23 Pembelajaran fisika yang dapat menghasilkan hasil belajar yang
bermakna tidak lepas dari hakekat fisika itu sendiri Supriyadi, 2008: 98. Hakekat fisika tidak lepas dari hakekat IPA, karena fisika merupakan
cabang dari ilmu fisika yang merupakan suatu ilmu yang menggunakan metode ilmiah. Pembelajaran fisika merupakan suatu pembelajaran yang
menggunakan metode ilmiah yang menenkankan pada rumusan masalah, hipotesis, analisis data untuk menjawab rumusan masalah dan hipotesis,
serta kesimpulan. Berdasarkan pendapat para ahli, penulis dapat menarik kesimpulan
bahwa pembelajaran fisika adalah ilmu yang mempelajari tingkah laku alam dalam berbagai bentuk gejala. Dengan demikian, belajar fisika tujuan
akhirnya adalah memperoleh manfaat peningkatan kecakapan hidup dan memperoleh kebenaran.
5. Hasil Belajar Fisika
Belajar adalah suatu proses yang ditandai dengan adanya perubahan pada diri seseorang. Perubahan sebagai hasil proses belajar
dapat ditunjukkan dalam berbagai bentuk seperti pengetahuan, pemahaman, sikap dan tingkah laku, keterampilan, kecapakan, kebiasaan, serta
perubahan aspek-aspek lain yang ada pada individu yang belajar Nana, 2010: 5.
Menurut Mundilarto 2010: 7 hasil belajar fisika dapat dikelompokkan ke dalam kompetensi yang berupa perilaku behavioral
objectives dan kompetensi bukan perilaku non behavioral objectives.
24 Kompetensi yang berupa perilaku berwujud perilaku khusus yang harus
ditunjukkan oleh peserta didik bahwa telah terjadi proses belajar, baik dalam ranah kognitif, psikomotorik, maupun afektif. Adapun kompetensi
bukan perilaku berupa soft skills atau outcomes. Menurut Bloom untuk ranah kognitif dijabarkan sebagai berikut.
a. Knowing mengetahui
Tingkat kemampuan ini adalah yang paling rendah dalam ranah kognitif. Pada tingkatan ini siswa hanya mengingat
informasi sains yang telah diajarkan. Rentang informasi yang dimaksud bervariasi dari fakta sederhana sampai dengan teori
yang kompleks, tetapi yang diperlukan siswa hanya mengingat informasi.
b. Comprehending memahami
Pemahaman adalah langkah pertama setelah pengetahuan. Tingkat kemampuan ini mengharapkan siswa mampu
memahami arti atau konsep, situasi, serta fakta yang diketahuinya. Dalam hal ini, siswa tidaklah hanya hafal secara
verbalistis, tetapi memahami konsep dari masalah atau fakta yang ditanyakan.
c. Applying menerapkan
Dalam tingkat aplikasi, siswa dituntut kemampuannya untuk menerapkan apa yang telah diketahuinya dalam suatu
situasi yang baru baginya. Aplikasi adalah penggunaan
25 abstraksi pada situasi konkret atau situasi khusus, abstraksi
tersebut dapat berupa ide, teori, atau petunjuk teknis. d.
Analyzing menganalisis Kemampuan siswa untuk menganalisis atau menguraikan
suatu integritas atau suatu situasi tertentu ke dalam komponen- komponen atau unsur-unsur pembentuknya. Dalam tingkat ini
siswa diharapkandapat memahami dan sekaligus dapat memilah-milahkannya menjadi bagian-bagian.
e. Syntesizing mensintesis
Sintesis merupakan kemampuan berpikir kebalikan dari analisis. Sintesis adalah penyatuan unsur-unsur atau bagian-
bagian ke dalam suatu bentuk yang menyeluruh. f.
Evaluating mengevaluasi Evaluasi merupakan peringkat tertinggi pada ranah
kognitif. Dalam tingkat evaluasi, siswa diminta untuk membuat suatu penilaian tentang suatu pernyataan, konsep,
situasi, berdasarkan suatu kriteria tertentu. Berdasarkan beberapa uaraian di atas, hasil belajar sains termasuk
fisika dapat didefinisikan sebagai kompetensi yang dimiliki siswa sebagai hasil dari proses belajar yang ditunjukkan oleh perubahan perilaku siswa.
26
6. Materi Pembelajaran