, Emirates, Saudi
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber